senja melangit, tatapanmu merapuh
aroma bulgari terhempas angin
jenjang lehermu membasah peluh
biru langit pun mulai beranjak
beranjak meninggalkan kegelisahanmu
suarakan syair matahari, yang belum kita tulis
engkau gadisku, lekuk tubuhmu serupa diksi
meramu mimpi menuju kesempurnaan
dan kueja batang lontar, tinggalkan peradaban
satukan cahaya di lentik matamu
hitam dan putih menjadi bait rindu
di setiap morfem yang menggigil dingin
hingga selimut malam berlari
pancarkan pesona rembulan
seperti rona wajahmu
mengiang di kolong-kolong mimpiku
Malang, 2021
Ikuti tulisan menarik Vitto Prasetyo lainnya di sini.