x

Personel TNI AL menyambut datangnya kapal Destroyer AL Rusia. Foto Ilustrasi- di Tanjung Perak pada 2020 lalu /tnial.mil.id

Iklan

Djohan Chaniago

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Desember 2020

Jumat, 19 November 2021 06:44 WIB

Rusia dan Sejumlah Negara ASEAN Latihan Tempur di Perairan Dabosingkep, Riau

Sejumla Negara ASEAN, terdiri dari Brunei Darusalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapora, Thailan, Timur Leste dan Vietnam, sepakat mengikuti latihan tempur di kawasan Dabosingkep, Kepulauan Riau, Indonesia, Minggu, 28 Nopember 2021 mendatang.  

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sejumla Negara ASEAN, terdiri dari Brunei Darusalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapora, Thailan, Timur Leste dan Vietnam, sepakat mengikuti latihan tempur di kawasan Dabosingkep, Kepulauan Riau, Indonesia, Minggu, 28 Nopember 2021 mendatang.  

"Latihan tempur, dengan Sandi ARNEX (ASEAN-Russia Navy Exercise) 2021 ini terwujud, atas prakarsa Rusia yang disepakati Indonesia," kata Direktur Kerjasama Internasional Pertahanan Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan Indonesia, Brigjen    TNI J. Binsar Parluhutan Sianipar, kepada awak media Senin, 15/11, di Kemhan, Jakarta. 

Menurut Binsar Parluhutan Sianipar latihan tempur bersama Negara ASEAN itu dilakukan, untuk meningkatkan profesionalisme prajurit Angkatan Laut (AL) TNI, sebagai tolok ukur hasil pembinaan dalam keterpaduan penggunaan Alat Utama Sistem Senjata Tentara Nasional Indonesia (Alutsista).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rencana latihan tempur yang diikuti oleh sejumlah Negara ASEAN tersebut, telah mendapat persetujuan Presiden, Komisi I DPR RI, Mentri Pertahanan Prabowo Subianto, Dirjen Strathan Kemhan RI. Mayjen TNI Rodon Pedrason. Laksamana Muda (Laksda) TNI Arsyad Abdullah, selaku Panglima Koarmada I (Pangkoarmada I) sekaligus Direktur Latihan (Dirlat) Latma ARNEX 2021.   

Pada hari Rabu 13 Oktober 2021, Wakil Kepala Departemen Pelatihan Tempur, Armada Pasifik Angkatan Laut Rusia, Kapten (Angkatan Laut) Evgeny Smorkis, telah melakukan Rapat bersama  AL TNI, dan angkatan laut Negara ASEAN lainnya. Melalui Vidio Konferen, terkait Sekenario alutsista apa saja yang akan dikerahkan oleh negara peserta dalam latihan militer di Dabosingkep, Perairan Laut Riau, Indonesia.

Menjelang tahap pelaksanaan latihan Tactical Floor Game (TFG) Dabosingkep itu, Koarmada l, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengingatkan pada para perwira peserta TFG, untuk memahami tugas dan fungsinya dalam latihan tempur itu. “Masing masing perwira harus paham apa-apa yang dikerjakan sesuai tugasnya,” kata KSAL.

Yang diutamakan “taktis”, metode dalam latihan dengan tujuan untuk menguji pemahaman pelaku terhadap rencana operasi yang telah disusun. “Dalam Taktis itu akan tergambar, situasi jalannya operasi latihan yang akan dilaksanakan, dari waktu ke waktu. Siapa berbuat apa pun akan tergambar secara gamblang di atas peta,” kata KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.

“Rusia mengambil inisiatif, mengajak para Negara ASEAN melakukan latihan militer secara bersama- sama di perairan Laut Indonesia, sebagai bentuk menjaga komitmen, hubungan yang lebih bermanfaat,”ungkap Binsar Sianipar. Alasan Rusia, sejak tahun 1966, Moskow sudah menjalin kerja sama dalam segala bidang dengan negara-negara ASEAN.

Pada hari Kamis 11 November 2021. Laksamana Muda (Laksda) TNI Arsyad Abdullah, selaku Panglima Koarmada I (Pangkoarmada I) sekaligus Direktur Latihan (Dirlat) Latma ARNEX 2021, juga telah menerima paparan dari Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Dirjen Strathan Kemhan RI) Mayjen TNI Rodon Pedrason. Terkait dalam pelaksanaan Latma ARNEX 2021 yang semula direncanakan pada akhir tahun ini, ternyata dipercepat, pada hari Minggu 28 Nopember 2021 di dabosingkep kepulauan Riau.

Berdasarkan asumsi para pengamat yang dirangkum penulis, kehadiran Rusia mengajak negara ASEAN melakukan latihan militer di dabosingkep kepulauan Riau, Indonesia. Untuk membujuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT), untuk membawa Kapal Perangnya kembali kenegaranya, dari Laut Natuna.    

Guna menghindari pecahnya pertempuran antara Negara Asia Tenggara (ASEAN), atas agresivitas RRT, dalam konflik Laut Tiongkok Selatan (LTS). RRT dianggap secara masif, melakukan perluasan wilayah melalui klaim kepemilikan wilayah di LTS, dengan menggunakan sembilan garis putus-putus (nine dashed line).

Agresivitas RRT yang mengklaim Laut Tiongkok Selatan (LTS) adalah wilayahnya, mebuat beberapa negara di Asia Tenggara, yaitu Vietnam, Filipina, Malaysia, Indonesia, dan Brunei Darussalam menjadi marah. Hingga terlibat konflik, perang dingin. Sementara itu, Kapal Perang RRT diparkirkanlagi di Laut Cina Utara yang termasuk dalam wilayah perairan Indonesia. 

Diharapkan, dengan keterlibatan Rusia dalam latihan perang bersama Negara Aia Tenggara (ASEAN), RRT dapat menarik Kapal Perangnya di Perairan Laut Natuna (Laut Cina Utara). Karena, Rusia dianggap teman dekat RRT. Rusia pernah menggelar latihan militer bersama China, selama 5 hari, mulai tanmggal 9 hingga tanggal 13 Agustus 2021, dengan melibatkan sekitar 10.000 tentara. 

Latihan militer bersandikan Zapad/Interaction-2021 itu digelar di pangkalan utama Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di Qingtongxia, Daerah Otonomi Ningxia. Menurut sejumlah pengamat politik yang dirangkum penulis menyebutkan, Agresivitas RRT, atas laut Cina Selatan, merupakan luapan amarah RRT dengan AS, terkait dengan sejumlah masalah dari kedua negara itu (Djohan Chaniago).  

Ikuti tulisan menarik Djohan Chaniago lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler