x

Ilustrasi Kemarahan dari Nu.or.id

Iklan

lintasanpikirancom

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 November 2021

Jumat, 19 November 2021 11:12 WIB

Meredakan Kemarahan dalam Perspektif Agama

“Bila salah satu diantara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun, jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Marah adalah salah satu sifat alamiah manusia. Sama seperti halnya sedih, senang, bahagia, takut, dan cemas, yang juga merupakan sifat alamiah manusia. Namun, meskipun marah adalah sifat alamiah, manusia harus mampu mengendalikan dan mengelolanya dengan baik. kenapa? Agar manusia terhindar oleh kerugian yang dapat diakibatkannya.

Marah itu banyak sekali mudharat-nya loh kalau tidak dikendalikan. Kemarahan yang liar itu berpotensi merusak dan kerusakannya bisa permanen. Betapa kita sering melihat di media sosial, atau di lingkungan sekitar kita, hubungan yang rusak akibat kemarahan. Bahkan karir yang rusak akibat kemarahan. Marah itu sementara, tapi dampaknya bisa permanen.

Lalu bagaimana caranya mengatasi kemarahan? Dalam kesempatan kali ini saya ingin mengangkatnya dari perspektif agama. Rasulullah mengajarkan kepada orang-orang yang diliputi kemarahan untuk mengucap ta’awudz, a’udzubillahi minasysyaithanirrajim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada masa Rasulullah, ada dua orang laki-laki yang bertengkar. Keduanya sama-sama diliputi oleh kemarahan. Wajah mereka memerah, tanda kemarahan semakin mencapai puncaknya. Kemudian, ada salah seorang sahabat yang kebetulan lewat melihat kejadian itu, yang dengan segera melaporkannya kepada Nabi. Setelah mendengar semuanya, Nabi berkata, “Aku tahu bacaan yang jika diucapkan oleh orang yang marah maka kemarahannya pasti hilang. Suruhlah mereka berdua untuk membaca ta’awudz.”

Maka jelaslah bahwa mengucapkan ta’awudz adalah upaya yang dapat meredakan kemarahan. Namun, apakah hanya itu? tentu saja tidak. Jika kemarahan masih membara dalam dada, maka Rasulullah mengajarkan untuk merubah bahasa tubuh atau posisi tubuh. Ada hadits yang membahas hal ini.

“Bila salah satu diantara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun, jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud).

Sesungguhnya, posisi tubuh itu dapat mempengaruhi suasana hati. Maka tidak heran Rasulullah mengajarkan demikian.

Selain itu, hal lain yang diajarkan oleh Rasulullah saw. untuk meredakan marah adalah dengan berwudhu. Dalam sebuah hadits disebutkan, "Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu." (HR. Abu Daud).

Begitulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan kemarahan ala Rasulullah. Wallahu a’lam.

Ikuti tulisan menarik lintasanpikirancom lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB