x

Ilustrasi mobil listrik. Sumber foto: indiatimes.com

Iklan

Riki Sualah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Juli 2020

Sabtu, 20 November 2021 08:46 WIB

Hilirisasi Nikel, Kunci Indonesia Jadi Produsen Kendaraan Listrik Dunia

Indonesia tengah menjajaki kesempatan menjadi negara produsen baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik di dunia. Diharapkan, dengan melakukan hilirisasi industri, Indonesia bisa pemain utama yang permintaan kendaraan listrik dunia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia sedang bersiap menjadi produsen electric vehicle (EV) dunia. Dengan sumber daya alam yang kaya seperti nikel, bauksit, tembaga, mineral kunci tersebut bisa digunakan untuk pengembangan industri EV di Indonesia. 

Seperti yang kita ketahui bersama, bangsa ini bangsa besar. Dan, berpotensi besar di kemudian hari. Indonesia berpotensi menjadi global supply chain-hub di industri baterai kendaraan listrik hingga industri kendaran listrik itu sendiri.

Terlebih permintaan baterai EV global akan meningkat seiring dengan pertumbuhan permintaan EV. Pasca 2027, pasar baterai kendaraan listrik global akan mencapai 777 GWh. Sedangkan kebutuhan baterai dalam negeri mencapai 9,8-11,9 GWh pada 2023-2030.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sektor perindustrian kita sedang bersiap menyambut tantangan besar ini. Sebagaimana halnya yang terjadi di salah satu kawasan industri yang terletak di Sulawesi Tengah. Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Morowali berpotensi mengolah SDA mineral menjadi baterai EV dan kendaran listrik. Kapasitas daur ulang baterai di Morowali pada fase 1 mencapai 20.000 ton per tahun dan fase 2 sebesar 40.000 ton per tahun.

Kawasan industri seluas 141.700 meter persegi ini diketahui telah memiliki nilai investasi sebesar US$91 juta atau sekitar Rp1,3 triliun. Sembari menyiapkan industri EV, Indonesia juga tengah mengejar pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Pada 2030 Indonesia ditargetkan memiliki SPKLU sebanyak 31.859 unit. Sedangkan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) sebanyak 67.000 unit.

Selain di kawasan IMIP, Indonesia juga telah memiliki pabrik baterai listrik yaitu PT HKLM Battery di Karawang. Pabrik ini mempunyai kapasitas produksi di tahap 1 sebanyak 1 GWh yang kemudian bia menghasilkan 150.000 buah baterai.

Komponen baterai yang diproduksi berasal dari NCMA (nikel, kobalt, mangan dan aluminium) yang merupakan 90 persen dari nikel. 

Lewat pengembangan industri kendaraan listrik, Indonesia juga berkomitmen menurunkan tingkat emisi di tahun 2030. Pada 2060 mendatang, penggunaan kendaraan listrik terutama kendaraan bermotor ditargetkan telah menyeluruh.

Selain berkontribusi terhadap penanggulangan climate change, diharapkan Indonesia dapat memaksimalkan potensi industri dalam negeri. Sebuah potensi yang dapat tercapai apabila hilirisasi industri baterai hingga kendaraan listrik terwujud.

Ikuti tulisan menarik Riki Sualah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler