x

Iklan

Nur Halizah Wulan Nirmala Kanthy

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 November 2021

Minggu, 21 November 2021 08:25 WIB

Surat Pertama

Celine tiba-tiba mendapatkan surat dari seseorang dengan julukan "Rambut Gimbal" dan menyebut Celine sebagai "Gigi Ompong".

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Suasana di desa tahun 1990 terasa hangat. Aroma roti gandum menguar ke segala penjuru termasuk rumah Celine. Gadis itu terbiasa membuka jendela rumah sejak pukul 5 pagi sehingga masih kebagian suasana fajar saat menyingsing dhuha.

Sejenak, Celine menatap surat yang ia dapat dari Asep, si tukang pos keliling.

|Dari: Rambut Gimbal|

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Celine mengernyit. Adakah orang aneh yang iseng mengirim surat padanya? Tertulis di surat itu bahwa alamatnya berada ratusan kilometer dari tempat ia tinggal.

Tanpa basa-basi, Celine membuka amplop itu dengan sangat rapi.

|Hai, Gigi Ompong|

Celine menyipitkan mata. Sapaan yang sangat sopan.

|Bagaimana kabarmu? Kuharap gigimu sudah rapi agar tidak terlihat aneh. HAHAHA. Aku becanda.

Masih ingat aku? Si Rambut Gimbal yang memberimu singkong bakar saat makan siang di sekolah karena kulihat kamu tidak membawa bekal makan. Hmm... saat itu kamu terlihat sangat senang dengan cengiran yang memperlihatkan gigi ompong tengah.|

Kernyitan Celine semakin dalam. Rambut gimbal...? Otak Celine berputar mencoba menarik mundur kaset ingatannya.

“Oh???” Gadis itu menutup mulutnya dengan telapak tangan, menahan pekikan agar orang di rumah tidak terganggu.

|Yaa... benar. Ini aku, Timor. Anak kelas paling hitam dan paling gembel rambutnya.|

Seketika Celine merasa hatinya seperti diremuk. Timor adalah teman jahat yang mendadak hilang dari kehidupannya tanpa berkabar apapun. Membuatnya bertanya ke tetangga dan guru tapi yang dia dapat hanyalah Timor pergi pagi buta sekeluarga menaiki mobil bak terbuka. Entah kemana.

|Maafkan aku yang baru menghubungimu sekarang, Celine. Aku tahu ini sangat terlambat. Aku pun tidak tahu bagaimana responsmu saat membaca surat yang kubuat. Apakah marah? Sedih? Senang? Atau cuek? Berhubung kita menjadi akrab tiga bulan sebelum aku pergi.

Sudah 6 tahun kita tidak pernah bertemu. Aku harap kamu masih mengingatku sebagai orang baik. Alasanku pergi dari desa, karena nenekku di wilayah lain sedang sakit keras dan meminta orangtuaku untuk ke sana. Tentu saja untuk menetap hingga saat ini.

Dulu aku hanyalah anak usia 13 tahun yang tidak tahu apa-apa. Selama beradaptasi di tempat baru, aku mendapatkan beberapa perlakuan buruk karena kulit dan rambutku. Tapi hanya 1 tahun dan setelahnya aku mampu berdiri dengan kakiku sendiri; aku belajar beladiri! Makanya saat ini aku memiliki teman. Tidak banyak tapi hidupku tidak sekacau 1 tahun pertama.

Aku bertahan hingga sekarang. Rasanya tidak ada yang membuatku bahagia selain melihat gigi ompongmu saat tertawa keras. Aku merindukan masa kecil kita.

Oh, apakah kamu punya kekasih? Kamu bisa cerita padaku. Dan semoga dia adalah pria yang baik. |

Celine melirik kanan dan kiri. Mana ada yang mau dengan gadis culun dengan bintik cokelat di sekitar pipi dan hidungnya?

|Hanya ini yang bisa kuceritakan pada surat pertama yang kukirim padamu. Aku sangat berterima kasih pada Tuhan apabila alamat rumahmu masih sama. Dan pada orang tuamu yang tidak pergi kemana-mana membawa anak manis mereka.

Aku merindukan aroma roti Bu Yeni dan teriakan Pak Joko saat berjualan sayur. |

Celine merasa hatinya menghangat.

|Aku juga merindukanmu.|

Deg.

Wajah Celine menjadi merah padam.

|Kutunggu balasan suratmu ya! Kirim ke alamatku, jangan ke istana presiden.

N.B

Aku tumbuh dengan baik! Kuberikan foto saat aku liburan di pantai dekat rumahku ya sebagai bukti bahwa aku sehat.

Salam hangat,

Timor|

Celine tertawa saat melihat foto yang terselip di dalam amplop surat. Ternyata hanya foto Timor yang menghadap laut dan membelakangi kamera. Apa yang mau dilihat?

Gadis itu masih setia dengan debaran mengasyikkan dan gemuruh yang menggelitik perutnya. Melompat kegirangan sambil berteriak tertahan. Surat pertama dari cinta pertama Celine terasa seperti gulali ternyata.[]

Ikuti tulisan menarik Nur Halizah Wulan Nirmala Kanthy lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler