x

ilustr: SendaheartArt

Iklan

KinantiP

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Sabtu, 27 November 2021 06:37 WIB

Teman Baru

- Raqilla Sequoia Aurora Rossler - Seorang gadis cantik bak dewi yunani, rambut coklat, mata sebiru lautan siapapun yang melihatnya pasti terpesona akan kecantikannya. Akan tetapi, kehidupannya tidak semulus kedengarannya. Percintaan, persahabatan dan keluarga. - Arsenio Nathaniel Alexander - "Cuma gue yang bisa sakitin dia, rasa benci gue lebih besar dari rasa cinta gue ke dia" - Healvito Hyades Miller - "Lo sakitin dia lo mati di tangan gue" dia Raqilla Sequoia Aurora Rossler

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Brukkk

"Awww, sejak kapan disini ada pohon, perasaan kemarin Qilla main sepeda pohonnya belum ada tuh", ucap seorang anak kecil berumur 10 tahun dengan gaya cadelnya. Sebut saja namanya Qilla.

Yess it's her!  Raqilla Sequoia Aurora Rossler, anak tunggal dari pasangan Athena Adinda Rossler dan Aaron Ananda Rossler. Siapa sih yang tidak mengenal keluarga Rossler? Keluarga terkaya ke-2 di Indonesia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"HUAAAAA MAMI"

"POHONNYA NAKAL"

"QILLA GAMAU MAIN SEPEDA LAGI", teriak Qilla dengan suara nyaring sambil menggerutu.

"WOI BISA DIEM GAK LO", ucap seseorang.

Kedua mata indahnya bergerak kesana-kemari mencari keberadaan seseorang, rambut coklat terang yang diterpa angin menutupi pandangannya. Qilla merasa ada seseorang yang berteriak kepadanya. Dia melihat ke atas dan ternyata ada seorang anak laki-laki duduk di atas pohon sambil memejamkan matanya. 

"Kaki Qilla sakit, tolong bantuin qilla dong", ucap Qilla.

"Kamu gak mau bantuin Qilla ya?"

"Qilla baik kok, rajin menabung terus-

Brakk

Seseorang anak laki-laki berumur 12 Tahun berhasil melompat dari atas pohon dengan ketinggian kisaran 2-3 meter. Dia memiliki rambut hitam legam, mata coklat terang, hidung mancung dan rahang tegas. Tatapan matanya mengintimidasi, berwibawa dan mendominasi. Sangat berbeda dengan anak seusianya. Dia Arsenio Nathaniel Alexander, merupakan anak dari pasangan Rio Franklin Alexander dan Vanessa Patricia Alexander. Keluarga Alexander adalah keluarga terkaya ke-3 di Indonesia, terkenal dengan kekuatannya di dunia Mafia. 

Qilla tidak bisa berhenti memandangi ciptaan Tuhan yang lebih dari kata sempurna ini. Sepertinya Tuhan sedang tertawa ketika menciptakannya, pikir Aqilla. 

"Ehh-ehh kamu mau kemana? masa kamu tega sih liat cewe cantik duduk di aspal sendirian. Mana udah mau gelap lagi, kalo aku diculik orang gimana? kan kasian mamah papah aku!", ucap Qilla sambil mencoba untuk mengangkat badan mungilnya.

"Mana tangan lo, sini!", ucap Arsen sambil mengulurkan tangan.

"Makaci kakak ganteng", ucap Qilla sambil melingkarkan tangannya di atas pundak Arsen.

"Gue bukan kakak lo, gue Arsen", ucap Arsen ketus.

"Kenalin nama aku Raqilla Sequoia Aurora Rossler, biasa dipanggil Qilla" 

"Ohh", ucap Arsen singkat, padat dan jelas

 

DI  RUMAH AQILLA

"PRINCESS AQILLA PULANG! MAMAHH! PAPAHH! MANA RED CARPETNYAA YUHUUU", teriak Qilla yang membuat seisi rumah metutup telinga.

"EHH PRINCESSNYA MAMAH UDAH PULANG", ucap mamah Aqilla tidak kalah kencang sambil buru-buru menyambut kepulangan anak semata wayangnya. 

"Lohh sayang? ini kaki kamu kenapa?", tanya mamah Aqilla dengan nada khawatir.

"Tadi aku nabrak pohon mah, terus jatuh deh dari sepeda", ucap Aqilla se-dramatis mungkin.

"Terus pohonnya gak kenapa-napa kan?", tanya mamah Aqilla dengan nada mengejek.

"IHH MAMAH, KOK MALAH POHONNYA YANG DITANYAIN AKU NGAMBEK NIH", ucap Aqilla pura-pura marah.

"Cup cup cup anak cantik mamah, jangan ngambek dong. Sini kakinya mamah obatin dulu", ucap mamah Aqilla membujuk.

Seakan dunia hanya milik berdua, pasangan anak dan ibu ini melupakan kehadiran orang lain yang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka sambil cekikikan.

"Mah, tadi aku liat di depan banyak mobil. Itu mobil papah yang baru?", tanya Aqilla sambil memperhatikan mamahnya yang sedang fokus membalut luka.

"Ada sahabat mamah sama papah waktu SMA dulu datang berkunjung ke rumah kita, soalnya mamah udah lama banget gak ketemu mereka", ucap mamah Aqilla menjelaskan dengan sabar.

"Oalahh gituu, ada berapa orang mah? mereka punya anak seumuran aku ga? terus itu temen mamah waktu SMA kelas berapa? udah berapa tahun temenannya mah? umur mereka berapa mah? lebih tua dari mamah atau lebih muda? terus- 

"Kerjaannya nyerocos mulu, anak siapa sih ini?! kayaknya ketuker deh di rumah sakit", ucap mamah Aqilla meledek lalu kabur meninggalkan Qilla sebelum diamuk oleh anaknya tersebut.

"MAMAHHHHH", teriak Aqilla 

"Qilla sayang, udah berapa kali papah kasih tau anak cewek itu gak boleh teriak-teriak. Malu loh sama tamu kita", ucap papah Aqilla menasehati. 

"He-he-he iya pah, maafin Qilla yaa. Janji deh Qilla gak ulangin lagi", ucap Aqilla cengengesan sambil mengangkat jari kelingking.

"Sini papah kenalin sama teman-teman papah", ucap papah Aqilla lembut. Aqilla duduk di sebelah papahnya. Ia melihat ada beberapa orang dewasa seumuran dengan papah mamahnya dan anak-anak seumuran dirinya. 

"Qilla, ini adalah om Azka dan tante Ana", ucap sang papah.

 "Halo om ganteng dan tante cantik, nama aku Aqilla", ucap Aqilla dengan khas cadelnya.

"cantik sekali anakmu Aron, oh iyaaa ini anak tante, Hyades", ucap Ana. 

Aqilla tidak bisa melepaskan pandangannya dari Hyades, terpesona akan ketampananya. Aqilla menjuluki dirinya sebagai pemburu pria tampan. Entah darimana dia belajar mengenai hal itu.

"Hai Hyades, kenalin aku Aqilla. Umur kamu 12 tahun kan? kita cuma beda 2 tahun lohh. Zodiak aku Virgo, inget yaa", ucap Aqilla panjang x lebar x tinggi.

"Hm", ucap Hyades dingin.

"Qilla sayang, ini tante Karen dan om Aaren. Mereka adalah teman mamah waktu SMA dulu", ucap mamah Qilla.

"Mirip sekali dengan kamu Thena, sifatnya, wajahnya, persis mamahnya", ucap Aaren sambil mengelus kepala mungil Qilla.

"Ayo Faren, kamu kenalan dong sama Qilla", ucap Karen.

"Halo Faren, kamu cantik banget hehe", ucap Qilla tersenyum memperlihatkan gigi ompongnya.

"Itu gigi kamu kenapa? kok gak ada giginya?", tanya Faren tanpa rasa bersalah.

"Gigi aku ompong soalnya keseringan makan permen sama ice cream", ucap Qilla.

"Bandel sih kamu kalau dibilangin sama mamah", ucap mamah Qilla tegas.

"Abisnya ice cream sama permen itu sangat menggoda mah, aduh Qilla bayanginnya aja jadi ngiler kan", ucap Qilla membayangkan enaknya makan Ice cream.

'She is mine' ucap seseorang yang sedari tadi terus memperhatikan Qilla dalam diam. Ia mengagumi kecantikan bak bidadari seorang Raqilla Sequoia Aurora Rossler. Qilla akan menjadi miliknya seutuhnya.

"Hai Qilla! aku Kiev, seumuran juga sama kamu. Semoga kita bisa jadi teman dekat ya", ucap Kiev dengan semangat.

"Wahh akhirnya ada yang seumuran sama aku, senangnyaa hatikuu lalalala~"

"Aku yakin kita pasti kompak banget, ya ga?", ucap Kiev.

"Yoi broo", ucap Qilla menjaga kekompakan.

"Pah, kalau yang mukanya serem ini om siapa namanya?", ucap Qilla Polos.

"Gak boleh gitu sayang, walaupun mukanya memang agak serem tapi om ini sebenarnya baik kok. Sering bantuin papah sama mamah juga, berjasa banget buat keluarga kita", ucap Papah Aqilla menjelaskan.

"Maafin Qilla yaa om ganteng, kalau yang duduk di samping om itu siapa?", ucap Qilla sambil menatap ke arah anak laki-laki yang sedari tadi memainkan telepon genggamnya.

"Ini Arsen, anak om", ucap Rio.

"LOHH KAMUU!?", ucap Qilla Kaget. 

"Kalian saling kenal?", ucap mamah Aqilla bingung.

"Iyaa mah, tadi kan waktu Qilla jatuh dari sepeda. Dia yang nolongin Qilla mah", ucapnya menjelaskan tanpa menutupi rasa kagetnya. 

What!? jadi dia salah satu anak temennya papah. Sejak kapan yaa? kok aku gak pernah tau. Yaiyalah aku gak tau, kan aku jarang keluar. Hihh aqilaa-aqilla gimana sih kamu. Ucap Aqilla dalm hati. 

"Qilla sayang", panggil mamah Qilla dengan suara lembut.

Aqilla tidak menjawab panggilan sang mamah, masih fokus dengan pikirannya sendiri. Dia belum bisa menghilangkan rasa kagetnya dan terus memandangi wajah Arsen dengan mimik lucu. 

"lucu", ucap seseorang dalam hati.

"RAQILLA SEQUOIA AURORA ROSSLER!", ucap sang mamah kesal karena sedari tadi, anak kesayangannya ini terus saja mengabaikannya.

"Ha-hah iyaa, kenapa mah? kata papah gaboleh teriak-teriak loh mah. Tuh pah, masa mamah teriak tapi gak dimarahin sih sampai kuping aku sakit nih", ucap Aqilla mengadu.

"Mahh, ajarin yang baik dong ke anak kita", ucap papah Qilla menasehati.

Bleee bleeee

Hahahhaha 

Mamah dimarahin papah

Hahahhahahahha marahin aja tuh mamah pah

Aqilla tertawa lepas sambil mengejek sang mamah, menjulurkan lidahnya sehingga memperlihatkan gigi ompongnya. Qilla tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa karena baginya ini sangat lucu, jarang-jarang kan papah marahin mamah. Sepertinya hal ini perlu di abadikan di museum deh. Ujar Qilla dalam hati.

"Udahh ahh Qilla ketawanya, itu mamahmu udah mulai ngambek"

"Iyaa pahh, habisnya lucuu banget hehehe"

"Maafin Qilla yang cantik ini yaa mah", ujar Qilla menunjukkan puppy eyes yang membuat siapa saja akan bertekuk lutut karena wajah imut nan lucunya. Sepertinya Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakannya.

"Hmmm maafin gak yaa? iyaaa mamah maafin", ucap sang mamah bercanda. Siapa yang tega melihat anak kecil berwajah malaikat ini.

"Qilla sayang, ajak teman-teman kamu main sana", ucap papah Aqilla.

"Okee pah, yuk kita ke lantai 2. Ada ruang bermain loh, kita main disana aja", ucap Qilla penuh semangat.

Aqilla mengajak Faren untuk bermain bersama, sementara Hyades sibuk dengan buku bacaannya. Arsen yang sedari tadi melihat telepon genggamnya, entah apa yang dia liat. Sepertinya hanya Kiev yang bingung mau ngapain dan berujung dia menggangu Aqilla dan Faren. 

"KIEV JANGAN TARIK-TARIK RAMBUT AKU, NANTI RONTOK GIMANA"

"IHHH KIEV KEMBALIIN"

"KIEVV, AKU BILANGIN MAMAH KAMU YAA!!"

"AMBIL KALAU BISA, BLEEE"

"PENDEK SIH HAHAHHAHA"

"CEBOL CEBOL"

"KIEVVVVVV, AKU NANGIS NIHH"

Terjadilah aksi hajar menghajar, jambak menjambak dan pukul memukul. Seperti itulah jika anak rusuh dengan anak bermulut toa digabungkan. Mungkin sebentar lagi dunia akan hancur. Berdoa saja agar mereka segera tobat.

TOK TOK TOK

Ceklek

"Ada apa ini teriak-teriak? Qilla, jelasin ke mamah", tanya mamah Aqilla geram.

Aqilla melihat ke arah teman-temannya meminta pertolongan. Mati aku kena semprot ibu negara, manaa ini gak ada yang mau nolongin. Ish liat ajaa yaaa kalian! ucap Qilla dalam hati.

" I-ituu mahh.. emmm ituu", ucap Qilla gugup.

"Itu, itu apa? yang jelas ngomongnya Raqilla Sequoia Aurora Rossler" 

"Itu mah tadi Kiev gangguin aku sama Faren main makanya kita teriak-teriak, masa dia tarik rambut aku terus buang mainan kita ke closet mah", ucap Aqilla dengan wajah memelas.

Aqilla menertawakan Kiev dalam hati, mampus kena kan kamu wleee.. ucap Qilla dalam hati sambil menjulurkan lidahnya ke arah Kiev secara diam-diam agar gak ketahuan mamahnya. Kalau sampai ketahuan, bisa ikut dihukum juga dirinya.

"Engga tante, Aqilla bohong", ucap Kiev berbohong.

"Tuh liat tante, masa tadi Aqilla lidahnya melet-melet", lanjut Kiev.

Aqilla pun tidak mau kalah, ia menyenggol tangan Faren untuk membantunya.

"Lidah aku lagi kering, makanya tadi melet-melet", ucap Aqilla percaya diri. Ngeles terus kayak bajaj.

"Iya tante, tadi Kiev gangguin kita main", ucap Faren berusaha membantu Qilla.

"Bohong itu dosa loh" 

"Kan kamu yang bohong, berarti kamu yang dosa dong" 

"Kok aku sih? kamu yang bohong" tidak mau kalah.

"Jelas-jelas tadi kamu yang bohong"

"Kamu"

"Pokoknya kamu"

"KAMUUUU"

Mamah Aqilla semakin pusing dan geram mendengar perdebatan mereka. Kalau aja bunuh anak sendiri gak dosa, udah dari tadi kali aku bunuh. Tapi sayangnya membunuh itu dosa. Ucap mamah Qilla dalam hati.

"KALIAN DIAM ATAU KELUAR SEKARANG!?", ucap mamah Qilla yang sudah mulai kesal dengan kelakuan anak-anak ini.

Seketika itu juga, ruangan yang tadinya berisik seperti di pasar berubah menjadi hening tidak ada yang berani mengeluarkan suara.

"Nahh gini kan adem kelihatanya. Sebagai hukuman, Kalian bertiga dihukum mencuci piring. Tidak boleh main sebelum selesai", ucap mamah Qilla menjelaskan.

"Ini semua gara-gara Kiev, coba aja tadi kamu ngaku", ucap Qilla kesal.

"Kok gara-gara aku sih? kamu sih tadi melet-melet", ucap Kiev membela diri.

"Udah udahhh, mending sekarang kita cepat-cepat cuci piring biar kita bisa main lagi", ucap Faren memberi saran.

"Ehh gimana kalau kita ajak Hyades dan Arsen juga? biar lebih cepat selesai", ucap Qilla berbisik ke Faren dan Kiev.

"Ide bagus tuh, tumben pinter kamu", ucap Kiev mengejek.

"Emang aku pinter kali" 

"Udah deh gausah berantem lagi, mending kita langsung ajak mereka", ucap Faren menjadi penengah.

"Umm tapi aku takut, serem mukanya", ucap Qilla merinding.

"Sana Kiev kamu aja yang ngajak, kan ini semua salah kamuu juga", lanjut Qilla sambil mendorong Kiev untuk mengajak Hyades dan Arsen.

Kiev maju perlahan, semakin dekat dengan tempat mereka berada. 

"Ka-kali-kalian mau bantuin kita nyuci piring gak?", ucap Kiev gugup.

Krik krik

"HAHAHAAHAHHA KIEV DIKACANGIN", ucap Qilla tertawa puas.

Kiev merasa kesal, lalu ia menarik tangan Qilla tanpa aba-aba dann....

Bruk

Qilla jatuh ke pangkuan seseorang, ia memejamkan matanya takut untuk melihat siapa yang berada dibawahnya. Ia membuka matanya perlahan, kaget melihat orang yang berada di bawahnya. 

"Berdiri!", ucap Hyades dingin.

"O-ohh iyaa, maafin Qilla ya", ucap Qilla gugup sambil berusaha berdiri.

Qilla menatap tajam Kiev, matanya setajam pisau yang siap untuk menerkam Kiev. Sepertinya hari ini aku akan mati, kabur aja deh. Ucap Kiev dalam hati. Poor Kiev.

 Kiev mundur secara perlahan, lalu berlari keluar dengan cepat. 

"KIEVVVVVVVV, AWAS KAMU YAAA", ucap Qilla teriak kesal.

Faren cekikikan melihat perdebatan antara Qilla dan Kiev. Punya temen gini amat, ucap Faren dalam hati.

Ikuti tulisan menarik KinantiP lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler