x

Iklan

Mirna Wati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Minggu, 28 November 2021 13:33 WIB

Kisah di Balik Gamis Putih

Amira tidak bisa memberikan kepastian kepada kakaknya. Ia begitu di sibukkan dengan perkuliahan dan organisasi sehingga waktu luangnya tidak banyak. Namun kesempatan berpihak padanya jadwal kuliah dan kegiatan lainnya pada saat itu benar-benar kosong. Ia memanfaatkan hal itu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Drrriiiiinnnggggg......

Suara handphone berbunyi menandakan ada panggilan masuk. 

"Halo Assalamualaikum" suara wanita terdengar dari seberang sana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Waalaikumsalam. Ada apa kak ?" Tanya Amira Tunisa, gadis berkulit putih dan memiliki postur tubuh yang tinggi. 

"Kamu bisa pulang besok dek? sebab kakak besok mau pulang ke rumah jadi kakak mau kamu pulang juga supaya kita bisa jumpa" jelas kak Rena kepada Amira

Kak Rena meminta Amira untuk pulang ke rumah, karena kak Rena ingin sekali berjumpa pada Amira yang sekian lama rindu padanya. 

"Baik kak, besok Amira lihat jadwal kuliah dulu ya kak, jika kosong Amira pulang kok, tapi kalau enggak kemungkinan lusa baru bisa" jawab Amira dengan jelas.

Amira tidak bisa memberi kepastian kepada kakaknya, ia begitu disibukkan dengan perkuliahan dan Juga organisasi. Sehingga waktu luangnya tidak banyak. Namun kesempatan berpihak padanya, jadwal kuliah dan kegiatan lainnya pada saat itu benar-benar kosong. Ia memanfaatkan hal itu. 

Semua barang-barang telah ia siapkan untuk di bawa pulang dan tak lupa ole-ole untuk keluarga.

"Des bisa antar aku pulang gak?" Tanya Amira pada sahabatnya.

"Bisa Ra, yok aku antar" jawab Desi sambil menaikkan barang-barang Amira ke motornya.

Kendaraan roda dua dan empat kini saling berlalu lalang di jalan raya. Kini tibalah Amira di pelabuhan tempat kendaraan laut bersandar. Amira pun langsung Menuju kendaraan tersebut yang lebih di kenal dengan Speedboat dan di ikuti oleh para penumpang lainnya. 

"Mau pulang ke mana dek?. Abang nya mana? " Tanya salah satu ABK tersebut, seketika Amira merasa kaget Dengan pertanyaan kedua dalam hatinya berkata " Abang perasaan tadi aku hanya sendiri" Amira pun langsung mencari tempat duduk yang aman dan nyaman buatnya. Dan tidak menghiraukan pertanyaan itu. "Dek kok abang nya di tinggal?" Sebuah pertanyaan terlontar lagi dari supir kendaraan tersebut. " Maaf bang saya dari tadi hanya sendiri" jawab Amira kebingungan. 

"Lah masa ia sendiri sepertinya Adek ini pengantin baru ya ?" Tanya orang itu Lagi. Amira tambah bingung, dia tidak menyadari bahwa kostum yang ia gunakan pada saat itu adalah gamis berwarna putih di tambah lagi coretan Henna di bagian tangannya sehingga penampilannya seperti wanita yang baru menikah. " Maaf bang saya masih kuliah jika Abang mempermasalah kan Henna saya, ini hanya Henna biasa bukan Henna untuk menikah" jelas Amira sambil memperlihatkan Henna nya. Orang-orang itu masih Belum percaya dengan penjelasan Amira dan masih ingin mencari tau lebih banyak lagi. Amira pun mulai Risih karena banyak penumpang yang melihat ke arah nya. 

"Kalau memang belum, berapa kira-kira mahar untuk melamar kamu dan Kapan kamu siap untuk di lamar. ?" Jantung Amira Seketika itu berdetak kencang, ia kaget dan menoleh ke arah pemilik suara itu dan ia temui seorang laki-laki yang memakai kemeja putih dan kopiah putih tepat berada di belakang Nya. "A a a amm saya tidak tau" jawab Amira gugup sambil memalingkan wajah dari Laki-laki itu. 

Kendaraan pun mulai berlabuh di lautan yang berdampingan dengan ombak yang bergulung gulung. Sinar matahari tak kalah cerah membuat cuaca semakin panas. 

" Nih buat kamu" laki-laki itu menyodorkan sebotol minuman dingin pada Amira. Amira pun menerimanya karena ia benar-benar haus pada saat itu. 

Kendaraan pun mulai bersandar di bibir pelabuhan tempat tinggal Amira. Ia pun naik bersamaan penumpang lainnya termasuk Hafidz laki laki yang memberinya minuman. "Loh kamu tinggal di sini juga" tanya Amira. Hafidz hanya tersenyum sambil mempersilahkan ia untuk berjalan duluan. "Biar saya yang membawa barang mu" jelas Hafidz. Amira pun berjalan sambil kebingungan penuh dengan tanda tanya. 

Sesampainya di rumah..

"MasyaAllah, Alhamdulillah kamu dah nyampe nak " ibu Amira memeluknya dan di barengi dengan kakaknya. 

"Hafidz ayok masuk " kak Rena mempersilahkan hafidz. 

Amira tambah bingung dengan keadaan sekarang ini sebenarnya siapa hafidz ini kenapa dia kenal dengan keluarga nya. Hafidz pun mulai berbicara karena dia tau Amira sedang dalam kebingungan. 

"Om, Tante dan juga kak Rena. Saya datang kemari dengan niat baik untuk melamar anak om dan Tante. Jika saya di terima saya akan membawa kedua orang tua saya untuk meneruskan niat baik ini" tutur Hafidz dengan jelas. " Semuanya kami kembalikan pada Amira" jawab kedua orang tua Amira. 

Amira masih tak percaya dengan hal tersebut mana mungkin orang yang tidak ia kenal langsung melamarnya. Kak Rena pun menjelaskan padanya sebenarnya dia yang menyuruh hafidz untuk datang kerumah karena Kak Rena sudah jauh Lebih mengenal Hafidz dia adalah Alumni santri di Pesantren di Kalimantan. Ia tidak mau Amira hanya terfokus pada perkuliahan nya sehingga ia lalai untuk menikah. Sementara usianya sudah 23 tahun dan masih ada 1 tahun lagi untuk menyelesaikan pendidikan S1 nya. 

Dari penjelasan Kakaknya Amira pun paham Dan dengan Bismillah ia menerima lamaran Hafidz dengan syarat Hafidz harus menunggu nya sampai ia menyelesaikan pendidikannya. 

Dari yang awalnya di kira sudah menikah dan di kira candaan kini menjadi kenyataan. Siapa sangka Allah mempertemukan Nya dengan orang yang tepat. Jangan pernah khawatir Allah akan mempertemukan kita dengan orang yang baik dan tepat dengan jalan yang di Ridhoinya.

Ikuti tulisan menarik Mirna Wati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler