Pemberlakukan PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas) sudah mulai dilaksanakan sejak awal semester ganjil tahun ajaran 2021-2022 di sekolah tempat saya mengajar, yakni SMP Negeri 5 Teluk pakedai, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Umumnya, pelaksanaan PTMT ini dimaksudkan agar dapat menyelamatkan peserta didik dari risiko dampak negatif PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) secara berkepanjangan, dan tentunya juga diharapkan dapat mengembalikan semangat belajar mereka. Namun PTMT tidak sepenuhnya dapat membantu peserta didik dalam memenuhi kebutuhan belajar di sekolah. Hal ini dikarenakan, adanya pengurangan hari dan durasi jam yang jauh lebih singkat dibanding pertemuan tatap muka sebelum pandemi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, blended learning adalah satu di antara beberapa solusi yang dapat diupayakan. Secara spesifik, saya sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia menerapkan model flipped classroom dengan tujuan mengefisienkan alokasi waktu selama PTMT. Seperti yang telah diketahui, flipped classroom adalah pembelajaran yang membalik metode tradisional yang mana materi biasanya diberikan pada proses pembelajaran, tetapi pada model ini justru materi diberikan sebelum proses pembelajaran. Jadi, peserta didik fokus untuk mendiskusikan materi atau masalah yang belum dipahami terkait materi yang dipelajari secara mandiri. Adapun media yang digunakan dalam penerapannya, yaitu website yang terintegrasi dengan berbagai sumber belajar, misalnya portal Rumah Belajar dari Pusdatin Kemdikbudristek, atau media sosial yang saya miliki seperti kanal Youtube Kelas Daring Bahasa Indonesia, serta akun Instagram Pegiat Literasi Digital yang bermuatan carousel pembelajaran.
Tindak lanjut dari solusi tersebut, model pembelajaran flipped classroom dengan memanfaatkan media berbasis website ini, saya terapkan pada pembelajaran Teks Eksplanasi di kelas 8 dengan mengikuti sintaks sebagai berikut:
- Sebelum PTMT, peserta didik mempelajari materi di dalam website yang tautannya telah didistribusikan melalui whatsapp group. Pada paparan materi yang tersaji di dalam website tersebut, saya juga menyertakan CTA (Call To Action) berupa pertanyaan singkat berkaitan dengan materi yang disampaikan guna mengetahui pemahaman peserta didik saat belajar secara mandiri. Selain itu, peserta didik juga dipersilakan membuat catatan atau pertanyaan untuk didiskusikan saat pelaksanaan PTMT;
- Saat PTMT, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan beberapa hal penting yang ingin didiskusikan dengan melibatkan semua peserta didik, dan guru bertugas membimbing jalannya diskusi;
- Setelah PTMT, peserta didik mengerjakan penugasan yang diberikan guru, misalnya tugas proyek berupa penyusunan kerangka yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah teks eksplanasi utuh.
Dengan demikian, penerapan model flipped classroom dengan memanfaatkan media berbasis website yang dapat diintegrasikan dengan berbagai sumber belajar tentunya memberikan kebebasan dan kemudahan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi bahan ajar yang disajikan oleh guru. Sehingga keterbatasan di masa PTMT pun tidak menjadi hambatan dalam menciptakan proses pembelajaran inovatif yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.
Ikuti tulisan menarik Miranty Ariesya lainnya di sini.