x

Iklan

Fandi Hasib

Guru Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
Bergabung Sejak: 27 November 2021

Senin, 29 November 2021 10:19 WIB

Kala Bahasa Indonesia Bergema di Negeri Mutiara Laut Orien

Bahasa Indonesia semakin diminati oleh negara-negara lain untuk dipelajari. Tidak terkecuali sebuah negara berjuluk Negeri Mutiara Laut Orien. Sebuah negeri yang ternyata memiliki kemiripan bahasa nusantara, bahasa Indonesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

KALA BAHASA INDONESIA BERGEMA DI NEGERI MUTIARA LAUT ORIEN

Fandi Hasib

“Nama saya Rizandrea.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Nama saya John Carlo”

“Nama saya Dennise”

“Nama saya Joana Marie”

Perkenalan nama sekitar dua puluh orang terdengar beruntun dari dalam sebuah aula.

Nama mereka berbeda antara satu dengan yang lain, namun ada satu kesamaan dalam perkenalan itu. Mereka semua terdengar jelas berusaha keras melafalkan dua kata “nama’’ dan “saya”.

Terang saja, terbata-bata. Mereka adalah warga Negeri Mutiara Laut Orien alias Filipina yang mengikuti kelas bahasa Indonesia tingkat pemula di aula Kedutaan Besar Republik Indonesia di Manila.

Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang difasilitasi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan diadakan setiap akhir pekan menarik ratusan pendaftar hingga kelas harus dibagi jadi tiga sesi.

Mereka yang datang berasal dari beragam profesi, mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, diplomat, hingga pemandu wisata.

Alasan mereka tertarik belajar bahasa Indonesia beragam. Ada yang ingin menjadi poliglot dengan menguasai banyak bahasa, ada yang berencana mengunjungi Indonesia, ada pula yang tertarik dan menyukai film, lagu, dan budaya Indonesia. Ada juga pemelajar berdarah Indonesia dengan salah satu orang tuanya merupakan orang Indonesia, namun karena lahir dan besar di luar negeri, bahasa Indonesia menjadi sesuatu yang harus dipelajari dari awal.

Saat mempelajari bahasa Indonesia, para pemelajar warga negara Filipina mengaku cukup mudah dan tidak butuh waktu lama memahami setiap kata bahkan kalimat. Terlebih ada banyak kata yang sama atau mirip antara bahasa Indonesia dengan bahasa mereka, bahasa Tagalog. Misalnya kata “Anak” dan “Langit” yang memiliki arti yang sama antara kedua bahasa. Ada juga kata “Mahal” yang pelafalannya sama namun maknanya berbeda. Jika dalam bahasa Indonesia mahal berarti harga yang tinggi, maka mahal dalam bahasa Tagalog bermakna cinta.

Dengan pelafalan yang sama tersebut, para pemelajar mengaku bahasa Indonesia lebih cepat dipelajari dibanding saat mereka belajar bahasa asing lainnya.

Tidak hanya di Kedutaan Besar Republik Indonesia, kelas bahasa Indonesia juga diselenggarakan di sejumlah sekolah dan universitas di Filipina yakni di Doro Deus Integrated School, University of the Philippines, National Commission for Culture and the Arts, hingga Department of Education yang merupakan Kementerian Pendidikan Filipina.

Dengan sebaran kelas bahasa Indonesia di berbagai instansi tersebut, Filipina menjadi salah satu negara yang menjadi target meningkatkan jumlah penutur bahasa Indonesia di luar negeri. Hal ini dilakukan untuk mencapai internasionalisasi bahasa Indonesia, yakni menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2045.

 

 

Ikuti tulisan menarik Fandi Hasib lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB