x

Belajar sepanjang hayat

Iklan

Arif Mustofa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 27 November 2021

Senin, 29 November 2021 10:29 WIB

Mewujudkan Merdeka Belajar Secara Hakiki

Sebuah perjalanan mewujudkan Merdeka Belajar seutuhnya, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Merdeka belajar adalah sebuah langkah  sekolah, guru dan siswa untuk melaksanakan sebuah pembelajaran  dengan kebebasan terarah untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan yang menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, berintegritas dan memiliki nilai-nilai luhur sesuai tujuan para pendiri bangsa Indonesia dahulu. Merdeka belajar adalah sebuah titik awal untuk memulai berbagai perubahan diera 4.0 yaitu bagaimana cara kita mengintegritaskan teknologi baik secara fisik maupun non fisik dalam pembelajaran dengan membentuk siswa yang kompeten, cerdas untuk SDM bangsa, dan berbudi luhur.

Kondisi pendidikan di Indonesia menurut Pisa  (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2021 berada pada peringkat 55 dari 75 negara, ini berarti pendidikan di Indonesia masih memerlukan banyak perubahan dan perbaikan untuk meningkatkan nilai pendidikan dan sesuai dengan tujuan luhur bangsa Indonesia menjadi negara emas pada tahun 2045. kita menyadari bahwa selama ini pendidikan yang telah kita jalankan masih stagnan dan menerapkan metode-metode klasikal yang tidak mendukung sebuah perubahan dari tingkat dasar sampai tingkat atas.Tentu jika kita kaji mendalam ada banyak hal yang menyebabkan nilai pendidikan di Indonesia masih berada di ranking bawah, ada berbagai elemen-elemen yang selama ini kita sadari belum menunjang untuk anak sebagai tujuan utama pendidikan memiliki pemikiran yang kritis inovatif dan kreatif.

Dari keadaan di atas maka kita selaku seorang guru sebagai ujung tombak perjuangan pendidikan harus segera melakukan perubahan-perubahan yang langsung memberikan dampak nyata agar pendidikan di Indonesia dapat berubah menjadi lebih baik. Merdeka belajar diyakini telah memiliki sebuah awal dan tujuan yang baik untuk meningkatkan segala elemen pendidikan di Indonesia namun sebagai seorang guru yang selama ini telah berjalan nyata dalam kehidupan pendidikan di Indonesia ada satu hal yang yang begitu penting tetapi seakan hal tersebut terlupakan atau terabaikan, akibatnya dalam pelaksanaan merdeka belajar selama ini terasa berjalan pincang, satu hal penting tersebut yakni Merdeka Mengajar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar sebenarnya adalah dua hal berbeda namun memiliki tujuan yang sama, yakni mewujudkan Pendidikan Indonesia yang maju dan berintegritas luhur. selama ini kita hanya menerapkan dan berpacu pada merdeka belajar tanpa berpikir satu keseimbangan satu sisi yang lain yakni merdeka mengajar. Dalam pendidikan hubungan timbal balik antara seorang peserta didik dan guru adalah dasar dalam mewujudkan pendidikan yang sakral, tak ada yang dapat menggantikan keabsahan  hubungan seorang guru dan peserta didik dengan apapun. Jika ditelaah lebih mendalam, kita dapat mengasumsikan bagaimana mungkin seorang anak dapat bebas belajar ketika orang tua tak mampu bebas dalam mendidik. kebebasan dalam mengajar disini tentu harus diartikan dalam sebuah pandangan yang luas dan jelas.

Pemerintah tentu selama ini telah menentukan dan memberi tujuan yang bermakna bahwa merdeka belajar telah melingkup juga tentang merdeka mengajar, akan tetapi dalam kenyataan dunia pendidikan langsung pengertian tersebut tidak dapat diterapkan sesuai teori. Kita dapat melihat secara langsung efek perubahan yang signifikan terjadi pada peserta didik dengan menerapkan merdeka belajar akan tetapi seorang guru pada beberapa akhir ini justru terbelenggu dengan semakin banyak tugas yang diluar tupoksi sebagai seorang pendidik yakni berkutat dengan banyaknya tugas administasi sekolah. Ada 4 kompetensi sebagai seorang guru profesional yakni meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. ketika dijabarkan lebih jauh kompetensi profesional guru  yakni 1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, 2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, 3) mengembangkan materi membelajaran yang diampu secara kreatif, 4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, 5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Dari berbagai point diatas kita dapat menjabarkan bahwa tugas pengerjaan administrasi sekolah sebenarnya bukan tugas seorang guru

Selama ini dalam dunia pendidikan khususnya ditingkat Sekolah Dasar, jumlah para guru kelas dalam unit kerja sangat terbatas sehingga untuk pelaksanaan laporan administrasi berupa Dapodik dan BOS selalu dikerjakan oleh guru kelas, hal ini berbeda dengan kondisi Sekolah Menengah Pertama ataupun Sekolah Menengah Atas yang tugas administrasi dikerjakan oleh tenaga administasi khusus yakni TU yang selama ini kita kenal dengan Tenaga Tata Usaha Sekolah. Jika dijabarkan lebih jauh hal ini membawa dampak yang sangat signifikan dalam dunia pendidikan yakni berupa waktu dan tenaga guru tak mampu dalam mewujudkan  merdeka mengajar seutuhnya, bukan berarti karena jumlah peserta didik di SMP atau SMA begitu banyak maka perlu TU akan tetapi ini adalah tentang keefektifan waktu dan tenaga dalam mengajar, banyak atau sedikitnya jumlah peserta didik semua tetap membutuhkan waktu yang nyatanya telah menguras tenaga dan waktu para guru kelas, terlebih ketika tuntutan tugas selalu memberi batas waktu tertentu dan mendesak untuk diselesaikan, maka secara umun peserta didik yang akan menjadi korban dari semua ini.

Pemerintah seyogianya menyadari dalam hal ini bukan berarti seorang guru mengeluh untuk melaksanakan tugas lebih dari segala kegiatannya di kelas dan di sekolah, juga bukan berarti mengacuhkan tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban tentang segala pelaksanaan pendukung kegiatan disekolah karena seorang guru dari setiap pribadinya pasti akan dengan siap dan ikhlas dalam membantu segala kewajiban tugas sekolah akan tetapi dalam kenyataan dilapangan seringkali seorang guru tak dapat membagi waktu yang terbatas antara mengajar dan tugas sekolah, disinilah arti yang hakiki bukan tentang merdeka belajar saja akan tetapi juga tentang merdeka mengajar. Kita bisa melihat betapa pentingnya dua hal tersebut untuk berjalan beriringan agar progam pemerintah dalam meningkatkan mutu kualitas pendidikan dapat terwujud dan terlaksana pada Indonesia Emas 2045. Tanpa adanya merdeka mengajar pendidikan Indonesia tidak akan dapat terwujud sempurna karena seorang guru tidak dapat bertugas dengan penuh tanggung jawab, seorang guru juga tidak akan dapat membagi waktu antara tugas mengajar dan tugas sekolah karena diluar jam mengajar seorang guru telah diwajibkan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, evaluasi, tindak lanjut dan sebagainya.

Maka dalam momentun pelaksanaan merdeka belajar ini pemerintah dapat mengambil sebuah kebijakan penting yang selama ini telah luput dari pandangan kita namun begitu penting yakni tentang pengadaan tenaga administrasi tata usaha ditingkat sekolah dasar untuk mewujudkan keseimbangan langkah dalam dunia pendidikan berupa merdeka mengajar. Pada akhirnya kita akan menyadari bahwa proses dalam mewujudkan merdeka belajar tidak akan sampai pada tujuan ketika dalam perjalanan itu tidak ada merdeka mengajar.

 

Ikuti tulisan menarik Arif Mustofa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

5 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB