x

Iklan

Nugroho Wibowo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 November 2021

Senin, 29 November 2021 10:31 WIB

(Mencoba) Menjaga Mutu untuk Wujudkan Merdeka Belajar

Pandemi covid 19 memaksa sekolah untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Ada dua sisi mata uang yang bisa dipilih oleh sekolah, memilih membiarkan proses pembelajaran apa adanya atau tetap menjaga mutu pembelajaran. Jika anda memilih yang kedua anda sejalan dengan pemikiran penulis, terdapat empat tindakan yang harus dilakukan sekolah yaitu: Susun kurikulum yang bermanfaat, lakukan asesmen diagnostik, lakukan inovasi pembelajaran, dan jalin komunikasi dengan orangtua.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Terhitung mulai tanggal dua Maret 2020 di Indonesia telah terdeteksi adanya Coronavirus disease (Covid-19), sebuah virus yang mengakibatkan infeksi saluran nafas pada manusia. Sudah setahun lebih kita rasakan dampak yang ditimbulkan virus tersebut, tidak hanya pada bidang kesehatan virus yang berawal dari kota Wuhan itu juga berakibat pada bidang ekonomi, industri, sosial, politik, olahraga dan tentu saja bidang pendidikan.

Kebijakan pemerintah Indonesia untuk menekan dampak virus corona pada bidang pendidikan dengan menghilangkan kegiatan pembelajaran langsung dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah (BDR), kebijakan tersebut diambil sebagai upaya menghadirkan pendidikan yang merupakan salah satu hak bagi anak. Gerakan “Merdeka Belajar” semakin nyata dibutuhkan di masa pandemi ini, sekolah sudah seharusnya berupaya mengimplementasikan gerakan tersebut dengan menjaga mutu pembelajaran. Konsep merdeka belajar sendiri disusun untuk memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada guru untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan penuh makna. Kondisi pandemi covid 19 memaksa guru untuk selalu menjaga mutu ditengah-tengah keterbatasan, usaha yang bisa dilakukan sekolah untuk menjaga mutu sekolah terutama proses pembelajaranya dapat dilakukan dengan upaya-upaya di bawah ini.

Susun kurikulum yang bermanfaat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mendikbud melalui Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 mendorong para guru untuk tidak menyelesaikan semua materi dalam kurikulum pada masa pandemi ini, artinya guru tidak hanya mengejar target kurikulum saja, melainkan juga harus membekali siswa akan kemampuan hidup yang sarat dengan nilai-nilai penguatan karakter. Berbekal kebijakan di atas sekolah sebaiknya menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa, berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasayarat untuk pembelajaran di tingkat selanjutnya. Penguatan karakter juga harus diperhatikan dalam penentuan kompetensi-kompetensi yang akan diselesaikan siswa, lakukanlah pembelajaran yang sarat akan pembentukan sikap dan kecakapan hidup dalam rangka pembentukan manusia yang siap bersaing di masa yang datang.

Asesmen diagnostik

Perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) diperlukan untuk menjadikan sekolah lebih bermutu. Sekolah sebaiknya melakukan asesmen diagnostik, asesmen dilakukan secara berkala disemua kelas untuk mendiagnosis kondisi kognitif dan non-kognitif siswa selama melakukan pembelajaran jarak jauh, asesmen digunakan untuk mencari data terkait capaian belajar siswa, aspek psikologis, kondisi emosional dan kondisi lingkungan. Dalam masa pandemi ini sebaiknya sekolah mempunyai data sederhana tentang aspek-aspek asesmen diantaranya: prosentase siswa dalam mengikuti BDR, tingkat pencapaian nilai siswa, masukan tentang kualitas pembelajaran, permasalahan siswa selama BDR dan kondisi lingkungan siswa. Data data tersebut selanjutnya diambil secara periodik dua kali dalam satu semester kemudian ditindaklanjuti oleh sekolah untuk penentuan sistem pembelajaran yang dipakai.

Lakukan inovasi pembelajaran

Mengelola pembelajaran di masa pandemi Covid-19 tidaklah mudah, selain melakukan adaptasi kurikulum, guru juga bekerja keras untuk menjangkau dan memastikan semua siswa dapat belajar dengan baik. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, seorang guru juga harus melakukan upaya untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam proses pembelajaran jarak jauh. Upaya memastikan materi dapat dikuasai siswa tanpa bertatap muka merupakan permasalahan tersendiri, seorang guru perlu berinovasi dan berkreasi sehingga pengajaran tidak membosankan serta sesuai dengan kebutuhan siswa. Sekolah sebaiknya melakukan gerakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui membuka seluas-luasnya bagi guru untuk berinovasi dalam pembelajaran dan tidak tertutup kemungkinan menyelenggarakan lomba inovasi pembelajaran di masa pandemi sebagai wujud apresiasi terhadap guru.

Komunikasi dengan orangtua

Terjadi perbedaan pola komunikasi sekolah dengan orangtua akibat pandemi, sebelum pandemi orangtua berkomunikasi langsung ke sekolah untuk mengetahui perkembangan anaknya, tetapi menjadi berbeda di masa sekarang, komunikasi dilakukan melalui gawai sehingga mengurangi nilai informasi yang diberikan. Peningkatan peran orangtua dalam BDR terjadi karena siswa melakukan pembelajaran di rumah, orangtua menjadi guru dalam proses pembelajaran yang terjadi. Menyikapi hal di atas sekolah melalui guru harus dapat menyampaikan pesan secara efektif baik pada proses pembelajaran maupun proses komunikasi terkait hasil belajar dan unsur lain sehingga meminimalisir terjadinya permasalahan siswa.

 

Ikuti tulisan menarik Nugroho Wibowo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler