MOZAIK PENANGANAN EFEK COVID-19 TERHADAP PEMBELAJARAN
Mozaik dalam kamus besar bahasa Indonesia bermakna seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan perekat sehingga membentuk gambaran yang mencakup suatu daerah tertentu.. Dalam ilmu alam (biologi) bisa berarti keragaman morfologi maupun fisiologi dari makhluk hidup yang menghiasi permukaan semesta dalam membentuk satu kesatuan yang utuh pada suatu kawasan tertentu dengan pola interaksi dinamis, konstan, statis serta terukur. Sedangkan pada bidang penanganan efek covid 19 yang terkait dengan pembelajaran daring bisa pula berarti cara pemerintah, non pemrintah, dan atau masyarakat mencari solusi, alternatif, maupun jalan pikiran agar efek negatif yang diakibatkan covid 19 pada bidang pembelajaran tatap muka di sekolah bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan dengan tidak menimbulkan korban baik pemelajar, pembelajar maupun pihak kependidikan lain. Sebab jika makna mozaik ini bisa terlaksana dengan baik, maka penanganan efek covid 19 terhadap pembelajaran tatap muka penuh maupun terbatas dapat teratasi sebagaimana mestinya dan jika tidak, diperlukan upayah,langkah-langkah konkrit dan solusi yang tepat dan efektif.
Namun dengan segala upayah dan kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga non pemerintah baik pusat maupun daerah selama ini masih dianggap belum dapat menemukan jalan pikiran yang tepat dan efektif. Akibatnya pembelajaran daring yang seyogyanya bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan mengalami kendala, hambatan dan permasalahan baik pada orang tua, guru, maupun siswa sebagai harapan masa depan bangsa. Walaupun guru dengan segala model, strategi pembelajaran yang diterapkan melalui pembelajaran daring dengan jenis-jenis media aplikasi yang digunakan belum sepenuhnya menyamai pembelajaran tatap muka penuh yang dilakukan secara sistematis, terpogram, dan terjadwal.
Jika permasalahan siswa dalam pembelajaran daring di masa pandemi covid 19 belum dapat teratasi secara efektif dan optimal kemungkinan akan menimbulkan efek negatif yang berkepanjangan pada empat aspek penting yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap serta karakter/nilai-nilai moral atau attitude. Olehnya sebelum menimbulkan efek negatif pada empat aspek tersebut pada diri siswa semua komponen bangsa melibatkan diri untuk menemukan jalan pikiran dan solusi yang tepat dan efektif dengan tetap mengedepankan keselamatan dan kesehatan pada setiap kegiatan pembelajaran serta penggunaan teknologi informasi yang terkendali pada diri siswa itu sendiri sebagai agen perubahan masa depan bangsa yang produktif, inovatif dan mandiri.
1. Kendala, Hambatan, dan problematika
Berikut hasil penelitian antara lain (Nindia Taridasa, dkk, 2020) menyatakan bahwa kendala yang dialami guru selama pembelajaran daring yaitu kurangnya pemahaman siswa ketika melakukan proses belajar daring, guru sulit memantau perkembangan belajar siswa, tidak semua siswa memiliki Smarthphone, paket internet yang tidak bisa dijangkau oleh semua siswa, Andri Anugrahana (2020) menyatakan sebanyak 23 jenis hambatan pembelajaran daring yang dialami oleh siswa, orang tua, maupun guru. Dua dari ke 23 jenis hambatan tersebut adalah siswa jenuh dan bosan serta ketidak pahamannya terhadap konten materi yang diberikan oleh guru.Terkait dengan hambatan tersebut perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah terkait. Asmuni (2020) pelaksanaan pembelajaran daring (covid-19) memiliki beragam problematika yang dialami guru, peserta didik, dan orang tua. Dari guru berupa lemahnya penguasaan IT dan terbatasnya akses pengawasan peserta didik, dari orangt ua keterbatasan waktu dalam mendampingi anaknya di saat pembelajaran daring, dari peserta didik kekurangaktifan mengikuti pembelajaran, Dan tak kalah pentingnya disaat siswa mengikuti pembelajaran daring dominan hanya mendengar ketimbang melihat materi pada layar, serta jarang bahkan tidak menulis apa yang dia dengar dari penjelasan guru.
Dari beberapa problematika pembelajaran daring yang perlu dicamkan dalam-dalam oleh pihak terkait adalah peran guru itu tidak bisa tergantikan dengan teknologi bagaimanapun canggihnya. Penggunaan teknologi di bidang pendidikan hanya mampu membantu guru dalam transfer of knowledge, bukan pada pembentukan karakter peserta didik Asmuni, 2020). Teknologi tidak bisa menggantikan posisi guru. Tugas mendidik ini hanya bisa dilakukan seorang guru secara langsung. Ditegaskan pula bahwa revolusi industri 4.0 tidak akan mampu menggantikan peran guru sebagai tenaga pendidik menurut Ojat Darojat dalam (Asmuni, 2020).
2. Upayah, Solusi dan harapan
Betapapun kendala, hambatan, dan problematika yang dialami dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada daerah tertentu atau masuk kategori kuning, merah dan hitam tetap diupayahkan langkah-langkah konkrit yaitu (a) dari pihak pemerintah: memberikan bantuan kuota internet kepada siswa dan guru, menyediakan layanan aplikasi pembelajaran daring antara lain office 365, goole meet, zoom, whatsapp, penyesuaian kebijakan pembelajaran di masa pandemi covid 19 yaitu perluasan pembelajaran untuk zona kuning dan kurikulum darurat, vaksinasi tenaga pendidik kependidikan, serta pendidik/siswa, (b) dari pihak swasta/non pemerintah menyediakan webinar untuk pencerahan dalam mengatasi efek covid 19 terhadap pembelajaran, (c) dari pihak perorangan melakukan penelitian mulai dari tingkat skripsi, tesis, jurnal, artikel, bahkan pada tingkat disertasi. Betapapun pentingnya upayah yang dilakukan juga diperlukan solusi jika pemerintah belum dapat melakukan pembelajaran tatap muka secara normal di awal tahin 2022.. Adapun solusinya untuk pembelajaran tatap muka dengan sistem rolling atau shiff pada masing-masing tingkatan kelas berbeda yang sebagaimana tertera pada Tabel berikut ini!
Tabel 1 Berlaku setiap bulannya
Hari |
Kelas |
Jam masuk |
Jam pulang |
Senin |
X |
06.45 |
12.00 |
XI |
12.30 |
16.30 |
|
Selasa |
XII |
06.40 |
12.00 |
X |
12.30 |
16.30 |
|
Rabu |
XI |
06.40 |
12.00 |
XII |
12.30 |
16.30 |
|
Kamis |
X |
06.40 |
12.00 |
XI |
12.30 |
16.30 |
|
Jumat |
XII |
06.40 |
12.00 |
X |
12.30 |
16.30 |
|
Sabtu |
XI |
06.40 |
12.00 |
XII |
12.30 |
16.30 |
Tabel 2 Berlaku setiap bulannya
Hari |
Kelas |
Jam masuk |
Jam pulang |
Senin |
X |
06.45 |
14.30 |
Selasa |
XI |
||
Rabu |
XII |
||
Kamis |
X |
||
Jumat |
XI |
||
Sabtu |
XII |
Tabel 3
Bulan... |
Hari |
Kelas |
Jam masuk |
Jam pulang |
Minggu pertama |
Senin |
X |
06.45 |
15.30 |
Selasa |
XI |
|||
Rabu |
XII |
|||
Kamis |
X |
|||
Jumat |
XI |
|||
Minggu ke dua |
Senin |
XII |
||
Selasa |
X |
|||
Rabu |
XI |
|||
Kamis |
XII |
|||
Jumat |
X |
|||
Minggu ke tiga |
Senin |
XI |
||
Selasa |
XII |
|||
Rabu |
X |
|||
Kamis |
XI |
|||
Jumat |
XII |
|||
Minggu ke empat |
Senin |
X |
||
Selasa |
XI |
|||
Rabu |
XII |
|||
Kamis |
X |
|||
Jumat |
XII |
Untuk hari yang tidak terpakai sebagai tatap muka terbatas di sekolah pada ketiga Tabel berikut diatas dapat digunakan oleh guru untuk melakukan pembelajaran daring baik sinkronisasi maupun asinkronisasi. Munculnya solusi dari ke tiga Tabel tersebut diatas atas dasar kebijakan pemrintah yang dinilai masih banykanya waktu yang tidak terpakai pada pembelajaran tatap muka terbatas di semester ganjil tahun pembelajaran 2021 saat ini.
Selain upayah dan solusi sebagaimana tersebut diatas, jika pembelajaran tatap muka kembali normal, diharapkan pembelajaran daring tetap bisa dilakukan pada waktu dan situasi tertentu, pemberian tugas, melakukan evalusi pengetahuan harian, mingguan maupun bulanan melalui media aplikasi seperti office 365, zoom, google meet, google form, google stem dan yang lainnya Hal ini sejalan dengan dikemukakan oleh Andri Anugrahana (2020) yaitu a) untuk melatih keterampilan guru dan siswa pada era abad 4.0, b) sebagai alternatif guru dalam menerapkan model-model pembelajaran. yang bertujuan untuk menambah ilmu dan mengaplikasikan penggunaan kemajuan teknologi dengan baik dan benar.
Ikuti tulisan menarik Hasan Aidi Anda lainnya di sini.