x

Foto ini diambil ketika pembelajaran daring PJJ WFH

Iklan

Alif Alfian

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 November 2021

Rabu, 1 Desember 2021 13:39 WIB

Hikmah Integritas Pendidikan Karakter yang Autentik Dibalik Pandemi Covid 19

Cinta itu akan bisa tumbuh karena terbiasa. Terbiasa bertemu, terbiasa bersama-sama,terbiasa berbagi, terbiasa mendidik. #BergerakDenganHati #DemiKemajuan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Alif Alfian, M.Pd

SMPN 2 Blora

Harapan PTM pupus karena regulasi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2021/2022 di Masa Corona Virus Desease 2019 (Covid-19). Pada regulasi tersebut diungkapkan bahwa sekolah dapat melakukan pembelajaran tatap muka langsung bila terkategori pada zona hijau, sedangkan sekolah yang berada pada zona kuning, oranye, apalagi merah masih dilarang untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka langsung. Sekolah pada ketiga zona tersebut harus tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan moda daring dan/atau luring.

Harapan hampir semua peserta didik, guru, orang tua/ wali murid, dan warga sekolah lainnya untuk dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka langsung tidak dapat terwujud. Padahal, dengan masuknya waktu pada awal tahun pelajaran baru tersebut, mereka berharap bahwa pemerintah akan membuka sekolah sehingga dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka langsung.

50% Luring 50% Daring

Masih banyak sekali kendala dalam implementasi pembelajaran Blanded Learning seperti: (1) Jarak rumah peserta didik ke sekolah, (2) Koneksi jaringan dan masalah kuota yang minim oleh sebagian peserta didik, (3) Media pembelajaran yang digunakan oleh para guru dominan monoton dan membuat para peserta didik merasa jenuh, (4) Hampir semua pembelajaran belum aktif dan interaktif, (5) Karakter ataupun perilaku peserta didik sulit dipantau, (6) Banyak pembelajaran cenderung tugas online melalui WAG atau Classroom, (7) Tugas yang diberikan kepada peserta didik menumpuk banyak atau tertunda, (8) Daya serap peserta didik terhadap informasi materi pembelajaran masih rendah, (9) Penilaian yang dilakukan guru berupa Penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir Semester (PAS) termasuk Ujian Sekolah (US) kurang berintegritas.

Penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas masih terkendala pada waktu dan penyampaian informasi pembelajaran yang sebagian masih disampaiakan secara daring. Namun, pada kondisi seperti ini justru kita sebagai pendidik memiliki celah untuk membuktikan keautentikan karakter kepribadian dan hasil belajar peserta didik ketika daring. Sebagai contoh peserta didik ketika daring baik tugas maupun penilaian harian selalu memperoleh nilai sempurna. Namun, ketika kita uji satu per satu peserta didik baik secara lisan maupun tulis pada PTM terbatas akan nampak kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Pada kondisi ini guru menjadi lebih tau secara autentik baik dalam penerimaan informasi materi pembelajaran secara daring maupun luring. Selain integritas peserta didik bisa terlihat secara autentik, pada pembelajaran Blanded Learning integritas pendidik secara autentik juga bisa ditunjukkan pada beberapa kondisi saat pembelajaran. Guru yang berintegritas akan selalu memanfaatkan banyak media pembelajaran dalam implementasi pembelajaran Blanded Learning di kelas. Sedangkan guru yang kurang berintegritas dalam mendidik peserta didik justru akan acuh dan cuek dalam pembelajaran Blanded Learning dengan penyampaian materi dan penilaian cenderung monoton dan manual. Hal ini lumprah terjadi karena guru masih dalam tahapan belajar pola pembelajaran yang serba webinar, mengikuti diklat dan implementasi PJJ juga serba webinar yang lingkupnya serba terbatas untuk memahami materi yang disampaikan tutor.

Alternatif Peningkatan Integritas Pendidik dan Peserta Didik

Peningkatan integritas pendidik dan peserta didik dapat ditempuh dengan alternatif sebagai berikut: (1) Dalam implementasi PTM terbatas hanya untuk peserta didik zonasi sekolah dan yang minim kuota, (2) Pendidik diharapkan mengimplementasikan pembelajaran Blanded Learning dan menggunakan media pembelajaran daring yang variatif sehingga peserta didik tidak jenuh, (3) Pendidik juga diharapkan selalu aktif mengikuti platform guru belajar dan guru berbagi yang disediakan oleh Kemdikbud, (4) Pada saat menggunakan media daring sebisa mungkin yang live misalnya zoom meeting, google meet, skype, webinar dan lain-lain agar karakter atau perilaku peserta didik saat pembelajaran terpantau, (5) Materi yang akan disampaikan saat pembelajaran, sebaiknya sudah diberikan sehari sebelumnya kepada peserta didik untuk dibaca dan dipahami terlebih dahulu. Sehingga, ketika guru menjelaskan di kelas peserta didik dominan lebih memahami dan yang merasa kesulitan bisa ditanyakan, (6) Untuk pemberian tugas kepada peserta didik diharapkan diselesaikan pada hari itu juga, (7) Pada saat melakukan penilaian yang lebih autentik secara daring, dengan cara menghidupkan kamera pada media daring yang digunakan sehingga kejujurannya dapat dipantau mendekati baik. Akan lebih baik lagi apabila pada pembelajaran dan penilaian dengan melibatkan orang tua/wali murid bisa membantu mengawasinya dengan baik di rumah masing-masing.

Ikuti tulisan menarik Alif Alfian lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler