x

Sekitar 197 poster sudah dikumpulkan oleh siswa dari program pameran poster energi terbarukan dan pemanasan global.

Iklan

Antonius Hananta Danurdara

Antonius Hananta Danurdara, Kelahiran Kudus 1972. Pengajar Fisika di SMA Trinitas Bandung. Alumni USD. Menulis untuk mensyukuri kehidupan.
Bergabung Sejak: 29 November 2021

Rabu, 1 Desember 2021 21:31 WIB

Mungkinkah Merealisasikan Merdeka Belajar melalui Penyelenggaraan Pameran Poster?

Dukungan pimpinan sekolah, kolaborasi guru dengan rekan kerja, antusiasme siswa, dan dukungan orang tua merupakan kunci untuk menyemaikan merdeka belajar di sekolah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Merenung – Hening

Berawal dari kegelisahan, harus ada kegiatan yang membuat siswa kelas 10 dan 11 bergembira – berekspresi belajar fisika di kala pandemi.

Kegiatan tersebut harus otentik dan dapat diapresiasi secara personal oleh guru. Tidak hanya selesai setelah dihargai sebagai hasil belajar, melainkan menjadi ekspos aktualisasi diri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tercetuslah ide pameran poster untuk menyambut Hari Bumi (20 Maret) dan Hari Lingkungan Hidup (5 Juni).

Setelah merenung – hening memilah materi belajar, pijakan yang cocok untuk menyelenggarakan program kegiatan tersebut adalah materi KD 3.9 dan KD. 4.9 tentang pemanasan global dan KD 3.12 dan KD 4.12 tentang energi terbarukan.  

 

Menguatkan Tekad

Sebenarnya sempat ada keraguan. Materi pemanasan global tidak ada di silabus fisika darurat pandemi kelas 11. Demikian pula dengan belajar energi terbarukan, bahkan bukan untuk siswa kelas 10.

Namun meyakini bahwa program pameran poster memberi dampak baik, penulis memutuskan untuk tetap menawarkan penyelenggaraannya kepada para siswa. 

Terolahnya literasi penyelamatan bumi, literasi energi ramah lingkungan, , kreativitas, dan unsur seni dalam fisika menjadi point – point tujuan penyelenggaraaan

Berikut ini kilas pengalaman penyelenggaraan yang ingin penulis bagikan.

 

Membicarakan Pameran Poster dengan Kepala Sekolah

Untuk menjalankan program ini, penulis berkonsultasi dengan kepala sekolah, Sr. Susana, SDP. Gayung bersambut, beliau langsung memberi dukungan. 

Chemistry yang terjalin sungguh tersurat. Kepala sekolah mengiyakan dengan dukungan sejumlah anggaran pigura dan papan display, memamerkan hasil karya. 

Secara khusus, dua karyawan diperbantukan. Untuk level program kegiatan mata – pelajaran, ini sudah dapat dikategorikan “wah”.

 

Berkolaborasi dengan Rekan Sejawat Pengajar Fisika

Dua – tiga kepala berfikir, lebih baik daripada satu. Akhirnya niat baik mendapatkan dukungan pula dari rekan sejawat, Bapak Eko. 

Sebagai guru muda, beliau cukup up to date menginspirasi penulis. Beliau menyarankan poster sebaiknya digambar secara digital oleh siswa. Dengan demikian hasil karya itu akan mudah dikumpulkan secara online.

Semangat mudanya pekat kentara ketika men-support penulis untuk segera berembug dengan karyawan yang ditugaskan membuat papan display poster.

Salah satu karyawan sedang memasang poster

Membangkitkan Antusiasme Siswa dalam Mengikuti Pameran Poster

Berita tentang kejenuhan siswa mengikuti program PJJ sempat menggentarkan. Pasalnya, menuangkan pesan kepedulian terhadap bumi dalam karya dwimatra dikawatirkan menambah beban siswa.

Mengantisipasi hal tersebut, diambil-lah langkah ekstra untuk mempromosikan kegiatan pameran. Dijelaskan kepada mereka bahwa poster Renewable Energy menjadi penilaian produk materi usaha dan energi di kelas 10. Sedangkan poster Global Warming menjadi penilaian produk materi pemanasan global di kelas 11.

Dengan tujuan mengapresiasi karya murid sendiri, disediakan masing – masing 3 piala kategori best apreciated untuk setiap kelas. Selain itu, 16 karya dengan point tertinggi  masing – masing level kelas akan dipamerkan.

 

Memotivasi Siswa Menyelesaikan Tugas Poster

Batas waktu pembuatan poster yang seharusnya satu minggu terpaksa diundur lebih dari dua minggu. Pelonggaran ini diberikan untuk mengakomodir usulan siswa yang dalam minggu - minggu itu tengah merasakan beban tugas yang berlebih.

Untuk menunjukkan keseriusan program ini, satu - dua poster yang terkumpul diawal diberi pigura dan ditunjukkan ke siswa. Model papan display juga diperlihatkan. Keduanya dimaksudkan untuk menarik perhatian.

Kriteria penilaian poster juga disampaikan. Penilaiannya meliputi: (1) orisinalitas ide poster, (2) orisinalitas quote, (3) perwarnaan, dan (4) kompleksitas gambar.

Diluar dugaan, informasi yang disampaikan membangkitkan antusiasme siswa. Hal ini terbaca dari banyaknya pertanyaan klarifikasi yang diajukan siswa saat berinteraksi tatap muka dengan google meet.

Mengajar Online Google Meet bersama kelas 10 IPA

Mengumpulkan, Menilai, dan Memamerkan Poster

Kebijakan membolehkan melukis poster diatas kertas atau kanvas, selain poster digital, disambut gembira dari para siswa.

Sebagian besar poster (dalam bentuk fisik/cetak) dikirim dengan memanfaatkan jasa pengiriman. Patut dipuji, banyak orang tua terlibat mendukung anaknya, mulai dari menge-print sampai dengan mengantarkan poster tersebut ke sekolah.

Masa pandemi waktu itu sangat membatasi aktivitas persekolahan. Para siswa belum diperkenankan hadir ke sekolah.

Tercatat dari 81 siswa kelas 11 IPA, jumlah siswa yang berhasil menyelesaikan poster pemanasan global ada 72 siswa. Sedangkan dari 130 siswa kelas 10 IPA, siswa yang berhasil menyelesaikan poster renewable energy berjumlah 129 siswa.

Setelah melakukan pemilahan, poster – poster tersebut dinilai dengan kriteria yang sudah diungkap sebelumnya. Skrining keotentikan poster dilakukan dengan cara mencari gambar serupa di internet. Sebagian ada yang mencontoh langsung, sebagian memodifikasi, dan sebagian lagi mengirimkan gambar yang orisinil.

Enambelas poster dengan nilai tertinggi di masing – masing tingkat kelas dipamerkan di lobi sekolah. Poster – poster yang lain direncanakan dipamerkan kemudian.

Persiapan 32 hasil karya poster yang memperoleh nilai tinggi

Hal terberat dari rangkaian pameran ini adalah menyaring 3 poster best apreciated di masing – masing tingkat. Memilihnya tidak sekedar berpanduan skor tertinggi. Tetapi juga mempertimbangkan aspek penyampaian visi – misi maupun opini.

Hakekat poster adalah gambar ‘berbicara’ yang mampu menyampaikan ide-gagasan dengan sederhana dan mudah dicerna, terutama bagi awam yang menjadi subyek ‘pembaca’. 

 

Opini: Merdeka Belajar dari Penyelenggaraan Pameran Poster

Sampai disini, apa relevansinya pameran poster dengan merdeka belajar? Apakah pameran poster membangkitkan kegembiraan, kebebasan ekspresi, dan kepercayaan diri?

Dari 129 poster/info grafik energi terbarukan kelas 10, klasifikasi pilihan tema disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel pilihan tema poster energi terbarukan

Sedangkan dari 72 poster pemanasan global kelas 11, mereka menuliskan frasa quote bertemakan penyelamatan (save earth …), pencegahan (stop …), tawaran untuk dipertimbangkan (if we treat the nature …), dan harapan (just be one planting tree …)  yang bersifat personal untuk setiap poster.

Merdeka belajar telah ditunjukkan oleh sebagian besar siswa dengan pilihan – pilihan bebas tema atau menuliskan quotePemilihan tema atau quote pasti dilandasi dengan literasi, baik itu membaca, melihat lalu terinspirasi, bahkan pada ranah terendah sekalipun yaitu melihat lalu mencontohnya.

Jujur, setelah dilakukan penilaian, sekitar 60% karya poster siswa merupakan hasil ATM (amati, tiru, dan modifikasi). Ada sedikit permisif terkait dengan plagiasi ide. Walau tidak dianjurkan guru, sejauh poster digambar ulang sendiri dan sedikit dimodifikasi masih bisa ditoleransi.

Poster tersebut tetap dinilai sebagai tugas, walaupun dipertimbangkan untuk dipamerkan. Bagi penulis, fokus program tetap pada menghadirkan kegembiraan belajar fisika di masa pandemi.

Keberanian menampilkan hasil karya yang mengandung visi – misi dan opini merupakan bukti adanya kepercayaan diri sang pembuatnya. Demikian harapan penulis terhadap siswa - siswa yang telah menyelesaikan tugas poster.

Beberapa siswa yang ditemui selama PTM terbatas, menyetujui jika kegiatan semacam pameran karya siswa sebaiknya lebih sering diselenggarakan daripada berkutat di menghapal dan menghitung angka menerapkan konsep.

Dari sudut pandang sekolah, dukungan pimpinan sekolah, kolaborasi antara guru dengan rekan kerja, antusiasme siswa, dan dukungan orang tua merupakan kunci untuk menyemaikan merdeka belajar di sekolah. 

Demikianlah kilas pengalaman merdeka belajar melalui penyelenggaraan pameran poster. Tak ada gading yang tak retak. Tentu masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya. Untuk itu, sumbang - saran Ibu - Bapak yang terhormat kami nantikan. Mari kita saling menginspirasi demi pendidikan Indonesia yang lebih baik.

 

SMA Trinitas Bandung, 1 Desember 2021

Antonius Hananta Danurdara

Ikuti tulisan menarik Antonius Hananta Danurdara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler