Ungkapan Merdeka Belajar mulai dikenal sejak Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memberikan penjelasan pada pidatonya yang dilaksanakan pada Hari Guru Nasional tahun 2019. Beliau mencetuskan penerapan "Program Pendidikan Merdeka Belajar". Hal ini disampaikan supaya setiap sekolah berupaya memajukan dan mengembangkan prestasi belajar anak. Merdeka Belajar yang dimaksud adalah setiap guru dan peserta didik diberikan kebebasan untuk berinovatif dan kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang bahagia dan menyenangkan. Konsep inilah yang akan ditanamkan pada setiap sekolah formal dari tingkat TK, SD, SMP dan SMA.
Dalam melakukan proses belajar mengajar setiap guru pasti menemukan perbedaan setiap peserta didik diantaranya: perbedaan latar belakang, perbedaan karakter, perbedaan intelektual dan perbedaan keterempilan. Namun hal itu tetap memberikan semangat baru bagi guru dalam menyampaikan pembelajaran, karena setiap anak itu unik dan istimewa. Hal ini juga bertujuan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas menurut Undang-Undang Dasar 1945 NKRI yaitu: "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa". Jadi gurulah sebagai tombak dalam mencerdaskan anak bangsa. Mencerdaskan artinya disini tidak hanya intelektualnya saja namun disertai karakter dan keterampilan. Sebelumnya proses itu sudah dijalani dan terus dibaharui. Proses demi proses yang sudah dilalui setiap guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya adalah mendidik setiap anak baik itu dalam menangani pribadi anak dan dibumbuhi juga dalam kelengkapan administrasi dari RPP, SILABUS, PROTA, PROSEM. Namun itu tidaklah cukup, saat melakukan proses pembelajaran guru juga dituntut untuk memberikan susana belajar yang menyenangkan kepada anak bukan monoton dan berlalu begitu saja.
Dengan begitu Program Merdeka belajar menjadi solusinya. Dalam program ini guru tidak lebih berfokus pada administrasi dan kemampuan intelektual anak. Tetapi bagaimana mengembangkan minat belajar anak sehari demi sehari menjadi lebih semangat lagi belajar dan membuahkan hasil yang maksimum. Bukan itu saja, karakter dan keterampilan yang dimiliki anak akan lebih dikembangkan dan bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa. Cara yang efektif yang dilakukan guru adalah melakukan hal terkecil dahulu yaitu melihat kelebihan dan kelemahan peserta didik. Dari mana menemukannya? mungkin itu yang menjadi pertanyaan bagi para guru. Seperti pengalaman penulis yaitu dengan banyaknya berkomunikasi kepada anak. Namun komunikasi yang dilakukan harus bermanfaat yaitu dengan berbicara apa adanya, positif, sesuai taraf berpikir anak dan menghubungkan kepada pembelajaran. Setelah menemukan kelebihan dan kekurangan setiap anak maka guru dapat menghubungkan kepada materi yang disampaikan dengan cara melakukan blended learning secara onine dan tatapmuka sesuai minat belajar anak yang satu dengan anak yang lain tanpa menghilangkan komunikasi pembelajaran pada setiap objek. Selain itu guru juga memberikan materi melalui game pembelajaran, bernyanyi sesuai materi, berekpresi dan berbagi pengalaman. Dengan menciptakan gaya belajar seperti itu anak tidak merasa bosan dan kaku tetapi menyenangkan dan tanpa disadari materi yang dipelajari tersampaikan kepada anak. Demikian juga dengan peserta didik akan merasa aman dan mampu mengembangkan keterampilannya tanpa menjadi beban bagi dirinya, orangtua dan guru. Merdeka Belajar terwujud orangtua senang, anak terampil dan guru behasil.
#BergerakDenganHati
#DemiKemajuan
#KanalPendidikanIndonesia
Ikuti tulisan menarik Debora Manalu lainnya di sini.