x

Maju bersama untuk mencerdaskan anak bangsa dalam bidang pendidikan

Iklan

Bernarda Isti Wahyuwardani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 November 2021

Rabu, 1 Desember 2021 21:42 WIB

Indahnya Pembelajaran Kontekstual pada Kelas Online di Era Merdeka Belajar

Penerapan pembelajaran kontekstual pada kelas online di era Merdeka Belajar pada murid kelas VII SMP Darma Bangsa dengan materi teks deskripsi

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indahnya Pembelajaran Kontekstual pada Kelas Online di Era Merdeka Belajar

 

        Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam bentuk kelas online adalah satu bentuk kelas terbaru yang muncul saat pandemik. Hal yang baru pada umumnya membutuhkan usaha yang lebih agar dapat terealisasi dengan baik. Sebuah metode pembelajaran baru dan sebuah kebiasaan baru tercipta di masa pandemi. Semua pihak yang terlibat seperti guru, murid dan orangtua harus dapat menguasai teknologi atau kecapakapan digital. Kolaborasi antara pihak terkait juga dibutuhkan saat pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh. “Merdeka Belajar” adalah salah satu program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) dengan suasana belajar bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor. Selain itu konsep pembelajaran di luar kelas merupakan salah satu wacana tempat yang disarankan dengan arahan pencapaian karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, dan dapat berkompetensi. Pendidikan karakter sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keterampilan memiliki nilai penting dalam Merdeka Belajar. Keterampilan tersebut meliputi keterampilan berpikir kritis, daya kreativitas, kemampuan bekerjasama, kemampuan berkomunikasi dengan baik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

        Pembelajaran online tentunya tidak terlepas dari alat teknologi yang memadai. Dawai merupakan komponen utama pada masa pandemik, contohnya seperti hp android, laptop dan PC. Selain itu paket data atau jaringan internet atau wifi sangatlah dibutuhkan agar siswa dapat berinteraksi dengan guru baik secara sinkron ataupun asinkronus. Aplikasi kelas online yang akan dipakai juga dipilih dengan cermat agar dapat terlaksana dengan baik. Hal itu dikarenakan banyaknya aplikasi yang bermutu dan dapat diterapkan. Jenis aplikasi yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu aplikasi yang dipakai saat asinkronus dan sinkronus. Aplikasi google meeting dan zoom cloud meeting dipakai untuk kegiatan langsung dimana siswa dan guru dapat bertemu secara langsung secara virtual. Guru dapat menerangkan secara langsung dengan menggunakan PPT dan bertanya jawab langsung dengan siswa. Sedangkan aplikasi google classroom digunakan saat melakukan kegiatan asinkronus. Kegiatan asinkronus terjadi ketika adanya penugasan dari guru mata pelajaran dan guru dapat berinteraksi dengan siswa secara tidak langsung. Guru dapat memberikan penilaian atas tugas dan dapat memberikan komentar atas hasil karya siswa.

 

 

         Pada proses pengaplikasian penggunaan google meeting dan zoom cloud meeting, anak-anak lebih menyukai penyampaian materi yang dilakukan secara visual yaitu melalui video. Literasi digital dalam pembelajaran dapat menggunakan video dari youtube dari sumber yang dapat dipercaya atau video pembelajaran yang dibuat sendiri oleh guru mata pelajaran. Pemilihan video sebagai bahan ajar juga harus diseleksi apakah video pembelajaran cocok untuk peserta didik dan sesuai dengan materi atau tidak. Pembelajaran deskriptif teks yang salah satu topik pembelajaran bahasa Inggris bagi peserta didik kelas VII SMP di Sekolah Darma Bangsa yang berlokasi di Jl. ZA. Pagar Alam No.93A, Labuhan Ratu, Kecamatan Kedaton, Kota Bandar Lampung, Lampung diajarkan dengan metode pembelajaran kontekstual.

     Materi teks deskripsi mencakup deksripsi tentang hewan, benda dan manusia. Dalam proses pembelajaran materi teks deksripsi hewan, mereka mengamati secara langusung hewan piaraan yang ada di rumah mereka. Macam-macam binatang piaraan yang ada contohnya seperti kucing, anjing ras, burung beo, ikan dan lain sebagainya. Pembelajaran belajar kontekstual adalah metode yang digunakan untuk materi teks deskripsi kepada siswa SMP kelas VII. Mereka dapat mendeskripsikan bagian tubuh dan fungsinya. Siswa lalu mendeskripsikan ukuran hewan piaraan apakah bentuk badannya besar atau kecil, warna bulu hewan seperti contohnya warna bulu kucing apakah kuning atau campuran kuning dan putih atau putih atau hitam. Panjang pendeknya ekor kucing atau anjing dapat pula dijabarkan dalam sebuah teks deskripsi. Sifat dari binatang piaraan siswa yang ada di rumah pun dideskripsikan, contohnya si kucing yang sifatnya manja tetapi energik suka mengejar tikus dan suka bermain gulungan bola, si burung beo yang suka menirukan suara yang dikeluarkan oleh sang empunya, dan lain sebagainya. Para siswa juga dapat mendeskripsikan bagaimana mereka merawat bintang piaraan mereka, contohnya seperti berapa kali sehari binatang piaraan mereka diberi makan, seberapa sering mereka mengajak main bola benang atau berjalan-jalan di pagi hari, dan lain sebagainya. Kemudian peserta didik dapat menuliskan alasan mereka menyukai binatang piaraan yang ada di rumah.

 

 

Siswa juga diajarkan untuk dapat menghargai tradisi dan budaya orang lain dengan cara tidak membawa binatang piaraan mereka ke pantai karena pantai adalah tempat orang banyak untuk bersantai sambil berenang ataupun tidak membawanya jalan-jalan ke pusat pembelanjaan. Tidak lupa juga pada akhirnya para siswa dapat bersyukur bahwa mereka dapat mempunyai hewan piaraan kesukaan mereka dan dapat merawatnya dengan baik. Selain rasa syukur, siswa juga dapat termotivasi untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana cara merawat binatang piaraan mereka dengan mencari informasi dari internet. Pencarian informasi mengenai bagaimana merawat hewan piaraan memberikan indikasi bahwa siswa tersebut memiliki karakter kreatif dan mampu bernalar kritis dengan menggunakan internet sebagai contoh literasi digital. Perawatan yang dilakukan sendiri oleh siswa menandakan bahwa siswa memiliki karakter mandiri serta bertanggung jawab.

         Dari semua paparan di atas, kita dapat melihat adanya hubungan sinergi antara pembelajaran belajar kontekstual dengan kebijakan "Merdeka Belajar." Hal ini karena peserta didik diajak untuk dapat mengamati langsung objek pengamatan mereka. Mereka akan mendeskripsikan berdasarkan apa yang mereka lihat baik bagian tubuh hewan piaraan mereka dan fungsinya. Perawatan dan kasih sayang yang diberikan kepada hewan piaraan akan menambah kebahagiaan spiritual bagi sang empunya dan akan mengalirkan energi positif bagi siswa tersebut. Pembentukan profil pemuda Pancasila dengan enam indikator yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri terbentuk melalui kegiatan pembelajaran kontekstual. Oleh karena itu, ada baiknya bagi guru atau tenaga pendidik untuk melibatkan  siswa secara langsung di dalam praktik kesehariannya sehingga mereka dapat mengetahui manfaat dari topik pelajaran yang dipelajari.

 

 

Ikuti tulisan menarik Bernarda Isti Wahyuwardani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler