x

Iklan

umu nusaibah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2021

Rabu, 1 Desember 2021 21:46 WIB

Epiphany

Sebuah kisah klasik yang sangat menyentuh dan sangat bisa menjadi pencerahan dan motivasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mendung mulai menyapa setelah siang yang begitu panas, orang-orang berlalu lalang mencari dan menjalankan aktivitas masing-masing. Satu atau dua jam lagi dipastikan akan turun hujan yang lebat karena mendung yang semakin gelap. Tepat di depan halte gadis cantik bernama Viona yang akrab dipanggil Vio ini sedang menunggu tiga temannya yang masih sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Mereka sudah pulang dari sekolah, tapi karena mereka memilih eskul yang berbeda-beda jadi merekapun mempunyai jadwal yang berbeda pula. Seperti biasa Vio yang selesai lebih dulu, jadi alhasil dia yang menunggu mereka agar bisa pulang bersama karena rumah mereka berdekatan.

Setelah 10 menit menunggu merekapun datang dan pulang dengan menaiki bus sekolah, minggu ini mereka bersepakat untuk naik bus saja karena ada motor salah satu teman Vio yang tidak bisa digunakan. Dan ada nilai plus yang dapat diambil dari kesepakatan tersebut karena bisa mengurangi segelundung asap motor yang dapat menambah polusi udara yang kotor.

“Vio jangan lupa nanti malam ya!” ujar salah satu temannya sambil melambaikan tangan, namanya Sana. “Iya siap deh” timpal Vio kepadanya dengan balas melambaikan tangan pula kepada Sana

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Malam nanti mereka akan berkumpul bersama seperti biasa untuk sekedar makan-makan, belajar dan nonton film di rumah Vio. Karena rumah Vio yang mempunyai sedikit penghuni hanya Vio dan bibi yang mengurus rumah, jadi rumahnya lah basecamp meraka untuk berkumpul. Orang tua Vio kerja diluar kota satu bulan sekali baru akan pulang kerumah, jadi mau tidak mau Vio harus tinggal sendiri.

Malam sudah mulai datang dan langit mulai cerah setelah mendung dan hujan yang cukup deras, dengan menengadahkan kepala Vio melihat bintang dan bulan di langit yang begitu terang dan indah. disampingnya sudah ada secangkir kopi hangat untuk menamaninya sambil menunggu teman-temannya. Tiba-tiba dering ponselnya berbunyi ada notif dari grup chat.

Yuna : guys maaf ya aku nggak bisa dateng aku disuruh mamaku ngajarin adeku hari ini

Sana : eh iya aku juga mamaku ngajak aku ke mall malam ini hehe

Irene : aku juga minta maaf ya nggak ikut dulu kepalaku tiba-tiba pusing banget nih

Vio : iya gpp yaudah besok aja kesini, Irene semoga cepat sembuh ya!

Vio sudah terbiasa dengan hal seperti ini, dia juga tidak memaksakan mereka untuk terus ada waktu karena kesibuan dan kegiatan seseorang adalah hal pribadi yang tidak boleh ditentang oleh orang lain. Setiap hari Vio hanya berteman dengan benda-benda dirumah dan bibinya, kadang bibi juga tidak sampai malam di rumah karena harus pulang untuk mengurus anaknya. Ia cukup pemalu dan tidak gampang bergaul jadi hanya berteman dengan teman-teman terdekatnya saja.

Semilir angin terus menerpa wajahnya, sudah kesekian kalinya atau bahkan seratus lebih Vio berfikir dan menghayal, bagaimana rasanya mempunyai keluarga yang ramai dan orang tua yang selalu ada dirumah untuk mengurusnya. Melihat keluarga teman-temannya yang selalu ada di rumah membuat nya kadang meneteskan air mata, dan dalam hatinya berkata kapan aku bisa seperti mereka

Soal materi Vio tidak ada kekurangan sedikitpun bahkan dia lebih baik dari teman-temanya, keluarganya adalah orang kaya yang mempunyai perusahaan dengan berbagai cabang dimana-mana. Apapun yang Vio mau pasti akan segera dikabulkan oleh orang tuanya. Orang tuanya juga tidak pernah bertengkar atau punya masalah apapun, tapi mirisnya setiap mereka pulang kerumah kadang Vio hanya sekedar disapa dan ditanya makan saja, mereka selalu sibuk dengan pekerjaan mereka bahkan di rumah sekalipun. Vio benar-benar merasa sepi dan sunyi, dia mempunyai semua hal namun tidak mempunyai keluarga yang hangat.

Hari senin mulai Nampak lagi setelah hari minggu yang begitu singkat. Cuaca sedang bersahabat sejak pagi, suasana mendung sedang mendukung, hingga membuat peserta upacara tidak begitu malas karena biasanya matahari yang begitu terik. Setelah upacara selesai di jam pertama pelajaran Vio dan teman-temannya mendapatkan pembagian hasil UTS minggu lalu, dimana ia mendapat nilai yang paling baik dari teman-temannya.

“Wahh Vio nilaimu benar-benar bagus” ujar salah satu teman kelasnya, “Congrats ya Vi dapat nilai terbaik lagi” timpal Irene sang sahabat. “Vio nggak mau terkalahkan hahaha” gurauan Yuna Mulai muncul, “hahaha terima kasih semuanya” jawab Vio

Vio memang anak yang cantik dan sangat pintar, dia selalu mendapat nilai yang bagus setiap saat. "Kamu ini ya Vi semuanya bisa didapat, kamu cantik, pintar, kaya, semua yang orang lain inginkan bisa kamu miliki” celoteh Sana panjang lebar pada Vio

Vio hanya tersenyum menanggapi hal tersebut karena bagi Vio dirinya belum mendapatkan semuanya, karena dia selalu merasa kesepian dengan kurangnya kehadiran keluarga. Vio lebih memilih kekurangan dalam hal tersebut daripada kekurangan dalam hal kasih sayang keluarga. Hati Vio benar-benar sedih hari ini Vio berfikir percuma mendapatkan semua ini, orang tuanya tidak akan menanyakan dan tidak akan merasa bangga dengan semua hal ini.

Sepertinya sudah memasuki musim hujan karena sejak kamarin setiap sore perjalanan pulang ditemani hujan yang cukup deras. Menemukan lagi nilai plus kesepakatan menaiki bus yaitu untuk menghindari basah kuyup karena hujan yang lebat, dengan menaiki bus akan terasa lebih nyaman.

Ketika Vio sedang menikmati perjalanan dengan mengamati hujan lewat jendala, tak sengaja matanya bertatapan dengan orang-orang yang sedang berteduh seadanya di pinggir jalan. Selama perjalanan seperti itulah pandangan yang Vio jumpai, hingga Vio menemukan dua anak kecil yang menyendiri duduk untuk berteduh, dan pandangan itu terus berlanjut kepada banyaknya anak kecil yang berkeliaran, ada juga yang menjadi ojek payung dan sekedar mengamen untuk mencari beberapa koin yang dikumpulkan.

Vio sudah sering melihat hal seperti ini, namun kenapa hatinya sangat teriris hari ini, mengingat ada hujan deras yang menemani mereka. Bagaimana jika mereka kedinginan dan kelaparan, lalu kapan mereka pulang.

Hingga sampai rumah hati Vio masih bingung dan senduh memikirkan kejadian tadi. Sampai tiba-tiba air matanya jatuh, dalam pikiran Vio apakah aku sama sekali tidak bersyukur, ada orang yang lebih membutuhkan segalanya baik tempat, makanan, materi. Namun ia dengan segala kelebihan ini hanya kurang soal keluarga saja ia sudah mengelu setiap saat.

Vio menangis tersedu-sedu mengingat akan hal yang ia hadapi tidak seberapa dengan yang mereka hadapi, bahkan kadang ada orang tua juga yang masih membutuhkan materi yang belum kecukupan. Dalam pikiran Vio mengatakan mulai saat ini aku harus pandai bersyukur kepada tuhan atas segala apa yang ada

Kadang dunia orang lebih menarik dari dunia kita, namun kadang juga dunia kita lebih menarik dari dunia orang lain.

I’m starting to get Epiphany

 

Ikuti tulisan menarik umu nusaibah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler