x

Iklan

Muhammad Rusli

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Desember 2021

Kamis, 2 Desember 2021 17:42 WIB

Suara Hati dari Pelosok Timur Pulau Solor, Kisah Guru Terapkan Merdeka Belajar

zaman ini kita dihadapkan dengan merebaknya wabah dunia yakni Corona Virus Disease 19 (Covid-19) yang menuntut kita harus work from home (WFH) sehingga kehidupan ini dapat didefenisikan sebagai "live with COVID".

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

KISAH GURU TERAPKAN MERDEKA BELAJAR

 

Kita sedang melewati fase yang sangat sulit dan tidak terduga dalam hidup kita. COVID 19 telah merubah cara hidup kita secara substansial. Banyak wacana hangat yang baru muncul menatap kita. Di era 4.0 kita dituntut untuk menguasai digitalisasi yang mengharuskan kita harus mahir dalam penggunana IT. Bersamaan dengan zaman ini kita dihadapkan dengan merebaknya wabah dunia yakni Corona Virus Disease 19 (Covid-19) yang menuntut kita harus work from home (WFH) sehingga kehidupan ini dapat didefenisikan sebagai "live with COVID".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Banyak alternatif akan dipaksa untuk dikembangkan untuk menggantikan gaya lama fungsi manusia-mesin dan penyampaian pengetahuan. Bidang pendidikan juga tidak bisa mengisolasi dirinya sendiri dari alternatif seperti itu dan perubahan drastis terjadi di bidang pendidikan juga dengan cepat. Tahun 2000 telah digembar-gemborkan digitalisasi disemua aspek kehidupan khususnya dalam bidang Pendidikan di Indonesia oleh pemerintah pusat yang ditandai dengan tersohornya lagu Garapan NASIDA RIA yang berjudul “KERJA SERBA MESIN” Proyek DIGITAL Indonesia mulai dikreasikan untuk mendukung misi ini secara besar-besaran. Meskipun menjadi negara yang paling melek huruf dan pertanda banyak perubahan dalam Pendidikan. Setiap tantangan membuka peluang baru! Pendidikan tinggi memiliki banyak kemungkinan dan tantangan selama "tetap sosial" jarak” periode. Indonesia adalah salah satu negara terbesar dengan banyak variasi geografis yang membuat proses pembelajaran menjadi proposisi yang sulit pada periode ini. Tetapi kelas online menggunakan berbagai platform menawarkan peluang besar untuk menjangkau siswa di lokasi terpencil. Ruang kelas virtual telah menjadi kenyataan yang populer. Tetapi pendidikan online juga memiliki keterbatasannya sendiri.

Hambatan utama adalah DIGITAL DIVIDE karena tidak tersedianya internet berkecepatan tinggi di daerah pedesaan dan terpencil. Sistem pendidikan inklusif tidak dapat berfungsi dengan menjauhkan mereka yang kurang mampu dari latihan ini. Masalah kedua adalah keterbelakangan finansial peserta didik. Sebagian besar masyarakat masih belum mampu untuk membeli smartphone berkualitas baik atau laptop yang merupakan kebutuhan bagi sistem pendidikan online. Semakin banyak orang menjadi pengangguran yang meningkat beratnya masalah ini. Apalagi ada sebagian masyarakat yang ragu untuk mengupgrade diri ke platform digital.

 

Pendidikan online akan berhasil hanya jika menjangkau setiap siswa. Untuk itu, masalah-masalah di atas harus diatasi. infrastruktur internet di tanah air perlu dilompati terlebih dahulu. Penetrasi jaringan komunikasi ke pedalaman pedesaan harus mendapatkan kepentingan utama. Tugas ini hanya dapat dilaksanakan oleh pemerintah karena spektrum dan infrastrukturnya diatur oleh mereka. Keterbelakangan finansial dapat diatasi baik oleh pemerintah maupun organisasi sosial. Lembaga pendidikan juga dapat mendukung siswa secara besar-besaran.

Mari kita meluncur melalui informasi tentang platform digital yang ada dan perangkat lunak yang digunakan untuk pendidikan digital. Ini akan memungkinkan kita untuk menghadapi tantangan pendidikan digital dengan lebih baik

 

APLIKASI KONFERENSI

Aplikasi konferensi seperti Google Meet, Google Classroom, Zoom, dan Webex adalah aplikasi populer yang digunakan untuk melakukan kelas interaktif. Meskipun sangat populer, sistem ini perlu menangani konten video yang memerlukan bandwidth tinggi untuk aliran kelas yang lancar.

SALURAN TELEVISI

Saluran televisi dapat menjangkau siswa dengan cara yang lebih baik karena mereka dapat menyiarkan video, konten multimedia, dan audio serentak. Misalnya, TV Edukasi, sebuah program berbasis pembelajaran jarak jauh yang baru-baru ini ditayangkan di salah satu stasiun TV local. Hal ini dilakukan untuk memberikan kemudahan akses siaran Belajar dari Rumah bagi siswa dan orangtua, Kemendikbud bekerja sama dengan sejumlah TV lokal dan layanan OTT (Over The Top). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI mengakui bahwa ketidakmerataan akses internet di Tanah Air menjadi kendala dalam pembelajaran daring. Di lain sisi, ada media televisi yang dipandang dapat menjadi salah satu solusi efektif atas pembelajaran jarak jauh. "Solusi paling efektif dan murah meriah ialah pakai televisi karena tidak butuh kuota. Selain itu, digunakan TVRI karena memang memiliki jangkauan paling luas se-Indonesia,"

 

Youtube

Seseorang dapat mengakses sejumlah besar sumber daya digital dari YouTube dan platform media sosial lainnya. YouTube adalah yang terbesar sumber materi pembelajaran digital. Banyak lembaga yang mengadakan kelas menggunakan YouTube yang dapat diakses dengan

peserta didik sepanjang waktu.

 

Akun Belajar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan akun belajar.id yang diperuntukkan bagi guru dan siswa di seluruh Indonesia. Kalau biasanya selama ini dalam pembelajaran guru dan siswa  menggunakan akun @gmail, maka sudah saatnya guru dan siswa beralih ke akun @belajar.id. Mengapa? Ada banyak alasan mengapa akun belajar.id semestinya wajib digunakan dalam pembelajaran. Sesuai dengan namanya, akun belajar.id merupakan akun yang bekerjasama dengan google yang secara khusus dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam melaksanakan pembelajaran. Melalui kerjasama tersebut, penggunaan akun belajar.id akan secara langsung tersikronisasi terhadap berbagai aplikasi pendukung pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dan siswa, misalnya gform, google classroom, google meet, google drive, dan lain sebagainya. Banyak inisiatif lain di bawah program India digital sedang dalam proses. Penggunaan akun belajar.id tidak hanya mempermudah akses terhadap pembelajaran. Tetapi juga lebih bertujuan sebagai penyeragaman. Sudah seyogyanya seluruh guru dan siswa yang notabenenya berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki akun email resmi, salah satunya belajar.id. Selain lebih berprestise, penggunaan akun belajar.id dirasakan lebih aman karena memiliki tingkat pengamanan sistem yang tinggi sehingga tidak mudah untuk diretas. Dengan demikian, semua data yang bersifat penting tentu dapat lebih terjaga kerahasiannya dibandingkan dengan penggunaan akun gmail biasa. Untuk mengefektifkan pendidikan digital, para guru harus dilengkapi dengan model penyampaian yang baik. Masalah di bidang ini adalah bahwa siswa jauh di depan dalam pemahaman lingkungan digital daripada jumlah guru yang cukup besar. Komunitas guru secara keseluruhan memperoleh keterampilan dengan cepat tetapi ada minoritas yang masih ragu untuk menjelajah ke platform digital. Kesigapan komunitas pengajar dalam memperoleh keterampilan dalam bidang ini akan menentukan seberapa cepat penyampaian pengetahuan melalui platform digital mulai membuahkan hasil yang baik.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Rusli lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler