x

Iklan

mulyana nur

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 27 November 2021

Jumat, 3 Desember 2021 05:05 WIB

Membuat Siswa Merdeka Belajar di Media Sosial ala Guru Kreatif

Apa mungkin di masa pandemi covid-19 seperti ini, siswa dan guru dapat merdeka belajar bahkan berprestasi hingga tingkat nasional? Jawabannya sangat mungkin sekali! Saya telah membuktikanya. Melalui strategi bimbingan edit konten kampanye semangat kebangsaan di media sosial, siswa bukan hanya berhasil mengaktualisasikan sikap dan prilaku Profil Pelajar Pancasila-nya tapi juga untuk beberapa siswa ada yang berhasil menjadi juara dan finalis pada ajang lomba pembuatan konten dan film pendek, mulai tingkat provinsi hingga tingkat nasional.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saya adalah seorang guru PPKn di SMP Negeri 5 Banjar Provinsi Jawa Barat. Pada waktu Hari Guru Nasional 2021 kemarin, siswa dan rekan guru memilih saya sebagai guru paling kreatif. Mungkin karena saya senang membimbing siswa untuk membuat konten kampanye di media sosial. Bimbingan tersebut saya namakan Bimbingan Belajar Edit Konten Kampanye Semangat Kebangsaan, karena isi kontennya berupa ajakan dan atau memberikan informasi seputar sikap serta prilaku siswa yang menunjukan Profil Pelajar Pancasila.

Banyak yang bertanya kepada saya, “apa hubunganya mata pelajaran PPKn dengan pembelajaran berbasis ICT yang kerap saya gunakan sebagai pendekatan pembelajaran berbasis projek?” Maka saya menjawab bahwa “saat ini kita tengah berada dalam dunia pendidikan Abad-21 yang mana sebagai pendidik disamping harus kreatif dan inovatif, kolaboratif, bekerja sama dengan team, berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah, lancar berkomunikasi, kemampuan personal, dan kemampuan sosial, juga harus memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi komunikasi guna membekali peserta didik untuk bisa bersaing di era disrupsi seperti sekarang ini”.

Lalu ada pula yang bertanya, “mengapa harus media sosial yang menjadi sarana aktualisasi Kampanye Semangat Kebangsaan?” Maka alasannya yaitu media sosial merupakan media yang dekat sekali dengan kehidupan anak jaman sekarang. Bayangkan saja! Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tujuan siswa mengakses internet dengan presentase yang paling tinggi adalah media sosial yaitu sebesar 90,51% (https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/persentase-tujuan-siswa-mengakses-internet-2018-1564561306)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua pertanyaan yang sering ditanyakan telah saya jawab secara realistis dan ilmiah sehingga perlu diyakini bahwa media sosial merupakan media strategis yang patut digunakan sebagai tempat siswa dalam memerdekakan belajarnya.

Untuk tujuan mata pelajaran PPKn, saya mengarahkan siswa agar mereka merdeka belajar di media sosial yaitu menjadikan media sosial sebagai tempat untuk menunjukan sikap dan prilaku yang sesuai dengan semangat kebangsaan seperti siswa memasang status kampanye tentang semangat mematuhi protokol kesehatan, semangat memelihara lingkungan sekitar, semangat mematuhi norma yang ada di masyarakat, semangat saling menghargai, menepis konten hoak, dan kampanye lainnya.

Membuat siswa untuk merdeka belajar di media sosial sudah seharusnya diupayakan oleh seorang guru, apalagi di masa elegi pademi Covid-19 saat ini yang mana siswa lebih senang menggunakan internet untuk bermain game dan media sosial ketimbang untuk mengejerjakan tugas, maka saya rasa strategi pemanfaatan media sosial sebagai sarana siswa mengaktualisasikan nilai semangat kebangsaan selalu terus digalakan.

Pada awalnya strategi memerdekakan belajar siswa di media sosial dilakukan secara sederhana tanpa adanya proses bimbingan dan arahan. Siswa  hanya diminta untuk merekam video dirinya sendiri yang tengah berkampanye sesuai prilaku semangat kebangsaan yang mereka pilih sendiri. Untuk mempermudahkan siswa mengerjakan project individu tersebut, guru memberikan lembar pembelajaran berupa langkah-langkah pembuatan project mulai dari materi yang harus dikampanyekan sampai cara mengirimkanya pada link googleform yang telah disediakan.

Pada tahap awal, project individu tersebut berjalan namun masih banyak sekali kekuranganya.  Banyak siswa membuat video kampanye secara asal-asalan bahkan banyak pula siswa yang tidak mengerjakan project sama sekali. Untuk merefleksikan hal tersebut maka saya mencari solusi dengan terlebih dahulu mencari akar masalahnya.  

Setelah dilakukan survei dengan menggunakan laman menti.com terhadap kelas  8B didapatkan infromasi bahwa 85% siswa merasa malu berkampanye semangat kebangasan di media sosial. Lalu setelah dilakukan survei kembali,  rasa malu tersebut dipicu karna tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan edit konten di media sosial.

Untuk menindaklanjuti masalah di atas,  saya berinisiatif untuk memberikan bimbingan belajar edit konten Kampanye Semangat Kebangsaan dengan harapan rasa percaya diri siswa dalam berkampanye meningkat dan juga mengarahkan siswa agar menggunakan media sosial secara positif. Misalnya  akun Instagram dan youtube mereka dijadikan media Kampanye Semangat Kebangsaan agar bermanfaat bagi masyarkat banyak dan memiliki nilai propaganda yang positif.

Pada awal proses bimbingan belajar edit konten, saya dan siswa berdiskusi menentukan jenis aplikasi edit foto dan video yang akan dipakai. Setelah  berdiskusi maka aplikasi yang kami pakai yaitu Kinemaster dan Picsart. Kedua aplikasi tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa aplikasi tersebut sangat mudah digunakan dan sesuai dengan kondisi prangkat gawai siswa.

Pada masa Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) seperti saat ini, saya menggunakan  variasi sistem model kelas terbalik (flipped classroom model) yaitu dengan membalik urutan aktivitas belajar siswa dimana pendalaman materi dan intruksi pengambilan video Kampanye Semangat Kebangsaan diberikan ketika siswa berada di rumah (KBM daring) dan bimbingan serta proses editing projek di lakukan di sekolah (KBM luring).

Untuk langkah pertama, saya menentukan tujuan pembelajaran, bahan ajar, dan durasi pembelajaran. Misalnya pada tujuan pembelajaran yaitu setelah mempelajari materi semangat dan komitmen kebangsaan secara kolektif, siswa dapat mengorganisasikan kegiatan lingkungan yang mencerminkan semangat dan komitmen kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia di media sosialnya masing-masing. Bahan ajarnya berupa rangkuman dan artikel. Lembar pembelajaran projek beserta lubrik penilaian. Kemudian durasi pembelajaran yaitu 3 jam pelajaran, baik luring maupun daring.

Langkah selanjutnya yaitu pada proses pelaksanaan. Pada aktivitas KBM daring siswa diberikan tugas membaca dengen checkpoint yang telah ditentukan oleh guru. Selanjutnya siswa diberikan tugas untuk mengikuti intruksi pembuatan video projek kampanye di lembar pembelajaran yang telah diberikan.

Pada aktivitas KBM luring, satu jam pertama guru memberikan penjelasan dan solusi atas permasalah yang dihadapi   ketika proses belajar dan pembuatan video di rumah. Lalu dua jam pelajaran digunakan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan edit konten kampanye di media sosial.

Selama proses bimbingan belajar edit konten, baik daring maupun luring, ada beberapa perlakuan khusus yang saya berikan terhadap siswa. Perlakuan tersebut di antaranya; saya selau memberikan intruksi yang jelas, memberikan pujian dan menghargai pencapaian tugas yang diselesaikan oleh setiap siswa, tidak pernah menyalahkan kreativitas, selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih apa yang ingin dipelajari, mengungkapkan sikap positif terhadap siswa, memotivasi siswa untuk melakukan yang terbaik dan menandai kemajuan penguasaan edit konten untuk setiap siswa.

Strategi dan perlakuan di atas ternyata membuahkan hasil yang berarti. Dalam proses melaksanakan bimbingan belajar edit konten Kampanye Semangat Kebangsaan di media sosial, saya menemukan sikap dan prilaku siswa yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila. Sikap dan prilaku siswa tersebut antara lain; hampir semua siswa mampu menyelesaikan pekerjaan secara berkualitas, mereka mengajukan pertanyaan yang lebih baik, menginginkan feedback yang berbeda dan bersikap pro-aktif. 

Tahap selanjunya yaitu penilaian projek. Video yang telah berhasil dibuat oleh siswa kemudian dinilai dengan merujuk pada rubrik penilaian pada lembar yang telah disediakan. Penilaian meliputi isi konten, nilai estetika, dan kebermanfaatan bagi masyarakat. Dari hasil penilaian didapatkan informasi bahwa 85% siswa di setiap kelas mampu membuat video Kampanye Semangat Kebangsaan dengan konten yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, 75% siswa mampu membuat vuideo dengan nilai estetika tinggi, dan 80% video siswa diprediksi secara subjektif oleh guru mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.

            Ada dua apresiasi yang saya berikan terhadap video kampanye siswa. Apresiasi pertama, video kampanye siswa diunggah di akun instagram dan youtube sekolah (koleksi video terbaik siswa diunggah di link youtube s://www.youtube.com/watch?v=g8O-kHSWnNc). Lalu, apresiasi kedua, jika ada kesempatan, video kampanye siswa diikutsertakan di berbagai perlombaan. Apabila perlombaan yang memerlukan kolaborasi, maka siswa dilibatkan dalam proses pengambilan, pengeditan, serta menjadi pemeran dalam video yang sesuai dengan tema perlombaan.

Sampai saat ini, banyak sekali prestasi yang telah diukir siswa SMPN 5 Banjar pasca mengikuti bimbingan belajar edit konten Kampanye Semangat Kebangsaan. Berbagai perlombaan sering dimenangkan, seperti juara 2 Tingkat Nasional pada Lomba Kampanye Pengurangan Sampah Pelastik 2021 yang diselenggarakan oleh Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia (HPAI), terbaik ke-5 Tingkat Nasional Lomba Kampanye Melestarikan Lingkungan Hidup 2021 yang diselengarankan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 50 besar Tingkat Nasional pada Lomba Rayakan Merdekamu 2021 yang diselenggaran oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), dan terakhir saat ini tengah menjadi finalis Lomba Film Pendek pada peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (HAKORDIA) 2021 yang diadakan oleh Inspektorat Provinsi Jawa Barat.

Demikianlah cara membuat siswa merdeka belajar di media sosial ala guru kreatif. Saya sebagai guru, pemimpin merdeka belajar, mengarahkan siswa untuk memanfaatkan media sosial yang saat ini dekat sekali dengan dunia mereka. Dengan memberikan bimbingan belajar edit konten Kampanye Semangat Kebangsaan, saya berharap tujuan pendidikan abad-21 yaitu menjadikan siswa yang inovatif, entrepreneur, pembelajar sepanjang hayat dan menjadi masyarkat yang menggelobal dapat terwujud yaitu salah satunya siswa mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara positif yang dalam hal ini mengguankan media sosialnya sebagai sarana untuk mengkampanyekan sikap dan prilaku yang sesuai nilai semangat kebangsaan.

Ikuti tulisan menarik mulyana nur lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler