x

Iklan

siti yuliati

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Desember 2021

Jumat, 3 Desember 2021 05:07 WIB

Bronjong Plastik, Inspirasi di Masa Pandemi Mewujudkan Merdeka Belajar

Di sebuah desa daerah pegunungan tempatku berpijak. Udara yang dingin, sejuk, segar penuh alami, pemandangan menghijau berseri, walau sepi, sunyi menetramkan hati.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di sebuah desa daerah pegunungan tempatku berpijak. Udara yang dingin, sejuk, segar penuh alami, pemandangan menghijau berseri, walau sepi, sunyi menetramkan hati. Yaitu tepatnya di Desa Karangtengah Kabupaten Wonogiri,. Dengan amanah keluarga besar sepuluh anak kandung satu suami dan dua cucu di tahun 2021 ini. Alhamdulillah dapat menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga sekaligus menjadi ibu pendidik Anak Berkebutuhan Khusus ( ABK ) pada SLB Mulatsarira Baturetno Wonogiri tempatku mengabdi pada Negeri ini.

Dengan tidak mengurangi semangat juang demi anak-anak berkebutuhan khusus, yang notabene anak-anak yang tersingkir dari masyarakat umum. Dan juga termasuk langka akan tempat pelayanan pendidikannya. Tidak setiap kecamatan ada pelayanan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sejak tahun 1989 sampai dengan sekarang aku berjuang mulai menjadi Guru Wiyata Bakti, Guru Bantu, CPNS, dan tercapialah menjadi Guru PNS. Alhamdulillah Allah menempatkan saya yang sudah sesuai dengan profesi. Sarjana Pendidikan Luar Biasa telah saya kantongi pada Perguruan Tinggi Negeri di UNS. Walau juga sempat menjalankan tugas seorang Guru, Kepala Sekolah, Penyelenggara RA, TK, PAUD, POS PAUD dan SLB Kelas Jauh di Desa Karngtengah Kecamatan Karangtengah. Itu semua adalah sebuah proses menuju kesuksesan yang harus diperjuangkan terkait pendidikan yang akhirnya Allah tempatkan saya sesuai keahlian di bidang pendidikan Khusus yaitu SLB Mulatsarira Baturetno sampai saat ini.

Dengan jarak tempuh 30 kilometer tiap hari, berangkat pagi, dingin, berkabut, penuh liku menelusuri hutan pinus, lembah dan gunung yang harus kulalui. Rasa syukur saya dan penuh arti pada kehidupan yang ada.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Di perjalanan penuh ujian rintangan yang harus saya hadapi. Karena medan jarak tempuh, dan peristiwa yang ada yang tidak disangka. Sambil mengendong bayi di depan dan belakang menyandang tas naik sepeda motor. Yang biasa saya lakukan selama anak belum usia 2 tahun lebih, atau belum terlepas dari ASI, anak wajib saya bawa kemana saja. Untuk berpedoman sebagai istri karier yang tidak mengesampingkan tugas utama sebagai ibu dari anak-anak, dan sebagai pendamping suami, di dalam keluarga. Dengan niat tulus ikhlas dalam menjalankan apapun kebaikan ini akan menjadi ringan adanya. Tidak merasa malu dengan penampilan yang ada, tidak marah dengan cemooh orang-orang, mesti harus ku bersabar dalam menghadapi

Apa sebenarnya bronjong plastik yang dimaksud  pada artikel ini adalah keranjang bronjong plastik terbuat dari bahan anyaman plastik dan kayu yang dipakai para pedagang untuk membawa barang pada umumnya. Tak ubahnya dengan penampilan saya ke sekolah tempat saya mengajar yang selalu membawa bronjong plastik berisikan dagangan. Jika berangkat membawa apa saja yang dipesan teman-teman di kantor maupun masyarakat lingkungan sekolah dan sepanjang jalan menuju sekolah tempat kerja. pulang dari sekolah tempatku mengajar, bronjong plastik tersebut untuk membawa barang-barang yang dipesan oleh masyarakat lingkungan rumah dan masyarakat yang memesan barang-barang apa saja. Mulai dari makanan, sayuran, pakaian, alat rumah tangga, mainan, semabako, tanaman dan lainnya. Ini semua  bukan ku bermaksud kurang bersyukur, tapi kuniatkan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, yang sudah menjadi cita-cita saya sejak kecil. Suka menyenangkan orang lain. Ini smeua saya lakukan tanpa mengganggu maupun mengesampingkan tugas saya sebagai PNS.

Bronjong plastic yang senantiasa menemaniku menelusuri lembah dan gunung, dingin, kabut, panas terik matahari, debu, jalan berliku dan selalu menarik perhatian para orang-orang disepanjang jalan. Percaya diri yang harus ku kedepankan. Karena tidak sedikit orang yang berpendapat ganjil, usil, iri, dll yang semua itu justru menguatkan mental bagi diriku yang dengan kuhadpi mengedepankan positif thingking. Karena dengan status PNS, berangkat pulang membawa bronjong plastik, ini yang mengusik pandangan orang dan menilainya bermacam-macam yang sangat komplek. Terharu, mengejek, menyanjung, meremehkan, bahkan memfitnah oleh masyarakat, itu semua sangat bermanfaat bagiku dalam meraih dan mendewasakan kesuksesan, untuk meraih mimpi yaitu merdeka belajar baik untuk ku sebagai Guru dan untuk siswa-siswaku. Dan juga dalam acara kedinasanpun di tingkat Kabupaten si bronjong plastik pun rela menemaniku dalam pilu, semangat, sabar, ikhlas, yang penuh arti. Tempat parkir begitu gemerlap disulap seperti dealer baik motor maupun mobil disetiap ada pertemuan. Mulai dari Yamaha, Honda, Xenia, Avanza dan lain-lainnya. Bronjong plasticku pun tak mau kalah ikut tampil dibarisan mereka. Luar biasa itu kutunjukkan, apa adanya. Alhamdulillah mendapat respon yang positif dari Kepala Sekolah dan teman sejawat, yang menjadikanku lebih kuat dalam menghadapi semua ini penuh motivasi.

Pandemi kita jalani dan kita lalui bersama. Efek dan dampak pada ke semua sector/bidang, baik bidang pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Sebuah keharusan yang harus kita jalani dan kita lalui. Usaha semaksimal mungkin secara serempak untuk menghadapi dan melewatinya. Pemerintah secara bersama-sama masyarakat berusaha melawan covid 19 ini agar bisa terlewati.

Bertahun lamanya musibah pandemi di Negeri ini maupun Dunia pada umumnya menjadikan masalah besar secara global. Khususnya yang saya jalani yaitu sebagai seorang Guru Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Mulatsarira Baturetno Wonogiri . banyak kendala dan upaya dalam menghadapi permasalahan baik dari Guru, Siswa dan Orang Tua Wali. Proses Kegiatan Belajar Mnegajar mulai terganggu. Dengan berbagai upaya, usaha dari sekolah melaksanakan KBM Kegiatan Belajar Mengajar mulai dari belajar during, luring, tatap muka terbatas, home visite. Upaya ini semua adalah proses untuk menuju terlaksananya Proses Kegiatan Belajar Mengajar secara maksimal dengan baik. Pelayanan ini sudah bisa dilaksanakan namun belum bisa maksimal, mengingat ABK Anak Brekebutuhan Khusus dalam pembelajarannya berbeda dengan pembelajaran pada umumnya. Khususnya dalam penanganan. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam penanganan harus dengan sentuhan,terapy wicara, orientasi mobilitasi, artikulasi, praktek bina diri, Bina Komunikasi Persepsi Bunyi Dan Irama (BKPBI) dan lain-lain yang itu semua harus dilakukan tatap muka dengan sentuhan praktek langsung.

Kondisi saat ini permasalahan-permasalahan satu persatu dapat teratasi. Salah satunya penerapan merdeka belajar. Merdeka belajar merupakan hal baru saat ini. Yang sering kita dengar diberbagai sosialisasi baik di medsos maupun di lembaga-lembaga pendidikan. Merdeka belajar dalam arti sekolah adalah Guru dan murid mempunyai kebebasan dalm berinovasi dan bertindak dalam proses belajar mengajar. Pak Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Hari Guru Nasional 2019 silam telah mencanangkan program kebijakan baru yaitu Merdeka belajar. Berikut merupakan empat pokok kebijakan baru Kemendikbud RI : 1. Ujian Nasional akan digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Nantinya Asesmen ini akan ditekankan pada kemampuan penalaran literasi dan numeric siswa yang didasarkan pada tes PISA. 2. Ujian sekolah berstandar Nasional akan diserahkan kepada sekolah. 3. Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan (RPP). Menurut Pak Nadiem, RPP saat ini cukup dibuat satu halaman saja. 4. Untuk peneriman peserta didik baru, sistem zonasi diperluas.

Menurut Pak Nadiem Merdeka Belajar artinya Unit Pendidikan yaitu sekolah, Guru-guru dan murid-muridnya punya kebebasan dalam berinovasi dan bertindak dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru sangat dianjurkan untuk tidak bersikap monoton dan masih menerapkan teacher center yang mana dalam kegiatan pembelajaran di kelas berpusat pada guru. Guru harus kembali mengasah kompetensinya. Terutama dalam menerapkan kurikulum yang telah diberikan serta mewujudakan kompetensi dasar yang sudah dibuat sebelumnya. Bukan hanya meningkatkan skill guru dalam mengajar, tetapi dalam sistem pembelajaran di kelas pun harus turut diberikan inovasi yang berbeda dari sebelumnya. Apabila sekarang guru masih menerapkan sistem belajar di dalam kelas saat ini, terapkan belajar di luar kelas. Selain mengubah nuansa belajar yang awalnya monoton dan kaku kegiatan ini akan menambah wawasan siswa dalam berpikir kreatif dan kritis. Selain meningkatkan cara berpikir anak, dengan membebaskan anak untuk belajar di luar kelas akan membentuk karakter siswa supaya lebih mandiri dalam bersikap, bergaul dan lebih berani dalam menguntarakan pendapatnya.

Dalam hal diatas saya mengimplementasikan menerapkan dengan merdeka belajar di kelas saya. Tidak semudah membalikan telapak tangan dalam penerapan merdeka belajar. Unsur yang harus saya rubah adalah 1. Diri sendiri sebagai seorang guru. 2. Sekolah yang belum semuanya guru dapat menerima adanya sistem yang berubah dari biasanya. 3. Image orang tua yang juga belum faham akan peruabahan sistem pembelajaran yang berubah. Namun demikian untuk berubah harus melalui proses antara lain: 1. Tetap mengadakan perubahan dalam proses KBM yang lebih baik menerapkan merdeka belajar. 2. Mensosialisasikan antar teman sejawat terkait merdeka belajar. 3. Melakukan parenting kepada orang tua wali di kelas saya setiap pekan sekali.

Sudah sejak lama, bahkan sebelumnya adanya pencanagan merdeka belajar penerapan merdeka belajar sudah saya jalani. Mulai tahun 2004 semenjak saya menjadi Guru bantu waktu itu. Saya laksanakan di kelas jauh. Embrionya SLB Mulatsarira Baturetno tepatnya di Kantor Koramil kecamatan Karangtengah. Namun kurang adanya dukungan yang berarti, justru sebaliknya banyak yang menertawakan. Namun semanagtku yang tak surut justru lebih bersemangat dalam berinovasi. Berusaha untuk mempertahankan perubahan terkait merdeka belajar. Setiap pagi pembelajaran di luar kelas dan serba kongkrit. Untuk selanjutnya disimpulkan secara bersama-sama guru dan siswa. Sungguh menyenangkan.

Selama pandemic ini menjadi guru yang dirindu, begitu sebaliknya guru merindukan siswanya sangatlah nyata adanya, aku jalani dan rasakan. Tentunya untuk semua guru dan siswa seluruh bumi ini. Banyak hal yang unik menarik dalam proses wujudkan merdeka belajar. Meningkatnya antusias siswa, orangtua, sekolah yang selalu tetap bersinergi.

Yang nyata saya hadapi dan menjadikan sebuah kisah dalam hidup di dunia ini. Tidak semua orang sama dalam merespon, menstimulus, menelaah, mengamalkan dari sebuah ilmu dan mengimplementasiakn kedalam praktek nyata. Benar-benar terjadi keunikan-keunikan yang terjadi di kelas saya. Ada 8 siswa yang berkebutuhan khusus secara berbeda kekhususannya. Unik menarik untuk menghadapinya. Ada yang tunarungu, hiperaktif, tunawicara, dan lain-lain masing-masing punya kekurangan dan kelebihan, keunikan. Pada waktu proses KBM di kelas tingkah laku, respon antusias, semangat, emosi, yang selalu berubah di setiap saat. Harus saya hadapi dan tangani secara berbeda-beda pula. Suatu hari ada siswa yang selalu melepas baju dan celana ( porno,bugil tanpa busana), ada yang masih minum dot dan harus tidur dipangkuan gurunya, ada yang selalu merusak apapun dihadapannya, ada pula yang masih ngompol dan suka meludahi siapapun yang mendekat, namum demikian banyak hikmah yang ada, banyak ilmu yang saya dapat dan tidak ada dalam teori di sekolah maupun di perkuliahan, itu semua fakta, metode, spontanitas, yang saya hadapi dan tak terduga akan terjadi. Saya merengkuhnya seperti merawat dan mendidik, membimbing anak sendiri.

Sering kali siswa secara bergantian menginginkan ikut saya pulang ke rumah. Sampai-sampai tidak mau di jemput orangtuanya untuk diajak pulang. Karena sudah berada di zona nyaman yang terjadi interaksi antara guru dan siswa. Semuanya tidak ada paksaan, laranagan, karena mulailah memahami praktik baik merdeka belajar. Secara bergiliran siswa mondok di rumah guru seperti asrama. Karena tanpa membeda-bedakan antara siswa dan anak-anak saya, membaur seperti keluarga sendiri. Alhamdulillah suami, anak, keluarga saya bisa menerima kebersamaan ini. Dan Alhamdulillah juga atas kkepercayaan orang tua wali, dalam saya membawa anaknya pulang.

Berhubung yang minta pulang ke rumah guru tidak hanya satu, dan tidak sabar menunggu giliran, akhirnya si bronjong plastic pun mulai beraksi. Saya bawa siswa memakai bronjong plastic serasa mobil katanya. Membawa 2 siswa dengan memakai bronjong plastic secara bergantian.

Merdeka belajar anatara guru dan siswa terwujud, inovasi kreasi bisa berkembang secara alami. Kegiatan di rumah gur tidak sekedar menginap saja, namun saya bimbing, dididik seperti belajar di sekolah, bedanya kalau di rumah guru yang alami dan nyata lingkungan belajarnya sangat mendukung terwujudnya merdeka belajar. Banyak tersedia tempat belajar, kebun bunga, peternakan, toko kelontong, lahan pertanian, ketrampilan membatik, handmade, tata boga, toko pakaian itu semua bisa untuk langsung praktek dalam belajar. Jadi siswa sangat senang sekali penuh kreasi dan inovasi.

Dengan adanya program kebijakan terbaru ini mestinya kita berharap bahwa calon penerus bangsa akan lebih berkemabng dalam menunjukkan bakat / talent yang mereka punya. Setiap anak tentunya memiliki bakat yang terpendam. Ibarat menggali intan di dalam sampah. Di sinilah tugas para orangtua dan pendidik untuk membantu siswa dalam mengeluarkan bakat yang mereka punya, merupakan pendidikan yang nerbasis tehnologi yang memberikan berbagai kemudahan dalam menjalaankan kegiatan belajar mengajar.

Siswa dalam belajar sperti ini bukan semata-mata untuk membebaskan guru dalam mengajar siswa, akan tetapi metode belajarnya saja yang berbeda. Metode  yang dulunya TEACHER CENTER kini beralih ke STUDENT CENETER, yaitu kegiatan belajar yang berpusat pada guru beralih ke kegiatan belajar yang berpusat pada siswa. Sehingga siswa lebih aktif dan guru mengawasi dalam mereka belajar.

Di sisnilah fungsi dari bentuk kemerdekaan siswa dalam belajat. Merdeka dibebaskan dalm berpikir kreatif dan berinovasi. Siswa akan terbiasa dalam bertindak kreatif dan mandiri, akan membentuk karakter yang berkompetensi dikemudian hari. Tentunya para siswa yang memiliki kompetensi tinggi akan siap menghadapi dunia pekerjaan dan berguan bagi Bangsa dan Negara.

Demikian kisah nyata dengan bronjong plastik demi terwujudnya merdeka belajar, semoga bermanfaat.   

  

Ikuti tulisan menarik siti yuliati lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler