x

Iklan

Puri Fitriani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 November 2021

Jumat, 3 Desember 2021 05:10 WIB

Merdeka Belajar, Semua Mjurid Semua Guru

Kondisi kekurangan guru yang melahirkan kreativitas guru dan siswa meskipun dengan fasilitas seadanya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sekolah negeri yang kekurangan tenaga pengajar tentunya bukan berita baru, bahkan di Ibukota sekalipun. Termasuk juga di SMPN 189 Jakarta tempat saya mengabdi. Walau dalam dapodik tercatat status saya sebagai pengampu layanan Bimbingan dan Konseling, namun ketiadaan guru mata pelajaran Prakarya membuat saya pun merangkap mengampu mata ajar tersebut. Kemudian salah seorang dari dua Guru Seni Budaya yang kami miliki berpulang selamanya, disusul dengan pensiunnya guru Seni Budaya yang lain beberapa saat setelahnya, membuat sekolah kami otomatis tak memiliki guru Seni Budaya sama sekali.

Tim kurikulum menyiasati kondisi ini secara kreatif,  dengan membagi jam pelajaran Prakarya dan Seni Budaya kepada seluruh guru yang menjabat sebagai wali kelas. Sehingga setiap wali kelas kemudian menjadi pengajar Prakarya dan Seni Budaya di kelasnya masing-masing, selain dari mata pelajaran yang mereka ampu.

Sebagai salah satu wali kelas 8, tanggung jawab menyampaikan kedua mata pelajaran di kelas saya pun menjadi kewajiban saya. Batin sempat menjadi kerdil, sebab tak setetes pun darah seni mengalir dalam diri saya. Berkreasi atau bercocok tanam pun tak pernah menjadi hobi. Terlebih perkara seni dan crafting adalah obyek kegiatan yang dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat, hingga tak menutup kemungkinan bahwa ada siswa kelas saya yang mungkin lebih memahami seni ketimbang diri ini. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berangkat dari rasa tidak percaya diri atas kemampuan di kedua bidang tersebut, sehingga saya pun meragukan kapasitas diri untuk mengajar mata pelajaran Prakarya dan Seni Budaya. Akhirnya saya membuat konsep 'Semua Murid Semua Guru' dalam kegiatan PJJ mata pelajaran Prakarya dan Seni Budaya. Sebab saya meyakini, perihal ilmu pengetahuan tidak ada istilah lebih pintar atau lebih bodoh, yang ada hanyalah siapa yang lebih dahulu mendapat informasi tentang topik tertentu.

Saya membagi siswa sekelas menjadi beberapa kelompok belajar sejumlah sub tema yang dipelajari selama satu semester. Kemudian meminta tiap kelompok mencari referensi sebanyak mungkin terkait sub tema, serta membuat makalah dan slide power point, untuk kemudian bergiliran melakukan presentasi materi bagi seluruh teman sekelas melalui pertemuan virtual zoom atau gmeet. Di akhir presentasi, saya akan membuat kesimpulan dan memberi sedikit keterangan tambahan juga membuka keran diskusi dua arah dengan siswa.

Penilaian untuk tugas terbagi empat macam:

1. Penilaian presentasi, yaitu bagaimana performa dan kerjasama kelompok saat melakukan resentasi materi.

2. Penilaian materi, yaitu penilaian terhadap isi makalah dan slide power point (termasuk desainnya) yang dibuat oleh tiap kelompok.

3. Penilaian individu, yaitu nilai tambahan yang diberikan pada siswa yang menjadi audiens dan mengajukan pertanyaan dalam diskusi.

4. Penilain kontribusi, yaitu nilai yang diberikan oleh sesama anggota kelompok untuk teman sekelompoknya berdasarkan kinerja dan kontribusi dalam mengerjakan tugas ini.

Selama satu semester menerapkan metode ini, tak hanya siswa yang belajar ternyata saya pun banyak mendapat informasi baru dari materi dan penjelasan para siswa. Beragam informasi yang tak tercantum dalam buku paket yang diberikan sekolah mampu mereka kumpulkan dari berbagai sumber.

Bagi para siswa, selain menerima asupan ilmu Prakarya dan Seni Budaya mereka juga sekaligus berlatih dan memahami beberapa hal lain, seperti:

1. Cara membuat makalah materi dan berkreasi dengan power point.

2. Makin melek teknologi karena harus menyiapkan sendiri tautan zoom atau gmeet, serta berlatih membagikan layar materi saat menjadi host dalam pertemuan virtual.

3. Berlatih tampil dan public speaking di hadapan banyak orang.

4. Mengaplikasikan salah satu profil pelajar Pancasila, yaitu gotong royong dan bekerjasama, melakukan pembagian peran dan tugas.

#merdekabelajar

#semuagurusemuamurid

Ikuti tulisan menarik Puri Fitriani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler