x

Iklan

Indra Kurniawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Desember 2021

Jumat, 3 Desember 2021 14:41 WIB

Menumbuhkan Rasa Empati Terhadap Lingkungan Sekolah Melalui Penerapan Merdeka Belajar Pada Pembelajaran IPA di SMP Negeri CIiracap , Sukabumi

Melalui Pembelajaran IPA dengan Konsep Meerdeka Belajar Menumbuhkan rasa Empati Terhadap Lingkungan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

MENUMBUHKAN RASA EMPATI TERHADAP LINGKUNGAN  SEKOLAH

 MELALUI PENERAPAN MERDEKA BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA

DI SMP NEGERI CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

OLEH : INDRA KURNIAWAN

 

       Pendidikan menurut Pemikiran Ki Hajar Dewantara menganut pemahaman bahwa pendidikan itu harus holistik dan seimbang, tidak boleh timpang. Baik keseimbangan budi pekerti yang membawa anak pada kebijaksanaan  untuk berbagai disiplin ilmu, demikian juga pengajaran merupakan bagian dari proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup  anak  secara lahir dan batin.

Pendidikan memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar dia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia mapun sebagai anggota  Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Pada kegiatan pendidikan mencapai tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA  di sekolah. Tujuan pembelajaran IPA  di sekolah adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan IPA dan pola pikir sains dalam kehidupan sehari- hari  diharapkan dapat menerapkan IPA  dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari.

SMP Negeri 1 Ciracap sekolah memiliki  lahan yang cukup luas sekitar 10.000 m2 yang berlokasi  di Desa Ciracap Kecamatan Ciracap Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Jumlah siswa 550 orang yang terdiri dari 15 rombel. Luas lahan yang cukup luas  merupakan modal utama dalam memberikan pelayanan pendidikan pada siswa dalam mngembangkan bakat dan minat dalam kgiatan pemebelajaran. Khususnya untuk peelajaran IPA Lingkungan Sekolah dapat dimanfaatkan untuk sarana kegiatan pembelajaran yaitu sebagai Laboratorium Alami.  Namun Sayang pada saat Pandemi Covid 19 kondisi Lingkungan  Sekolah sangat memprihatinkan  karena terkendala dan keterbatasan tenaga kebersihan maka sampah organic yang dihasilkan dari pepohonkan volumenya sangat melimpah, sehingga pada Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka ( PTM ) Terbatas Volume sampah organic pun sangat kuar baiasa semakin banya dihasilkan. Dengan melihat factor kelemahan dan keterbatasan maka timbul inisiatif  alakah baiknya sampah tersebut dapat di manfaatkan sebagai bahan baku untuk pembuatan kompos.

Salah satu solusi agar kondisi sampah dapat termanfaatkan tetapi dapat dikaitkan dalam kegiatan pembelajaran IPA   adalah dengan metode pembelajaran berbasis Produk dan life skil  sesuai kajian yang telah dilakukan oleh penulis  Pada pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran  berbasis produk dan life skill , guru memulai kegiatan pembelajaran  dengan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa dan mengorganisir kelas untuk kegiatan seperti pemecahan masalah, investigasi, dan menyenangkan . Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai mediator dan fasilitator. Guru membimbing siswa jika diperlukan dan siswa didorong untuk berpikir sendiri untuk menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru (Markaban, 2006: 15).

 

Tujuan

  1. Menumbuhkan pendidikan rasa empati pada lingkungan dan pemblajaran yang berpusat pada murid sehingga adanya , adanya olah cipta, rasa dan karsa secara holistik serta humanis sesuai filosofis Ki Hajar Dewantara.
  2. Meningkatkan motivasi belajar sehingga kegiatan belajar siswa menjadi aktif, kreatif, inovatif, efektif, mandiri, menyenangkan, gembira dan berbobot.
  3. Membangun kearifan budaya lokal melalui penerapan pembelajaran kecakapan hidup (/’ifeskiIl)

 

 

 

 

 

Hasil

Pembahasan

dan praktek  pada siswa yang berhubungan dengan   Pelestarian Sumberdaya Air dan Lingkungan Sekolah di antaranya :

  1. Membuat Lubang Resapan Biopori  (LRB)

Pembuatan lubang biopori dilakukan oleh sekolah bersama-sama dengan siswa, dengan lokasi yang telah ditentukan sesuai ketentuan syarat lubang biopori seperti pada taman sekolah. Fungsi biopori selain untuk penyerapan air juga membantu dalam pembusukan sampah organik yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk.

  1. Pemanfaatan  Limbah  Air   dari kegiatan pembelajaran dan drainase

Air limbah dari kegiatan pembelajaran seperti limbah air wudhu dan drainase  dibuatkan tampungan yang kemudian dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya ikan.

  1. Penghijauan lingkungan Sekolah dengan Tanaman  buah Jambu Kristal, lengkeng  dan   sayuran ( Tanaman cabe, Tomat , )dan obat-obatan di sekolah.

 Kegiatan ini bertujuan agar siswa mengetahui jenis tanaman buah dan tanaman sayuran, obat-obatan , tahu manfaat dari tanaman tersebut  , dan dapat menanam tanaman buah, sayuran dan obat-obatan   sendiri. Dalam kegiatan ini dikelola bersama-sama oleh warga sekolah  dengan siswa, sekolah menyiapkan area untuk ditanami oleh tanaman buah, cabe dan sayuran   dengan menggunakan lahan yang ada di sekolah.ataupun polibag, begitu pula pada green house. Hasil kgiatan ini akan membuat lingkungan sekolah menjadi hijau dan sehingga cadangan air tanah terikat oleh akar tanaman sehingga ketersediaan sumber air selalu ada di sekolah.

  1. Pengelolaan Sampah Sekolah

Sampah yang diproduksi oleh warga sekolah terdiri dari sampah kertas, sampah plastik, botol dan cup  minuman, daun-daun.  Sampah anorganik sulit terurai maka sampah jenis ini dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang yang dapat digunakan kembali. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos padat dan Pupuk Organic  Cair ( POC ) , sedangkan sampah plastik diubah menjadi produk-produk yang bermanfaat seperti, tas, dompet,tikar, tempat pensil, jas hujan, dan lain-lain.

  1. Mengelola sampah organik ( daun ) dijadikan Pupuk Kompos padat dan Pupuk Organik Cair ( POC ) . Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi keberadaan sampah daun yang berserakan  di sekolah, dimana siswa  bisa kreatif dalam dirinya untuk berusaha memamfaatkan sampah daun menjadi pupuk kompos cair ( POC ) dan Pupuk Kompos Padat. Hasil dari pupuk kompos dapat dimanfaat untuk kegiatan pemupukan kebun sekolah,  kebun dan sawah yang dimiliki oleh guru dan siswa. Pengembangan Pupuk Kompos di sekolah dikelola  oleh para kader sahabat sampah dengan menggunakan Komposter yang berasal dari ember bekas cat yang terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama ( Ember atas   ) untuk menyimpan kompos padat dan Tahap 2 ( Ember yang bawah  yang diberi kran ) untuk menampung Pupuk Kompos cair ( POC ) cairan yang dihasilkan dari kompos padat. Penjelasan lebih lengkap dalam Video berikut :
  2. Mengelola sampah An Organik  ( Plastik )

Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi keberadaan sampah, baik di sekolah maupun di rumah atau dilingkungan sekitar, dimana siswa bisa kreatif dalam dirinya untuk berusaha memamfaatkan barang bekas dapat berguna kembali, dengan tetap selalu menjaga kebersihannya.Dimana bentuk contohnya adalah dengan kami  mengajak siswa membuat keterampilan dari barang-barang bekas, membuat alat-alat dari barang bekas seperti tempat pensil , tas,  celengan , tikar dan sebagainya.Hasilnya digunakan/ dimamfaatkan oleh siswa . Tugas ini diberikan melalui tugas daring dan dikerjakan dirumah masing-masing. Disekolah pun kami membuat pojok kreasi dan edukasi tempatnya para siswa dan  kader sahabat sampah  ( Pengurus Osis ) mau belajar membuat kerajinan, tentunya siswa yang datang secara bergiliran dengan mentaati protokol kesehatan.

          Atas dukungan semua elemen yang ada (Stake holder) mulai dari Kepala Sekolah , Guru, Staf Tata Usaha   dan Siswa kami berupaya memberikan yang terbaik kepada masyarakat menciptakan kondisi sekolah yang baik  untuk menjadikan tempat pembelajaran dan penyadaran bagi warga sekolah sehingga di kemudian hari seluruh warga sekolah dapat bertanggung jawab dalam upaya – upaya pnyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Berikut  beberapa manfaat kegiatan sekolah  berwawasan dan mengelola  lingkungan sekolah dilihat dari subjeknya :

  1. Bagi Siswa
  • Lingkungan sekolah hijau banyak menyimpan cadangan sumberdaya air, sehingga kegiatan pembelajaran pun dapat menghambat proses pembelajaran para siswa yaitu dalam rangka menciptakan karakter siswa yaitu dengan kegiatan pembiasaan Shalat Duha, membaca  Alquran dan Shalat Duhur berjama’ah. Hal itu tidak bisa dilaksanakan di karena tidak cukupnya air bersih untuk wudhu para siswa kami. 
  • Membekali siswa memiliki pengetahuan berwawasan lingkungan
  • Membekali  keterampilan kecakapan hidup ( life skill )  bagi siswa  sebagai bekal hidup di masa depan bagi siswa-siswi yang tidak mampu melanjutkan sekolah ke perguruan tinngi, mereka mampu kreatip ber wirausaha.
  • Lingkungan sekolah yang bersih dapat meningkatkan kesehatan dan semangat belajar, Siswa tak mudah sakit, sehingga tidak sering Absen  dan mampu mengikuti pembelajaran yang baik.
  1. Bagi Guru dan warga sekolah lainnya

        Kebersihan lingkungan sekolah dapat menaikan nilai akadmis siswa sehingga scara tidak langsung juga menaikan citra guru maupun reputasi sekolah itu sendiri. Selain itu biaya kesehatan yang harus dikeluarkan orang tua juga bisa berkurang karena beraktivitas di lingkungan sekolah yang bersih.

  1. Bagi Masyarakat sekitar

Kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan di sekolah dapat menularkan ke masyarakat sekitar yang diharapkan mencontoh pola hidup warga sekolah tersebut. Masyarakat sekolah sekitar pun tidak akan rentan terkena penyakit yang berhubungan  buruknya kebersihan lingkungan. Ketersedian sumberdaya air pun dimasyrakat tersedia

Ikuti tulisan menarik Indra Kurniawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler