x

Guru menunjukkan media \x22TuSi\x22 Jurnalis kepada siswa

Iklan

Pramaswara

Penulis tinggal di Cirebon. Pernah bergiat di ASAS UPI dan UKSK UPI
Bergabung Sejak: 24 November 2021

Sabtu, 4 Desember 2021 06:09 WIB

Merdeka Belajar atau Merdeka Mengajar?

‘Merdeka Belajar’ diharapkan dapat memerdekakan guru untuk mengeksplorasi caranya mengajar, bukan belajar. Meskipun memang, untuk meningkatkan kompetensinya, guru diharapkan untuk terus belajar. Namun, jika kita lihat secara makna yang terdapat dalam KBBI, kata mengajar rasa-rasanya lebih cocok untuk merepresentasikan situasinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada awal pengangkatannya, Mendikbud Nadiem Makarim menyampaikan pidato dengan muatan slogan yang selalu diingat sampai saat ini. Ia menekankan bahwa isi pidatonya akan sedikit berbeda, tidak lagi diisi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Salah satu hal yang diingat oleh masyarakat adalah slogannya yang dilatarbelakangi oleh situasi yang dialami guru-guru di Indonesia, yaitu ‘Merdeka Belajar’.

Dalam arahan kebijakan Merdeka Belajar yang dirilis tanggal 11 Desember 2019, pokok-pokok kebijakan merdeka belajar yang ditekankan Mendikbud antara lain Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi. Dengan adanya kebijakan baru tersebut, diharapkan guru dan sekolah lebih merdeka dalam menilai hasil belajar siswa. Lantas yang menjadi pertanyaan, guru dan sekolah ini sebenarnya merdeka dari apa? Kegiatan belajar, sebenarnya merupakan kegiatan siapa? Guru ataukah siswa?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merdeka merupakan kata sifat yang memiliki makna (1) bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri; (2) tidak terkena atau lepas dari tuntutan; (3) tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; leluasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Biasanya, kata merdeka selalu identik kita gunakan menjelang perayaan hari kemerdekaan. Merdeka selalu digunakan untuk merujuk pada kebebasan bangsa dari penjajahan oleh bangsa lain. Sehingga, tidak sedikit anggapan dan pertanyaan yang ditujukan untuk slogan tersebut; apakah guru-guru di Indonesia sedang dijajah sehingga perlu merdeka?

Tentu jika hanya memaknai kata merdeka dari satu makna saja, akan menimbulkan ketaksaan dalam memaknainya. Jika kita menggunakan makna (2) tidak terkena atau lepas dari tuntutan, maka kita akan mencari benang merah antara isi pidato Mendikbud dengan makna tersebut. Para guru yang dipenuhi tuntutan aturan, tugas administratif, kurikulum yang padat, dan lain sebagainya diharapkan dapat merdeka dari tuntutan tersebut.

Namun, slogan ini tidak hanya dibentuk oleh kata merdeka saja, melainkan juga kata belajar. Dalam KBBI, belajar merupakan kata kerja yang memiliki makna (1) berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; (2) berlatih; (berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman).

Slogan ‘Merdeka Belajar’ dalam pokok-pokok kebijakannya, mengacu pada situasi guru yang menjadi latar belakang dan menekankan agar terjadi sebuah perubahan pada guru. Guru diharapkan dapat terlepas dari berbagai tuntutan yang membuatnya menjadi terkekang saat proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Sedangkan seperti yang kita tahu, dalam konteks pembelajaran, tugas guru adalah mengajar peserta didik. Belajar adalah tugas atau kewajiban yang mesti dilakukan oleh peserta didik. Belajar merupakan usaha peserta didik untuk memperoleh kepandaian atau ilmu dari seorang guru. Sedangkan mengajar merupakan kata kerja yang bermakna memberi pelajaran.

‘Merdeka Belajar’ diharapkan dapat memerdekakan guru untuk mengeksplorasi caranya mengajar, bukan belajar. Meskipun memang, untuk meningkatkan kompetensinya, guru diharapkan untuk terus belajar. Namun, jika kita lihat secara makna yang terdapat dalam KBBI, kata mengajar rasa-rasanya lebih cocok untuk merepresentasikan situasinya.

Maka, manakah yang akan Anda gunakan? Merdeka Belajar atau Merdeka Mengajar?

Ikuti tulisan menarik Pramaswara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler