x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Sabtu, 4 Desember 2021 06:16 WIB

Menengok Program Jompo Binaan di Taman Bacaan, Seperti Apa Caranya?

Ikhtiar gapai berkah aktivitas literasi, Taman Bacaan Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor pun bikin program JOMBI (JOMpo BInaan) bukan jomblo. Seperti apa aksinya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ada banyak cara untuk menghormati orang tua. Karena orang tua adalah penentu ridho Allah SWT kepada seorang anak. Bahkan orang tua pula yang selalu berjuang untuk anak-anaknya. Mulai dari mendidik, menyekolahkan, membesarkan, mengasuh, dan mengajari anak-anaknya. Tanpa pamrih, tanpa berharap apapun.

 

Tapi sayangnya, hari ini masih banyak orang tua yang tidak beruntung. Di sisa usianya, kesulitan ekonomi. Kadang makan, kadang tidak. Karena tidak punya uang, tidak ada yang bisa dimakan. Realitas itu masih terjadi di kalangan orang tua yang kini sudah tidak berdaya. Akibat usia yang kian menua, kian lemah dan tidak lagi bisa bekerja. Orang tua di usia senja, yang sering disebut kaum jompo. Lalu siapa yang mau membantu kaum jompo atau kaum lanjut usia?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Berangkat dari realitas itulah, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor menjalankan program JOMBI (JOMpo BInaan) sejak April 2021. Dengan memberikan santunan setiap bulan kepada 8 kaum jompo berusia lanjut. Usia mereka di antara 63 s.d. 85 tahun dan bertempat tinggal di sekitar taman bacaan. Melalui program JOMBI, TBM Lentera Pustaka ingin menunjukkan bakti anak kepada orang tua. Sebagai bagian dari pembelajaran yang ditanamkan di taman bacaan.

 

Minimal sebulan sekali, kaum jompo binaan bersama anak-anak yatim binaan TBM Lentera selalu mengaji sekaligus mendapat santunan. Untuk meringankan beban ekonomi kaum jompo di hari tuanya. Apalagi mereka sudah tidak punya akses untuk bekerja dan mendapatkan uang. Seperti kata nenek Ihah (76 tahun), “Yah, mau apa lagi di usia tua kayak gini. Kalau tidak ada yang bantu, berarti nenek tidak makan”.

 

Sejatinya, memang tidak ada alasan bagi seorang anak untuk tidak peduli kepada orang tuanya. Apalagi menelantarkannya. Maka siapa pun yang peduli, sudah sepantasnya untuk membangun seutas senyum di kalangan kaum jompo yang sering tidak diperhatikan. Karena itu, TBM Lentera Pustaka tentu atas izinnya pun memulai program JOMBI (JOMpo BInaan) sebagai  wujud kepedulian sosial, di samping meringankan beban kaum jompo di kampung.

 

Kenapa TBM Lentera Pustaka menjalankan program JOMpo BInaan?

Alasannya, semata-mata karena kepedulian, di samping wujud syukur atas anugerah Allah SWT. Agar taman bacaan “tetap eling” kepada kaum jompo yang tidak beruntung seperti orang tua lainnya. TBM Lentera Pustaka percaya. Bahawa taman bacaan akan meraih berkah dan dilancarkan urusannya karean peduli terhadap kaum jompo dan anak-anak yatim. Di samping TBM Lentera Pustaka pun bertekad menjadi sentra pemberdayaan masyarakat, sebagai bukti nyata bakti kepada masyarakat sekitar

 

Melalui pengajian bulanan, kaum jompo ikut mengaji, bertatap muka, bersilaturahim, membaca doa, dan berbagi rezeki untuk kaum jompo. Bersama kaum jompo, siapa pun bisa belajar. Bahwa kaum jompo tidak cukup untuk dikasihani. Tapi harus dibantu akibat ketidak-berdayaannya. Bahkan doa kaum jompo pula yang dapat menjauhkan musibah siapa pun dalam tiap gerak Langkah kehidupan. Dan bukankah, sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat untuk orang lain?

 

Senyum kaum jompo di taman bacaan. Selalu memberi nasihat bahwa manusia pada dasarnya ‘bukan apa-apa, bukan siapa-siapa”. Karena itu, sikap peduli dan ringan tangan untuk membantu dalam kebaikan harus tersu ditebarkan, tidak terkecuali taman bacaan seperti TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Maka atas kebaikan itu, agar selalu diberi kesehatan, kemudahan dan keberkahan dalam hidup.

 

Program JOMpo BInaan (JOMBI) TBM Lentera Pustaka ini melengkapi program yang telah dijalankan TBM Lentera Pustaka seperti: 1) TABA (Taman BAcaan) dengan 160 anak yang rajin membaca seminggu 3 kali (Rabu-Jumat-Minggu) dan berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya), 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar buta huruf, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel, 5) KOPERASI LENTERA dengan 31 ibu-ibu anggota koperasi simpan pinjam, dan 6) YAtim BInaan (YABI) dengan 14 anak yatim.

 

Maka di taman bacaan, senangkanlah Allah SWT bila mau disenangkan-Nya. Agar tercipta senyum di kalangan kaum jompo. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #KampungLiterasiSukaluyu

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler