Gagasan Mendikbud Ristek tentang Merdeka Belajar merupakan kebijakan unggulan yang dewasa ini sedang digalakkan di setiap jenjang sekolah termasuk pada Sekolah Menengah Kejuruan.
Merdeka belajar pada prinsipnya siswa diberi kesempatan untuk belajar secara bebas, nyaman dan menyenangkan tanpa tekanan namun tidak berarti siswa bebas seenaknya. Merdeka belajar memberikan kebebasan dalam proses untuk mencapai tujuan dengan tetap melaksanakan ketentuan dan prosedur yang berlaku.
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sekarang ini belum berakhir namun hal ini tidak boleh dijadikan alasan untuk mengendorkan Merdeka Belajar, justru sebaliknya masa pandemi dapat dijadikan tonggak awal pelaksanaan Merdeka Belajar. Bagaimana tidak pada masa pandemi pembelajaran dilakukan secara online (daring) siswa belajar mandiri diberikan kebebasan secara aktif dalam mencari dan menemukan materi pembelajaran. Siswa diberikan kemerdekaan belajar, tidak lagi dibatasi oleh empat dinding tapi dapat dilakukan dimana saja, sumber belajar tidak lagi terpusat pada guru semua bisa jadi guru bahkan dalam seloka Minangkabau alam takambang menjadi guru.
Di tengah kungkungan pandemi ini saya sebagai guru Tata Boga memanfaatkan teknologi dan informasi yang berkembang saat ini, berdasarkan pengamatan semua siswa telah memiliki handphone dan siswa sekolah menengah pada umumnya sudah melek tekonologi informasi. Bahkan diantara mereka sering membuat konten-konten di media sosial yang mereka miliki. Oleh karena itu saya terdorong untuk mengoptimalkan kemahiran siswa bermedia sosial. Dimulai dari menggunakan media sosial sebagai salah satu metode pembelajaran.
Penugasan yang saya berikan adalah membuat video blogging (vlog) yang berkaitan dengan kompetensi yang akan dicapai, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Kelas dibagi menjadi kelompok kecil, setiap kelompok berjumlah 3-5 siswa sesuai kebutuhan. Keanggotaan dalam kelompok siswa diberikan kebebasan untuk memilih sendiri anggotanya, bahkan anggotan boleh berkolaborasi dengan siswa lain program keahlian yang berbeda seperti dengan siswa Teknik Komputer Jaringan.
Dalam hal ini siswa diberikan kemerdekaan dalam memilih kelompok belajar, sehingga siswa akan bekerja dengan kompak dan menyenangkan.
- Mengidenfikasi kompetensi dasar yang akan dijadikan konten vlog, masing-masing kelompok bebas memilih kompetensi dasar yang ada pada mata pelajaran Tata Hidang semester ganjil kelas XI tahun pembelajaran 2021. Di sini siswa kembali diberikan kemerdekaan untuk memilih kompetensi yang akan dijadikan konten
- Masing-masing kelompok mendiskusikan dan mengumpukan materi untuk memenuhi kompetensi dasar dengan mencari referensi dari berbagai sumber, dan mengorganisasi ilmu-ilmu yang relevan, maka mereka dapat memenuhi rasa ingin tahunya secara mandiri.
- Masing-masing kelompok menyusun perencanaan secara kolaboratif antara siswa dan guru yang meliputi memilih platform vlog, menentukan tujuan konten,membuat desain,skenario, dan diskripsi konten, menyiapkan alat/perlengkapan yang diperlukan dan jadwal kegiatan.
- Pembuatan vlog sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah disusun, meskipun siswa diberi kebebasan menentukan strategi dan cara mengerjakan tugasnya saya sebagai guru tetap memantau kegiatan siswa dalam menyelesaikan tugasnya.
- Guru melakukan penilaian untuk mengukur ketercapaian standar pada proses dan produk yang dihasilkan, kemudian guru dan siswa melakukan refleksi tertahadap kegiatan yang telah dilakukan dan produk yang telah dihasilkan.
Proses refleksi siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pengalaman dan perasaannya dalam menyelesaikan tugasnya.
Dengan penugasan membuat vlog pembelajaran tersebut secara tidak langsung dapat mewujudkan Merdeka Belajar bagi siswa, hal ini dapat terlihat dari kebebasan siswa dalam memilih anggota kelompok dan juga memilih kompetensi dasar yang diingini sesuai dengan kemauan siswa itu sendiri. Dalam hal materi siswa aktif mencari informasi dari berbagai sumber sumber belajar maka pembelajaran dapat berjalan dengan baik, nyaman dan menyenangkan tanpa tekanan. .Dari sisi pendidikan karakter siswa tertanam rasa tanggungjawab, kerjasama dan kolaborasi, mandiiri dan percaya diri.
Semoga praktek baik ini dapat menginspirasi guru Indonesia. Sederhana namun bermakna, wujudkan merdeka belajar, bergerak dengan hati pulihkan pendidikan.
Ikuti tulisan menarik Eskhayati Nur Fadillah lainnya di sini.