x

AN

Iklan

Atiya Fauzan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Sabtu, 4 Desember 2021 20:37 WIB

Menakar Peranan yang Maksimal, untuk Kesuksesan Asesmen Nasional

Memaksimalkan peran guru untuk kesuksesan asesmen nasional, sebagai salah satu pokok dari program merdeka belajar

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Harapan Asesmen Nasional

Asesmen Nasional (AN) diyakini oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Asesmen Nasional yang lahir sebagai pengganti Ujian Nasional pada 2021 ini, merupakan upaya untuk menghadirkan pembelajaran yang relevan dengan zaman. Dimana pembelajaran pada abad 21 dan kondisi dunia kerja abad 21 yang tidak lagi hanya berfokus pada bidang-bidang, konten, tetapi lebih pada apa yang fleksibel, lintas mapel, atau lintas bidang ilmu.

Asesmen Nasional terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter (SK), dan Survei Lingkungan Belajar.[1] Pada AKM tujuannya adalah untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi. Sedangkan pada Survei Karakter, tujuannya untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. Dan Survei Lingkungan Belajar dirancang untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.[2]

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perbedaan anatara AN dan UN (Ujian Nasional) sebenarnya terletak pada bidang ilmunya. Jika dalam UN biasanya terkotak-kotak, seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan lainnya. Maka di AN (salah satunya AKM), akan dibuat lintas mata pelajaran. AN menyasar pada kompetensi-kompetensi utama lintas mapel, yang nanti juga akan ada di semua konteks dunia kerja. Yaitu kompetensi inti, literasi, numerasi, dan karakter. Generasi yang tumbuh dimasa kini, sudah mulai bergerak pada ruang-ruang yang mereka harus berkolaborasi dengan lintas bidang. Bahkan bidang pekerjaannya pun bisa berpindah-pindah karena efek cepatnya akselerasi kemajuan teknologi.

Peningkatan sistem evaluasi pendidikan inilah yang menjadi bagian dari kebijakan “Merdeka Belajar” yang juga didukung penuh oleh Presiden Joko Widodo. Dan perubahan mendasar pada AN ini adalah tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu. Akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.

Peranan Guru Yang Maksimal

            Dalam pelaksanaannya, Asesmen Nasional (AN) tidak bisa dilepaskan dari peranan seorang guru. Dimana guru terlibat langsung dengan pelaksanaa AN, yang di dalamnya terdapat Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Meski guru tidak perlu melakukan persiapan khusus bagi siswanya (seperti pola – pola drill soal) namun guru tetap harus memperhatikan sejumlah indikator kompetensi yang nantinya dapat dikembangkan menjadi soal literasi dan numerasi.

            Terkait peran guru sebagai fasilitator pembelajaran, maka perlu dilakukan persiapan-persiapan sebelumnya. Seperti bagaimana mungkin siswa mampu menyelesaikan soal – soal AKM yang merupakan jenis soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) jika siswa dalam pembelajaran tidak pernah mengalami pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bernalar mereka. Oleh karena itu, guru perlu menyadari dan menjalankan perannya secara maksimal untuk kesuksesan Asesmen Nasional.

Dan berikut ini adalah 7 peran guru terkait dengan persiapan Asesmen Kompetensi Minimum yang menjadi bagian dari Asesmen Nasional, yaitu:

  1. Melakukan Asesmen Diagnosis Kognitif untuk membuat pemetaan kemampuan dasar siswa
  2. Memberikan Scaffolding pada kelompok siswa yang membutuhkan dukungan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
  3. Membudayakan literasi (membaca) baik di kelas maupun sekolah (Gerakan Literasi Sekolah), melalui pengelolaan kelas kaya literasi, pengadaan sumber bacaan, jurnal membaca, dan lainnya
  4. Melatih daya nalar siswa melalui model pembelajaran inovatif seperti : problem based learning, project based learning, discovery learning, dan inkuiri
  5. Menggali berbagai stimulus yang diperlukan untuk menunjang proses berpikir siswa. Stimulus dapat berupa ilustrasi gambar, video, rekaman suara yang relevan dan kontekstual.
  6. Menyiapkan instrumen asesmen yang mendukung pada upaya pencapaian kompetensi literasi dan numerasi.
  7. Melakukan remedial dan pengayaan bagi siswa sesuai pengolahan hasil belajar AKM[3]

Sedangkan dalam Survei Karakter yang juga menjadi bagian dari Asesmen Nasional, seorang guru sangat berperan penting dalam hal ini. Dimana Survei Karakter dirancang untuk mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Yakni:

  1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
  2. Berkebhinekaan global
  3. Mandiri
  4. Bergotong royong
  5. Bernalar kritis
  6. Kreatif[4]

Dan berikut adalah peran seorang guru dalam membentuk dan menenamkan karakter-karakter tersebut kepada peserta didik:

  1. Memberikan pemahaman kepada peserta didik.

Pemahaman tersebut diinformasikan kepada peserta didik tentang hakikat dan nilai-nilai yang terkandung di dalam karekater-karakter tersebut. Sehingga peserta didik merasa suka atau tertarik, dan mereka pun akan mengaplikasikan dalam keseharian tentang karakter yang telah mereka pahami dan yakini.

  1. Membiasakan peserta didik.

Pembiasaan ini dilakukan untuk menguatkan obyek yang telah dipahami dan diyakini sehingga dapat menjadi suatu bagian yang terikat pada diri peserta didik. Dan kemudian kebiasaan tersebut akan menjadi sikap yang tertanam.

  1. Menjadi teladan yang baik.

Kecenderungan manusia belajar melalui peniruan. Hal ini yang menjadi penting ketika seorang guru mampu berperan aktif untuk menjadi teladan yang baik, yang memberi contoh terkait karakter-karakter tersebut. Maka menjadi hal mudah bagi peserta didik untuk meniru apa yang mereka lihat setiap hari.

Dan untuk Survei Lingkungan Belajar, yang sebenarnya tujuannya adalah untuk menggali informasi yang dapat mencerminkan kondisi sekolah sesungguhnya. Sehingga tingkat partisipasi yang tinggi diharapkan mampu memberikan cerminan yang lebih baik. Dalam Survei Lingkungan Belajar akan diikuti oleh kepala satuan pendidikan, guru, dan peserta didik. Tentu pertanyaan akan disesuaikan dengan perspektif respondennya. Adapun peran guru dalam hal ini adalah:

  1. Melengkapi semua pertanyaan (Survei Lingkungan Belajar) selama 4 hari pelaksanaan Asesmen Nasional sesuai jadwal yang ditentukan
  2. Mengerjakan angket (Survei Lingkungan Belajar) yang dilakukan secara daring tanpa pengawasan[5]
  3. Menciptakan lingkungan kelas yang bisa menginspirasi siswa untuk belajar
  4. Menghadirkan proses belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan
  5. Menciptakan suasana kompetisi kelas yang menantang
  6. Media ajar yang menarik sehingga siswa tidak jenuh dengan penyampaian materi
  7. Memberikan bantuan belajar yang siap siaga[6]

Kesuksesan Asesmen Nasional

Jika seorang guru bisa menjalankan perannya dalam Asesmen Nasional, yang terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter (SK), dan Survei Lingkungan Belajar, maka bisa dipastikan bahwa AN akan sukses untuk mencapai semua tujuan awal yang menjadi alasan mengapa AN dirancang. Seperti:

  1. Meningkatnya perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik
  2. Meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia
  3. Meningkatnya kualitas pembelajaran, pengajaran, dan lingkungan belajar di satuan pendidikan
  4. Mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia
  5. Mutu pendidikan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program keseteraan jenjang sekolah dasar dan menengah bisa dipetakan dengan baik
  6. Efektifnya pembelajaran dan ketercapaian kurikulum pada satuan pendidikan
  7. Terjadi perubahan pada paradigma tentang evaluasi pendidikan

 

 

[1] https://edukasi.kompas.com/read/2020/12/26/141726271/bantu-guru-pahami-asesmen-nasional-kemendikbud-luncurkan-guru-belajar?page=all (Diakses pada 19 Maret 2021)

[2] https://lpmplampung.kemdikbud.go.id/detailpost/asesmen-nasional-sebagai-penanda-perubahan-paradigma-evaluasi-pendidikan (Diakses pada 19 Maret 2021)

[3] https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm/ (Diakses pada 19 Maret 2021)

[4] https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/file_akm_202101_1.pdf (Diakses pada 19 Maret 2021)

[5] https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/file_akm_202101_1.pdf (Diakses pada 19 Maret 2021)

[6] https://www.ruangguru.com/5-langkah-tepat-siswa-senang-belajar-di-kelas (Diakses pada 19 Maret 2021)

Ikuti tulisan menarik Atiya Fauzan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler