x

Merdeka Belajar di masa pandemi terbantukan daring

Iklan

Yulianti Sri Rahayu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Minggu, 5 Desember 2021 08:46 WIB

Merdeka Belajar, Aku Bisa Apa?

program Merdeka Belajar hadir sebagai sebuah solusi yang akan memerdekakan unit pendidikan dalam melakukan inovasi dan mengubah pola pikirnya menjadi budaya untuk belajar. SMK Negeri 1 Sanggau, merupakan sekolah yang sangat mendukung dengan gebrakan pendidikan terkini, yaitu Merdeka Belajar. Merdeka belajar bermakna bagaimana memberikan kesempatan belajar seluas luasnya dan senyaman nyamannya kepada peserta didik untuk belajar dengan bebas, santai, nyaman dan gembira tanpa ada tekanan paksaan dari siapapun. Dengan memperhatikan kemampuan dan bakat alami yang dimiliki oleh siswa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Merdeka Belajar, Aku Bisa Apa?

 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Nadiem Makarim memulai gebrakan di sektor pendidikan dengan sebuah program bernama Merdeka Belajar. Di mana program ini hadir sebagai sebuah solusi yang akan memerdekakan unit pendidikan dalam melakukan inovasi dan mengubah pola pikirnya menjadi budaya untuk belajar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perbedaan konsep pendidikan baru ini dengan kurikulum yang digunakan sebelumnya adalah, siswa diharapkan mampu menunjukkan kemampuan minimum dalam hal “literasi” dan “numerik”. Fokusnya bukanlah sebanyak apa siswa mampu mendapatkan nilai melalui penugasan dari guru, tetapi bagaimana siswa mampu berpikir secara kritis menggunakan kemampuan kognitifnya.

Sayangnya, diakhir tahun 2019. Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 memaksa kebijakan social distancing, atau di Indonesia lebih dikenalkan sebagai physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalisir persebaran Covid-19. Kebijakan ini diupayakan untuk memperlambat laju persebaran virus Corona di tengah masyarakat. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merespon dengan kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring dan disusul peniadaan Ujian Nasional untuk tahun ini.

SMK Negeri 1 Sanggau, yang terletak di Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat, khususnya Provinsi yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia ini, menjadi salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran daring.

Menjadi dilema, ketika SMK yang notabene merupakan sekolah kejuruan, dimana sistem pembelajaran lebih banyak praktek langsung, harus berbenturan dengan sistem pembelajaran dari rumah.

Salah satu usaha yang ditempuh adalah dengan mengadakan sekolah tatap muka terbatas. Namun hal ini lebih di prioritaskan pada mata pelajaran yang mengharuskan siswa terjun langsung ke dalam praktek. Untuk mata pelajaran yang bersifat teoritis dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Google Classroom.

Sayangnya, berdasarkan data hingga Juli 2021 dari Dinas Komunikasi dan Informatika kabupaten Sanggau diperoleh informasi bahwa 856 dusun di Kabupaten Sanggau, terdapat 295 yang masih belum memiliki jaringan telekomunikasi. Artinya ada sekitar 67 persen dusun di Kabupaten Sanggau belum mendapatkan jaringan telekomunikasi. Data diambil berdasarkan dusun karena ada beberapa desa yang dusun-dusunnya sudah terdapat jaringan telekomunikasi namun ada juga yang belum.

Gambar 1: Kegiatan Praktik Komputer di Masa New Normal. (Sumber : Koleksi Pribadi)

Untuk memperoleh sinyal, hampir sebagian besar siswa berjalan dari tempat tinggalnya menuju daerah perbukitan untuk mendapatkan akses internet. Selepas melaksanakan pembelajaran daring, mereka kembali lagi dengan rutinitas membantu kedua orang tua bekerja di sawah dan ladang. Tentu saja, hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Kabupaten Sanggau bekerja sebagai petani.

Sekolah kami, SMK Negeri 1 Sanggau, merupakan sekolah yang sangat mendukung  dengan gebrakan pendidikan terkini, yaitu Merdeka Belajar.  Merdeka belajar bermakna bagaimana memberikan kesempatan belajar seluas luasnya dan senyaman nyamannya kepada peserta didik untuk belajar dengan bebas, santai, nyaman dan gembira tanpa ada tekanan paksaan dari siapapun. Dengan memperhatikan kemampuan dan bakat alami yang dimiliki oleh siswa.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dari rumah dengan konsep merdeka belajar inilah sebenarnya siswa dapat melihat, merasakan, mengalami, bahkan menerapkan pengetahuan yang berdasarkan teori atau buku teks dengan pengetahuan yang dia temukan di lingkungan tempat tinggal.

Gambar 3: Membantu Orang Tua Sekaligus Menganalisis konsep Pembelajaran Biotik dan Abiotik.

Memanfaatkan bahan, alat dan sumber belajar dari lingkungan keluarga (rumah). Memperhatikan hal-hal kecil yang sangat bermanfaat dan dapat menumbuhkan perilaku baik pada siswa diantaranya dapat mengakrabkan siswa, menumbuhkan kreatifitas siswa, mengajarkan siswa untuk dapat beradaptasi dan peka terhadap lingkungannya, menyenangkan, mengajarkan siswa mandiri, bertanggung jawab terhadap tugasnya, tidak merasa jenuh atau bosan.

Gambar 4: Penerapan Konsep Pembuatan Filter Air Secara Sederhana

Selain itu, para siswa juga mendapatkan pengalaman terhadap hal-hal baru yang belum tentu mereka dapatkan dengan belajar tatap muka di kelas. Disinilah suasana belajar menyenangkan itu terbangun jauh dari tekanan psikologis dan keterpaksaan. Diharapkan merdeka belajar dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik serta memberikan manfaat pada lingkungan.

 

 

Penulis : Yulianti Sri Rahayu, S.Pd

#BergerakDenganHati

#DemiKemajuan

 

Ikuti tulisan menarik Yulianti Sri Rahayu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB