x

Siswa belajar bahasa Inggris Dengan SAKEM

Iklan

Muhammad Amir

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Minggu, 5 Desember 2021 08:58 WIB

Pembelajaran Otentik melalui Sampah Kemasan (SAKEM) Wujudkan Merdeka Belajar

artikel ii berisi tentang pengalaman terbaik guru dalam menerapkan merdeka beljar

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pendemi Covid 19 telah mendisrupsi banyak hal. Termasuk juga mendisrupsi sumber belajar atau pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran yang dulunya tatap  muka kini bisa disampaikan dan diikuti secara virtual. LKPD, Soal Ulangan harian, Soal Ujian yang dahulunya harus dibuat print out, kini bisa dibuat dalam bentuk digital atau paperless.

Pembelajaran dimasa Pendemi dalam banyak penetian disebutkan memiliki banyak kelemahan. Salah satunya yang paling banyak dibicarakan adalah learning loss. Namun, dibalik kelemahan tentu ada juga kelebihannya. Jika kita pandai membaca situasi maka kesulitan bisa menjadi kekuatan.

Sebagai contoh di sekolah saya SMAN 11 Tebo, sebelum pendemi melarang siswa menggunakan dan membawa handphone di sekolah. sehingga kecil sekali ruang untuk melaksanakan pembelajaran digital di dalam kelas. Pembelajaran terjadi satu arah dimana guru adalah seorang yang serba tahu serta perpustakaan sekolah adalah sumber referensi utama. Ketika pendemi, Sekolah saya menghimbau siswa untuk memiliki dan membawa handphone atau laptop minimal harus dimiliki oleh siswa agar bisa mengikuti pembelajaran virtual dan PTMT.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pendemi merupakan berkah bagi saya dimana saya mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih menantang bagi peserta didik. Saya tidak lagi mejadi orang yang serba tahu. Referensi atau sumber belajar ada pada genggaman siswa. Saya benar- benar bisa membuat siswa adalah pusat belajar atau student centered learning.

  Dalam pembelajaran Bahasa Inggris salah satu keterampilan yang sulit dikuasai oleh siswa adalah berbicara atau speaking dan menulis atau writing. Salah satu penyebab kesulitan itu adalah tuntutan buku teks siswa  yang memaksa siswa untuk menulis dan membicarakan hal yang tidak kontekstual dengan mereka. Buku teks telah menentukan topik dan tema apa yang harus mereka bicarakan dan tulis. Sedangkan mereka tidak pernah melihat dan mengalami secara langsung. Sehingga mereka sulit untuk menuliskan ataupun membicarakan topik dan tema yang telah ditentukan tersebut.

Apa yang terjadi kemudian?, teks dan konten pembicaraan siswa yang dihasilkan siswa berkutat pada hal itu-itu saja. Misalnya tentang tempat wisata yang tidak pernah mereka lihat secara langsung, tentang gedung di ibu kota yang tidak pernah mereka berkunjung sekalipun, dan atau ilmu pengetahuan yang mereka baca di koran atau internet. Sehingga tulisan dan pembicaraan/ conversation tidak menarik terkesan garing karena mereka memang tidak tahu akan hal itu.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan mengatasi hal tersebut adalah inovasi dalam pembelajaran. Saya harus mampu memanfaatkan disrupsi akibat pendemi dan juga membuat mereka lebih merdeka dalam menulis dan berbicara Bahasa Ingris yang bermuara pada kemampuan Bahasa Inggris mereka yang paripurna. Inovasi tidak musti mahal apalagi memberatkan siswa. Sebuah bentuk inovasi yang telah saya lakukan dan dianggap berhasil adalah membuat LKPD digital berbasis Sampah Kemasan (SAKEM) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis dan berbicara menggunakan Bahasa Inggris.

Pemilihan SAKEM merupakan upaya untuk menghadirkan pembelajaran yang kontekstual dan murah. Tulisan-tulian yang ada pada SAKEM dapat membantu siswa dalam berbicara dan menulis. SAKEM digunakan secara kombinasi dengan aplikasi online. Misalnya  Microsoft form, google form, google sheet, zoom, meet, team, dan lain-lain. Pemilihan aplikasi online sesuai kesepaktan dengan mereka siswa mana yang mereka anggap paling enak dan nyaman digunakan. Bahkan kadang pembelajaran dilaksanakan dengan whatshapp video call. Pokoknya merdeka.

Langkah pembelajaran dengan media SAKEM ini sederhana saja. Sebelum pembelajaran dimulai guru memberikan informasi kepada siswa untuk membawa SAKEM. SAKEM yang mudah mereka bawa, miliki, suka dan tidak kotor. Pokoknya bebas saja.

Pada waktu pembelajaran berlangsung arahkan siswa untuk menulis ataupun berbicara menggunakan SAKEM yang mereka miliki. Untuk mengarahkan itu diperlukan LKPD, nah LKPD telah saya susun sedemikian rupa dalam bentuk digital. Siswa cukup mengikuti alur pembelajaran dari LKPD. Pada akhirnya mereka bisa berbicara dan menulis dengan tema dan topik yang mereka suka sesuai SAKEM yang mereka bawa.

Tahapan pembelajaran yang paling seru adalah ketika tahapan presentasi tulisan ataupun dialog dari proses pembelajaran menggunakan SAKEM. Saya akan sangat berdecak kagum dan tidak menyangka siswa saya bisa menulis dan berbicara hal yang tidak terbayangkan oleh sayasebelumnya.

Tiba-tiba mereka berbicara dan menulis tentang kesehatan yang sumbernya kemasan obat batuk. Kadang tentang kemajuan gawai terbaru yang sumbernya dari kotak handphone. Tidak jarang juga tentang makanan yang lagi viral yang bersumber dari bungkus Mie Instan. Tiba-tiba juga bicara tentang ekonomi yang sumbernya dari slip setoran bank. Tiba-tiba berdebat tentang kelebihan dan kekurangan kosmetik dari kotak kemasan skin care. Semua tergantung SAKEM (Sampah kemasan) yang mereka pilih.

Akhirnya saya merasa bangga bisa membuat mereka menulis dan bicara Bahasa Inggris tanpa saya paksa sedikitpun. Mereka bisa bicara dan menulis dengan tema dan topik yang mereka inginkan dan suka. Saya tahu dimasa yang akan datang siswa saya akan menjadi agen perubahan bangsa ini. Mereka akan dan harus  bicara dan menulis banyak hal. Walaupun saat ini saya mengajarkannya dengan benda yang mungkin tidak berguna SAKEM atau Sampah Kemasan.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Amir lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB

Terkini

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB