Ketika dunia sedang di rundung duka karena pandemi, tak sedikit anak-anak sekolah dan para orang tua mengeluh kapan sekolah akan segera mulai dan masuk lagi.
Dunia seakan sepi hiruk pikuk suasana di pedesaan tak lagi aktif dalam segala hal,tak ada lagi aktifitas, semua insan yg ada di dunia seakan ketakutan dan kebanyakan mereka memilih berdiam diri di dalam rumah karena anjuran pemerintah terhadap pembatasan sosial berskala besar-besaran (PSBB), pembelajaran di ganti dengan model pembelajaran jarak jauh (PJJ), berkunjung ke rumah-rumah (Home Visit). Pembelajaran itu belum usai untuk di laksanakan akan tetapi saya sebagai guru honorer di hadapi lagi dengan tantangan lulusan dalam mengajar.
Ketika jurusan mengajar kembali di perbincangkan tak sedikit memberikan suatu motivasi untuk seorang pengajar. Perjuangan tak berhenti di sini semua yg akan menjadi tolak ukur suatu perkembangan seorang guru mulai terkuak,yang mana suatu kesempatan untuk meraih suatu perkembangan sebuah pengajaran memberikan tuntutan untuk semua pengajar meskipun begitu banyak tuntutan yang belum terealisasi karena pergantian kebijakan.
Tidak di pungkiri bahwa tugas administrasi guru lebih besar dan menyita waktu dari pada menyiapkan sebegitu hebat nya untuk berbagai keperluan seperti pemberkasan pribadi, akreditasi sekolah, penilaian kinerja kepala sekolah, supervisi dan lain nya pada jenjang Sekolah Dasar (SD) bahkan untuk sekedar melakukan praktek di kelas, waktu yang ada sangatlah kurang sebab jumlah siswa di sekolah bisa mencalai 30 orang bahkan guru dan siswa ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman masalah seputar pemberian nilai,tidak berhenti sampai di sini.
Sebagai seorang guru saya pun harus siap melaksanakan tugas saya sebagai seorang pengajar dan merasa tertantang untuk menerapkan "Merdeka Belajar" Saya tidak lagi di batasi belajar di dalam kelas (Class Room), akan tetapi saya mencoba untuk belajar di luar lingkungan sekolah sambil berolah raga menyisipkan pembelajaran di luar lingkungan sekolah,yg melewati pesawahan, pemukiman, hingga di lapangan anak-anak sangat antusias, dan mereka merasa bahagia dengan keadaan seperti itu karena kami terbiasa melakukan pembelajaran di luar lingkungan sekolah.
Adakala nya Guru terbelenggu dengan pemangku kebijakan di saat harus menilai siswa yang tidak sesuai dengan kenyataan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), kami juga harus menerima anak yang Berkebutuhan Khusus (ABK) terkadang menjadi hambatan bagi guru untuk memberikan penilaian karena butuh waktu untuk menyesuaikan anak yang normal dan yang kurang normal (Slow Learner).
Kehidupan di pedesaan lebih aman dan nyaman karena walaupun anak didik kami berasal dari pedesaan,mereka sudah mengerti tentang protokol kesehatan dan menjunjung tinggi aturan pemerintah demi kemajuan dan kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami semoga tidak ada lagi wabah atau pun penyakit yang dapat mengganggu atau pun merusak kehidupan manusia di dunia ini dan semoga pandemi berakhir dan cukup sampai disini, agar kehidupan dunia, tidak terhalang lagi untuk meraih cita-cita yang lebih gemilang.
#BergerakDenganHati
#DemiKemajuan
#Pendidikannasional
#PendidikanKeluarga#masyrakatdananak
#KanalPendidikanIndonesia
Ikuti tulisan menarik iis Kusmawati lainnya di sini.