Komitmen dan Inovasi Tanpa Batas Wujudkan Merdeka Belajar
Minggu, 5 Desember 2021 12:08 WIBPandemi membawa perubahan dalam sistem pendidikan. Pendidikan dijalankan secara daring dan luring. Pembelajaran secara daring/luring tentu hasilnya tidak akan maksimal. Oleh sebab itu, dibutuhkan komitmen seorang guru untuk memaksimalkan pendidikan di masa pandemi. Tidak hanya komitmen, guru juga mesti melahirkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran untuk menjamin hak pendidikan bagi setiap siswa dan mewujudkan merdeka belajar.
Semenjak pandemic Covid-19 melanda, banyak perubahan yang terjadi di segala aspek kehidupan. Termasuk aspek pendidikan. Biasanya belajar di dalam kelas beralih ke pembelajaran jarak jauh, dimana siswa belajar secara daring atau luring. Walaupun dalam situasi sulit, pendidikan harus tetap berjalan. Hak pendidikan untuk siswa mesti diberikan dan mewujudkan merdeka belajar.
Dalam tulisan ini bercerita kisah guru dalam menerapkan merdeka belajar di SMP Negeri 32 Solok Selatan, Kabupaten Solok Selatan, Sumbar dalam situasi pandemi. Kita tahu bahwa merdeka belajar adalah salah satu program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Mas Nadiem Makariem. Merdeka belajar artinya sekolah, guru, dan siswa bebas menentukan bagaimana cara mereka untuk melakukan belajar mengajar. Semua elemen pendidikan bebas melakukan inovasi pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
Mewujudkan merdeka belajar tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Harus ada komitmen yang kuat. Apalagi sekolah tempat saya bertugas bukanlah daerah perkotaan, melainkan di daerah pedesaan. Tepatnya di daerah Pinang Awan, kec. Pauh Duo, kab. Solok Selatan, Sumbar. Daerah dengan akses jaringan internet yang terbatas. Ditambah siswa yang berasal dari keluarga yang memiliki tingkat perekonomian menengah kebawah. Mereka mayoritas tidak memiliki gadget. Sehingga untuk mewujudkan merdeka belajar butuh kerja keras dan kerjasama semua pihak di sekolah. Pembelajaran daring pun hanya bisa dilakukan oleh beberapa orang siswa saja, sedangkan siswa yang lain mesti menjemput tugas mereka ke sekolah. Oleh sebab itu, sebagai ujung tombaknya pendidikan, guru mesti mempunyai komitmen tanpa batas untuk memastikan hak pendidikan untuk setiap siswanya.
Guru mesti berinovasi. Sebagai seorang guru tentu saya mesti selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Pada awal-awal pandemi siswa belajar secara daring melalui WhatsApp Group (WAG). Guru dan siswa melakukan interaksi pembelajaran melalui WAG tersebut. Namun dalam pelaksanaannya pembelajaran menggunakan WAG ini tidaklah efektif. Sebab interaksi tatap maya jarang dilakukan, belajar dengan cara memberikan tugas dan menilai tugas siswa. Sehingga siswa belajar tidak maksimal. Untuk siswa yang tidak memiliki gadget, mereka diberikan tugas secara langsung. Sesekali saya melakukan kunjungan rumah untuk memastikan siswa memang betul-betul belajar dirumah.
WhatsApp Group kurang efektif, selanjutnya saya mencoba menggunakan aplikasi Google Classroom untuk pembelajaran. Tentu pekerjaan pertama adalah mengenalkan aplikasi ini kepada siswa. Bagaimana nantik pembelajaran bisa dilaksanakan jika siswa tidak bisa menggunakan aplikasinya. Oleh sebab itu, saya buatkan video tutorial penggunaan aplikasi tersebut untuk siswa. Setelah siswa sudah bisa menggunakan aplikasi, barulah saya gunakan aplikasi tersebut dalam pembelajaran selama pandemi. Di dalam aplikasi tersebut guru bisa membagikan informasi, memberikan tugas dan menilai tugas.
Tidak berhenti berinovasi. Saya mencoba membuat media-media pembelajaran untuk memastikan siswa belajar dengan mandiri. Ada dua media pembelajaran yang saya coba buat dan kembangkan. Pertama, video pembelajaran. Video pembelajaran berisi konten pembelajaran yang dibuat sedemikian rupa untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Video dibuat semenarik mungkin dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tidak melulu tugas di atas kertas. Siswa juga bisa belajar menggunakan video. Apalagi hari ini sedang gencar-gencarnya transformasi digital pendidikan.
Foto: Komik Pembelajaran
Kedua, komik pembelajaran. Salah satu inovasi dalam pembelajaran adalah menggunakan komik pembelajaran. Komik pembelajaran untuk mewujudkan merdeka belajar. Komik pembelajaran merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi permasalahan pendidikan. Komik pembelajaran ini dibuat menggunakan aplikasi Canva for Education.
Dalam membuat komik pembelajaran dibutuhkan kreativitas. Komik yang dibuat harus menarik dan memuat siswa termotivasi untuk belajar. Lantas bagaimana komik pembelajaran ini digunakan? Komik ini dibuat secara digital dan ada yang dicetak. Bagi siswa yang belajar secara daring. Komik pembelajaran ini akan di posting atau ditugaskan melalui aplikasi Google Classroom yang sudah ada. Sedangkan untuk siswa yang belajar secara luring. Komik akan dicetak dan diperbanyak untuk mereka bawa pulang. Setiap siswa mendapatkan komik pembelajaran. Mereka akan membaca komik yang sudah diberikan dan mengerjakan soal latihan setelah itu. Dengan gambar-gambar dan ikon yang menarik dalam komik tersebut diharapkan siswa bisa lebih bersemangat untuk belajar.
Motivasi belajar meningkat dengan adanya inovasi dalam pembelajaran. Seperti yang pernah disampaikan oleh Mas Nadiem bahwa pembelajaran jarak jauh memiliki dampak negative, yaitu adanya learning loss dan hilangnya motivasi belajar siswa. Sebab, mereka sudah terbiasa libur dan belajar dari rumah. Namun dengan adanya media pembelajaran berupa video dan komik pembelajaran sedikit banyaknya meningkatkan kembali motivasi siswa untuk belajar. Hal ini terlihat dari nilai ujian tengah semester ganjil tahun pelajaran 2021-2022 yang telah dilaksanakan.
Inilah sedikit kisah tentang mewujudkan merdeka belajar di SMP Negeri 32 Solok Selatan, kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Tantangan dan Peluang Guru Memulihkan Pendidikan
Minggu, 5 Desember 2021 12:21 WIBKomitmen dan Inovasi Tanpa Batas Wujudkan Merdeka Belajar
Minggu, 5 Desember 2021 12:08 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler