x

Holisah (5011911010)\xd Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik\xd Universitas Bangka Belitung

Iklan

Holisah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 5 Desember 2021

Minggu, 5 Desember 2021 12:57 WIB

Membangun Pemerataan Pendidikan di Daerah Pelosok Pulau Belitung dalam Gerakan Belitung Mengajar

HOLISAH (5011911010) Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung. Setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam memperoleh kualitas pendidikan yang bermutu, namun tidak semua mendapatkan kualitas pendidikan yang memadai, hal ini dikarenakan kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan di seluruh daerah terutama di daerah pelosok, dimana banyaknya kesenjangan pendidikan antara pendidikan daerah kota dengan pendidikan daerah pelosok, mulai dari akses pendidikan, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar hingga kuantitas tenaga pengajar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pendidikan merupakan salah satu aset negara yang paling besar dalam menentukan keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa, kunci dari keberhasilan ini dilihat dari mutu atau tingkat pendidikan itu sendiri, yang dimana dengan melalui pendidikan mampu melahirkan penerus bangsa yang memiliki ide cemerlang dan daya kreativitas yang tinggi. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003, namun tidak semua pelajar atau siswa mendapatkan kualitas pendidikan yang memadai, seperti yang kita tahu bahwa kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindarkan, hal ini disebabkan oleh kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan dan pemerataan pembangunan di seluruh daerah terutama pada daerah pelosok, dikarenakan negara Indonesia juga yang merupakan negara kepulauan sehingga pemerataan pembangun kurang maksimal.

Salah satunya daerah yang berada di ujung tepian negeri Kabupaten Belitung Timur tepatnya di Pulau Long, kesenjangan ini mulai terlihat dari sulitnya akses menuju pulau, presentase putus sekolah, serta kondisi pendidikan di pulau tersebut sangat memperhatinkan, dimana hanya memiliki 1 sekolah dasar yaitu UPT SD Negeri 11 Gantung, dengan jumlah siswa sekitar 28 siswa dengan kondisi yang seadanya, penyediaan kelas di Pulau Long sendiri juga terbatas dimana satu ruangan dipakai untuk dua kelas, yang menyebabkan kurang efektifnya proses belajar mengajar, ditambah lagi sarana dan prasarana dalam menunjang pembelajaran kurang memadai dan kurangnya tenaga pengajar/guru.

Infrastruktur di daerah pelosok yang kurang lengkap menjadi salah satu faktor pendidikan di daerah pelosok masih tertinggal sama halnya Pulau Long, dimana masih terbatasnya akses listrik dan juga jaringan komunikasi yang dapat menyulitkan para siswa untuk belajar, apalagi di era globalisasi dengan berbagai kemajuan internet salah satunya penggunaan gadget, ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang menjadi tantangan kita bersama dalam memutus kasus penyebaran Covid-19 dengan anjuran belajar dari rumah (BDR), yang menuntut kita harus bisa menggunakan gadget guna mendukung proses pembelajaran selama dirumah. Hal tersebut menjadi rintangan bagi siswa di daerah pelosok yang tidak memiliki gadget atau bahkan susahnya mereka dalam mencari jaringan internet, yang menyebabkan kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga tidak sedikit dari mereka memutuskan untuk berhenti sekolah dan memilih bekerja untuk menyokong keterbatasan perekonomian keluarga mereka, karena mereka beranggapan bahwa sekolah lebih banyak menghamburkan uang, jadi lebih baik mereka bekerja mencari uang guna memenuhi kebutuhan hidup, hal tersebut mampu menciptakan angka putus sekolah semakin meningkat di suatu daerah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerataan pendidikan di Indonesia terutama di daerah pelosok bukan hanya tugas pemerintah, hal ini dikarenakan pendidikan tanggungjawab kita bersama guna mencerdaskan kehidupan bangsa terutama para pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa serta memiliki tanggung jawab untuk menuntun bangsa ke arah yang lebih baik, dan memiliki peran penting sebagai jembatan pemutus kesenjangan pendidikan di daerah pelosok. Melihat atau bahkan merasakan kondisi pendidikan di daerah pelosok yang memiliki keterbatasan diberbagai aspek mampu membangkitkan jiwa nasionalisme dan kepedulian para pemuda terhadap pendidikan siswa di daerah pelosok dan demi masa depan negara. 

Dengan rasa kepedulian tersebut mampu menggerakkan hati para pemuda untuk ikut bergabung dalam gerakan sosial dalam bidang pendidikan salah satunya yaitu sebagai agen relawan dalam pemerataan pendidikan untuk membantu siswa dan sebagai bentuk nyata mereka dalam merasakan kehidupan para siswa di daerah pelosok, serta sebagai upaya membantu pemerintah dalam meningkatkan persebaran tenaga pendidik secara merata yang kemudian dengan adanya gerakan ini mampu membantu berlangsungnya kegiatan pendidikan di daerah pelosok, gerakan ini tentunya banyak dipelopori oleh pemuda bangsa, salah satunya Gerakan Belitung Mengajar yang dipelopori oleh mahasiswa Belitung yang berkuliah di luar pulau Belitung yang kemudian memiliki rasa kepedulian dan nasionalisme yang tinggi terhadap pendidikan terutama di daerah pelosok, sehingga mereka kembali mengabdi kepada masyarakat atau memobilisasi menjadi pendidik secara sukarela terutama di daerah pelosok salah satunya di Pulau Long ini. Selain itu mahasiswa juga dipandang sebagai agen perubahan karena mahasiwa juga merupakan aktor akademis yang nantinya mampu membangun pendidikan di masyarakat. 

Dalam program gerakan Belitung mengajar ini para pemuda menjadi relawan sebagai pengajar muda guna menggali potensi serta membantu menyemangati dan memotivasi para siswa dalam keterbatasan mereka, padahal siswa sangat membutuhkan dorongan motivasi selain pemenuhan sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran, sehingga gerakan Belitung mengajar ini menjadi wadah dalam berbagi kepada siswa di daerah pelosok, sebagai relawan tenaga pengajar muda, program yang mengajak masyarakat bersama-sama dalam berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga gerakan ini sangat berarti bagi masa depan pendidikan anak-anak di daerah pelosok. Para relawan yang bergerak dalam kegiatan Belitung mengajar didorong oleh rasa kepedulian dan empati terhadap kondisi pendidikan di daerah pelosok dengan melihat antusias dari perjuangan anak-anak dalam menempuh atau mengenyam pendidikan dengan segala keterbatasan mereka. Jiwa nasionalisme yang tinggi mampu meningkatkan rasa kepedulian akan membangun negeri juga tinggi. 

Ikuti tulisan menarik Holisah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler