x

sumber gambar: matamatapolitik.com

Iklan

Gregorius Mahur

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Senin, 6 Desember 2021 09:42 WIB

Yang Muda Juga Mau Bicara Politik; Diperlukan Peradaban Poliitk di Tengah Kemajemukan

Sebagai Generasi Muda,kami juga ingin berbicara mengenai Politik diNegeri ini. Bukan berati kami ikut campur didalamnya,tapi sekedar mengeluarkan pandangan kami.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,kerap kali banyak ditemukan perbedaan,baik suku,budaya,ras,maupun agama. bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk. Dikatakan majemuk karena didalamnya terdapat beragam suku,budaya,ras,maupu agama. Resikonya adalah harus menghargai serta menghormati setiap perbedaan yang ada. Tentu,untuk memajukan bangsa yang majemuk ini bukalah hal yag diaggap sepele,tetapi dibutuhkan kerja keras,disiplin dan yang paling utama adalah partisipasidari setiap masyarakat. 

Salah satu caranya adalah melalui kegiatan Politik,karena jika Politik dijalankan dengan baik dan jujur,maka pasti akan membawa dampak positif yang sangat besar bagi Bangsa dan Negara. Nyatanya,politik yang dijalankan diIndonesia sekarang sangat minim membawa perubahan bagi bangsa dan Negara,karena politik yang dijalankan semata-mata hanya digunakan sebagai sarana atau untuk merebut kekuasaan. dalam kancah Perpoitikan akhir-akhir ini,ada kecendrugan yang semakin kuat yaitu Politisi menjadi Preman sedangkan  Preman menjadi Politisi. Hal ini semakin banyak munculnya premanisasi-premanisasi Politik diNegeri ini. tentunya sangat berdampak negatif bagi bangsa Indonesia. oleh karena itu,diperlukan adanya peradaban politik terutama untuk kesejahteraan bangsa dan negara yang majemuk ini dan juga untuk mengubah keadaan yng ada sekarang menjadi lebih baik.

Perpoitikan diIndonesia sangat beragam jenis,ada yang benar-benar menjalankan politik dengan baik dan ada juga yang menjalankannya hanya sebagai cara untuk mengejar kekuasaan. Hal ini merupakan masalah yang sangat rawan terjadi pada perpolitikan akhir-akhir ini. Mayoritas selalu ingin menjadi penguasa diatas kaum Minoritas sehingga dapat menimbulkan konflik antara keduanya. kegiatan politik yang dijalankan sebenarnya baru mempunyai jati diri bila keduanya bersama-sama terlibat dampak dari politik itu sesuai dengan yang diharapkan. jika ingin menunjukan jati diri dalam berpolitik,maka haruslah dipilih juga kaum minoritas. sehingga akhirnya dapat juga dikatakan bahwa berpolitik hakekatnya yaitu bagaimana kita bercurah prespektif untuk mencerahkan dalam kehidupan bernegara. sebagai mana politik itu dijalankan setinggi-tingginya tanpa ada tujuan untuk memajukan itu merupakan hal yang sia-sia. yang terpenting adalah seberapa jauh politik itu mengadakan penetrasi untuk menangkap getar-getar yang berdimensi Politik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang selama ini dirasakan adalah ketegangan. itu terjadi karena setiap kelompok tidak diberikan kesempatan untuk berpolitik dan hanya sebagian saja yang menjalankan kegiatan perpolitikan itu. kebebasan kaum minoritas dalam bercurahkan prespektif mengenai perpolitikan pun serba dibatasi. seorang politisi pada hakikatnya adalah negarawan yang cerdas karena kecerdasan Intelektualnya. tapi dalam kenyataanya seorang politisi menggelarkan kekuasaan dengang menghalalkan segala cara tanpa memandang aturan yang berlaku,dan tanpa memanfaatkan kecerdasan Moral. 

Ikuti tulisan menarik Gregorius Mahur lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler