x

Melangkah

Iklan

Sella Emynariche

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Desember 2021

Rabu, 8 Desember 2021 08:28 WIB

Melangkah dalam Ketidakpastian

Menceritrakan tentang Christie seorang anak yang baru saja kehilangan kedua orang tuanya. KIni ia melangkah sendiri di negri asing demi menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak penolakan yang ia alami, namun tekadnya tuk terus melangkah tak pernah pudar. Akibat kegigihannya ia berhasil menjadi seorang yang sukses, namun 2 tahun setelah itu ia harus meninggal dunia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

oleh: Samuella Blegur

 

Menjadi asing di negeri asing, tak ada keluarga, tak ada kerabat, tak ada sahabat, dan tak ada yang dikenal. Hanya berbekal beberapa pasang pakaian dan surat berharga Christi melangkah dengan penuh harapan di tempat yang tak disangka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia adalah seorang anak yang lahir dari keluarga berkecukupan namun setelah ayah dan ibunya meninggal dunia akibat kecelakaan besar itu, semua yang harus menjadi miliknya dibawah kabur oleh tante satu-satunya, sungguh sedih nasib Cristi saat itu.

Di negeri asing Christie berani mengambil sebuah langkah besar untuk dirinya tetap bisa melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi, ditambah dengan kecerdasan yang dimilikinya Cristi mampu mendapatkan beasiswa di salah satu kampus yang terkenal dengan solidaritas. Mendapatkan beasiswa bukan berarti Cristi mendapatkan tempat tinggal, ia harus lebih berusaha karena beasiswa hanya khusus untuk dirinya dapat kuliah dengan syarat IPK tak boleh dibawah dari 3

“Tuhan dimana Cristi harus tidur?”

Dengan beralaskan sebuah kardus Cristi tidur didepan sebuah emperan toko. Untungnya malam itu tak ada razia.

Mentari mulai menampakan cahayanya, bulan pun mulai tenggelam. Christy bangun dengan tubuh yang lemas, namun tekadnya tuk terus melangkah sangat besar. Tak lama kemudian ia teringat akan  pesan ayahnya untuk memberitahu pak Nari bahwa dirinya sedang membutuhkan sejumlah uang.

“Huh……untung saja nomor om Nari belum dihapus”

“Tit….tit….tit…”Halo om” 

“Halo Christie ada apa” tanya om Nari sahabat ayahnya itu 

“Cristi lagi butuh uang. Om bisa bantu?”

“kamu tenang saja om bisa bantu kok ”

Dengan uang 5 juta yang ditransferkan oleh om Nari, Christie akhirnya dapat tinggal di sebuah kontrakan khusus cewek dan membeli semua kebutuhannya termasuk pakaian untuk pergi ke kampus.

“semuanya sekarang berkumpul di lapangan”. Tak terasa hari pertama ospek telah dimulai, namun Cristi harus terlambat karena kontrakannya cukup jauh dari kampus ditambah lagi dengan jalanan yang macet. 

“baru hari pertama sudah terlambat” kalimat keras itu terdengar tak sedap di telinga cristi.

Menjadi seorang anak yang berbeda diantara banyak mahasiswa lainnya. Mereka datang dengan memakai mobil mewah, sedangkan Cristi hanya bermodal angkutan umum. Sungguh sulit masa-masa awal Christie di kampus.

“Hai aku Vedra” suara mungil itu menyapa 

“Cristi”   “Oh iya …mobil kamu yang mana?”

Terdiam dan membisu tak tahu apa yang harus ia katakan .

"Oh....jangan-jangan kamu sekolah di kampus ini hanya modal beasiswa? kasihan sekali nasib kamu" kata yang awal tak dibayangkan akan keluar dari mulut Vedra si cewek suara mungil itu pun akhirnya dikeluarkan. kata yang membuat Cristi merasa terpojok dari mahasiswa lainnya.

  Mentari mulai tenggelam bulan pun tiba. cristi duduk dibawah rembulan malam sambil menyantap sup buatannya. Merenung setiap peristiwa yang telah ia lalui bahkan yang sedang ia jalani, membuat air mata mulai menetes. Sendiri di tempat yang baru, dengan orang-orang yang baru, suasana yang baru, dan dunia yang baru, itulah yang sedang Christie rasakan.

Terbangun dengan kebahagiaan dan sukacita Cristi menghapus air mata di pipinya dan siap untuk melangkah dalam kehidupannya. Baginya mengawali hari dengan senyuman, melewati dengan tantangan adalah hal baru yang mulai dibiasakan dalam hidupnya, tanpa kedua sosok orang tua tercintanya."Pak bolehkan saya bekerja disini?"

"Maaf dek karyawan saya sudah banyak" Berjalan dengan penuh harapan, berharap akan diterima untuk bekerja."Bu bolehkah saya bekerja disini?" "cewek seperti kamu, bisa-bisa buat saya rugi". Penolakan demo penolakan harus Christie terima, namun itu bukanlah penghambat untuk Cristi menyerah. Berani menatap dan melangkah meskipun tak tahu apa yang kan terjadi.

Pukul 13:30 waktunya Cristi untuk pergi ke kampus. Mengambil jurusan matematika bisnis membuat Cristi harus berhadapan dengan berbagai angka dalam dunia bisnis dan hal itu sempat membuat Christie depresi karena nilai IPK semester pertamanya hanya 3,1. Diantara teman-temannya hanya Christie yang tak punya perusahaan

Setelah lama tak mendapatkan pekerjaan, Christie pun diterima bekerja di sebuah restoran kecil milik seorang kakek tua yang tak memiliki karyawan. Berkat kemampuannya dalam dunia bisnis, restoran kecil yang awalnya terlihat tak terurus pun ramai dikunjungi.

"Christy terima kasih sudah membantu kakek mewujudkan impian kakek untuk membuat restoran ramai. Pesan kakek jangan melompat ke hal besar kalau hal kecil pun tak bisa dilompati" ucapan kakek menutup pertemuan terakhir kalinya ia dan Cristi.

Kini restoran tersebut diteruskan dan dikembangkan oleh Christy dan Aurel sahabatnya. Melepaskan kepergian kakek adalah hal yang paling berat bagi Christie saat itu karena baginya kakek sudah seperti keluarga sendiri.

"Huh....sungguh berat semua ini. Ma...Pa...apa kabar, Christie rindu saat kita membuat banyak kenangan bersama" ucapnya memandangi foto keluarga mereka. Merelakan yang benar-benar orang yang disayangi adalah hal yang sulit dan tak semudah membalikan telapak tangan.

 "Selamat pagi Cristi" ucap Vedra

 Tanpa disadari raut wajah Cristie  terlihat terkejut dengan sapaan Vedra padanya. Tak menunggu waktu lama Vedra pun mengungkapkan perasaan maafnya kepada Christie. Terkejut dan bingung itulah yang terjadi. Namun karena sifatnya yang pemaaf, ia dengan mudahnya memaafkan Vedra.Respon baik yang diberikan Christie membuat Vedra pun langsung  mengundang Cristie ke acara ulang tahun nya malam ini.

Tak mau mengecewakan Vedra, Christie memakai gaun terbaiknya ketika ia hendak hadir di acara ulang tahun Vedra 

"Mohon perhatiannya teman-teman"Ucap Vedra

Benar saja permintaan maaf Vedra tak setulus yang dibayangkan.Di pesta ulang tahunnya Cristi hanya jadi bahan tertawaan
"Dasar orang kaya" ucap christie menghapus air mata di pipinya dan berlari meninggalkan tempat acara.
Byurrr......Christie tercebur di dalam kolam akibat Glen yang secara sengaja mendorongnya ke dalam kolam.

Di kampus, Aurel mencari sosok sahabatnya."Gea kamu lihat Cristi?"

" Sepertinya dia nggak masuk kelas, mungkin di malu dengan kejadian semalam"  ~Persahabatan bagai kepompong~

" Hai Aurel ada apa?" " Ti? kamu sakit? aku kesana ya"  "tapi"

Tit............ berlari dengan sangat cepat menuju mobilnya, tak lupa ia singgah di sebuah apotek untuk membeli obat Christie yang telah habis.

" pasti obat kamu habis" Diam membisu, Cristi merasa dirinya telah banyak merepotkan sahabatnya itu 

"Harapan ku suatu saat nanti kita bisa jadi partner kerja . kita harus tunjukan bahwa kita bisa. maaf ya... karena aku kamu juga dapat masalah"

"kata siapa? kamu tenang saja, nggak ada yang bakal berani memojokan aku dan kamu lagi. Aku mau jujur kalau sebenarnya pemilik yayasan kampus kita adalah orang tua ku" ucap Aurel   " Hah?...." respon Cristi terkejut, ia tak menyangka bahwa sosok gadis sederhana sahabatnya itu adalah pemilik yayasan.

Bersama memulai usaha dari bawah, kini restoran peninggalan sang kakek semakin besar dan berkembang, bahkan banyak pekerja dan pelayan yang bekerja di tempat tersebut. Menjalani hari dengan penuh kesabaran dan pantang menyerah, itulah yang membuat orang-orang yang pernah menyakiti hati Cristi kini malah berbalik arah dan menyukai dirinya, termasuk Vedra yang sekarang menjadi teman baik Christie dan Aurel. 

" inilah mahasiswa terbaik tahun ini…..Christie"

Sorak-sorai tepuk tangan mengantarkan Cristi ke atas panggung. Tak disangka Christy berhasil menjadi pebisnis yang sukses, bahkan rumah dan perusahaan miliknya kedua orang tuanya berhasil didapatkan kembali dengan usahanya sendiri. Dari lubuk hati yang paling dalam ia sangat bahagia karena impiannya telah tercapai. 

Memulai dari titik nol mengajarkan Cristi untuk lebih peka dengan lingkungan sekitar. Sekarang Christy, Aurel dan Vedra telah membangun sebuah perpustakaan dan tempat belajar bagi orang-orang yang tak mampu membeli buku yang mahal. Dan kini mereka bertiga menjadi pemimpin di perusahaan milik mereka masing-masing.

Dua tahun setelah kesuksesan Christie, ia pun harus meninggal dunia karena sakit yang ia derita. Tetapi Cristi pergi dengan sebuah kebahagiaan, kebahagiaan yang membanggakan "Buat kalian semua, milikilah mental seorang pemberani yang siap menghadapi berbagai tantangan bukan menyerah di pertengahan jalan" pesan Christie yang terakhir kalinya menutup kisah hidupnya.

Ikuti tulisan menarik Sella Emynariche lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler