x

Ilustrasi Bergandengan Tangan sebagai Simbol Kerukunan

Iklan

Devi Setyawan Putri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 Desember 2021

Selasa, 14 Desember 2021 09:02 WIB

Menjaga Kerukunan antar Umat Beragama dari Kampus

Cara menjaga kerukunan antar umat beragama.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia adalah negara multi agama, terdapat enam agama yang diakui yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Keenam agama tersebut memiliki umatnya masing-masing yang menjunjung tinggi keyakinannya. Adanya hal tersebut timbul banyak perbedaan di kalangan umat beragama. Saat ini, Indonesia sedang berada di masa pandemi COVID-19, menjaga perbedaan agar tidak menimbulkan konflik beragama adalah sebuah keharusan bagi semua kalangan. Dalam hal ini, mahasiswa sebagai agen perubahan bisa menjadi pelopor untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dari kampus.

Mahasiswa adalah harapan besar bagi bangsa Indonesia, tidak hanya dibidang pendidikan namun mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan yang fleksibel. Dalam kasus ini, mahasiswa harus beradaptasi menyesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia, yaitu pandemi COVID-19. Mahasiswa harus mampu berinovasi dalam menemukan solusi dari permasalahan-permasalahan yang datang di tengah pandemi, salah satunya solusi agar kerukunan antar umat beragama bisa tetap terjaga. Bukan hanya semata-mata menjaga kerukunan antar umat beragama, namun mahasiswa harus mampu mengawal agar kerukunan antar umat beragama membawa berbagai manfaat untuk bangsa Indonesia.

Dalam kurun waktu 2020, menurut Kementerian Agama Republik Indonesia indeks kerukunan antar umat beragama mengalami penurunan, dari 73,8 menjadi 67,46. Walaupun mengalami penurunan, angka tersebut masih dalam taraf tinggi untuk sebuah indeks kerukunan antar umat beragama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat pandemi, perkuliahan tetap dijalankan melalui daring atau dalam jaringan menggunakan media aplikasi belajar dan pendukung tatap muka virtual yang bertujuan untuk menghindari mata rantai penyebaran virus COVID-19. Dengan adanya pandemi ini tidak mematahkan semangat pemuda untuk tetap melanjutkan pendidikannya salah satunya yakni dengan berkuliah. Perkuliahan daring tidak membuat orang-orang menjadi terputus silaturahminya antar teman dan kerabat, dengan daring ini kita harus menjaga satu sama lain dengan menghindari berita hoax dan mengedepankan toleransi antar umat beragama.

Pandemi menyerang berbagai sektor kehidupan, salah satunya sektor religius. Belakangan ini sektor religius menjadi sangat penting dan menjadi salah satu isu sensitif bagi bangsa Indonesia. Dengan adanya pandemi kita semua harus menjaga diri dari lingkungan, dari masyarakat yang berkerumun dan dari segala hal-hal yang kotor. Salah satunya di masa pandemi ini menjadikan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mengenai ibadah masing-masing memang tempat peribadatan ditutup untuk sementara seperti masjid, gereja, klenteng, pura, wihara. Namun hal itu tidak menyulut kemalasan bagi orang-orang yang beragama.

Solusi mengatasi perbedaan yaitu mengelola perbedaan menjadi sebuah kesatuan serta menjadi sebuah kerukunan, dengan cara memperbanyak diskusi ilmiah tentang keagamaan bertema kerukunan, menjaga silaturahmi dengan teman yang seagama maupun yang berbeda agama, bersosialisasi di muka umum maupun acara kampus tentang pentingnya bertoleransi, tidak menyebarkan berita hoax tentang agama, dsb.

Ikuti tulisan menarik Devi Setyawan Putri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler