Irma Suryanti, Penyandang Disabilitas yang Berhasil Dirikan Pusat UMKM

Selasa, 14 Desember 2021 10:20 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Irma Suryanti (38) seorang Wanita kelahiran 1975 ini lahir di Desa Karangsari, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Mungkin cukup asing terdengar dikalangan masyarakat. Siapakah wanita yang berkampung halaman di Semarang ini?

Ia merupakan seorang pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang biasa dengan UMKM yang bergerak dalam usaha membuat karpet. Ia mulai mendirikan usahanya ini setelah menikah sejak tahun 1999. Sampai saat ini ia telah memiliki kurang lebih 2.500 karyawan, dan 150 diantara karyawannya merupakan penyandang disabilitas.

Mengapa ia memperkerjakan seorang penyandang disabilitas? Karena sebetulnya, Irma Suryanti ini juga mengalami kelumpuhan karena polio sejak usia 4 tahun, hal itu mengakibatkan Irma Suryanti mengalami layu kaki.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Walaupun ia memiliki kekurangan dalam dirinya ini tidak luput menghilangkan semangatnya dalam menjalankan usahanya. Hingga saat ini Irma telah berhasil menjadi seorang yang sukses dalam dunia usaha.

Seorang lulusan SMA N 1 Semarang ini memulai usahanya ini dari nol, ia sering mendapatkan perlakuan diskriminatif dari lingkungannya. Seringkali ia juga dipandang sebelah mata, serta direndahkan hingga diasingkan.

Tetapi dengan semangat yang ia miliki, dengan berani dan tangguh ia berhasil menjadi seorang perempuan yang kuat. Ia yakin dengan kekurangan yang ia miliki pasti akan ada kelebihan yang ia miliki.

Usahanya kini terbukti berhasil dengan segala kekurangan yang ia miliki. Memulai dengan bisnis kesetnya yang berawal digunakan dari lingkungan terdekatnya, kemudian produknya ini berhasil dilirik oleh orang lain. Melihat usahanya yang membuahkan hasil, setelah ia menikah dengan Agus Priyanto ia dengan yakin untuk menjadi seorang pengerajin keset.

Menariknya suami dari Irma ini juga seorang disabilitas yang sangat handal dalam melukis. Hingga di tahun 1999 ia memulai bisnisnya di Semarang dan memperkerjakan 5 orang karyawan. Setelah bisnisnya ini berkembang, tahun 2002 Irma bersama suaminya ini pindah ke Kebumen tempat kelahiran sang suami.

Memiliki rumah yang cukup untuk mengembangkan bisnisnya ini tentu tidak hanya berhenti disitu usaha seorang wanita tangguh ini. Setelah pindah ke Kebumen Irma memutuskan untuk bisa mendaftarkan usahanya memiliki badan hukum yang jelas. Irma melebeli usahanya dengan Usaha Dagang Mutiara Equipment.

Tidak berhenti disana, ia juga berhasil mendirikan Pusat Usaha Kecil Menengah Peyandang Cacat. Mendirikan Pusat UMKM ini tentu bukan hal yang mudah, ada kendala diawal mendirikannya.

Pusat UMKM Penyandang Disabilitas ini dimulai dengan usaha penjualannya dengan cara door to door untuk bisa mendorong para ibu lebih proktif dan memberikan cara bagaimana membuat keset sendiri. Usahanya ini memang bukan usaha yang bisa disenangi oleh semua kalangan.

Tentu mendapatkan respon yang tak selalu baik, ia menerima cibiran yang tentu dilayangkan kepada seorang penyadang disabilitas ini. Tetapi dengan keteguhan hatinya, ia percaya bahwa segala usahanya ini akan memiliki dampak yang akan bermanfaat untuk banyak kalangan.

Menderita kelumpuhan sejak balita sangat memberikan motivasi lebih. Irma berhasil meberikan pandangan dan  mengajak para ibu rumah tangga mempelajari cara membuat keset, dengan menggunakan bahan baku dan meseji jahit.

Usahanya ini ternyata membuahkan hasil yang sangat baik, di tahun 2003 Irma berhasil membuat koperasi simpan pinjam yang dapat menampung 1.600 pembuat keset.

Dengan koperasi simpan pinjam ini sudah tersebar di 11 kecamatan Kabupaten. Kemudian mulai merambah ke Banyumas hingga kota Solo sehingga hadir di showroom memiliki Kementerian Pemuda dan Olahraga Jakarta. Irma juga tidak hanya memasarkan produk di dalam negeri tetapi hingga keluar negeri, Australia, Jerman, Jepang, hingga Turki.

Di tahun 2007 adalah awal dari berkembangnya usaha yang dinamainya Mutiara Handicraft. Dalam produksinya ini Irma membanderol produknya dari Rp 40.000- Rp 125.000 per buah. Kini, ia telah memiliki 5 gerai Difabelmart, toko khusus kerajinan tangan hasil karya.

Memiliki usaha hingga besar dan sukses seperti sekarang, Irma dapat menginspirasi sesama penyandang disabilitas dan juga memberikan inspirasi kepada semua orang dilingkungannya. Dengan sosoknya yang menginspirasi ini, Irma berhasil mendapat penghargaan Jaiki Jepang, penghargaan SCTV Awards tahun 2012, Perempuan Berprestasi dari Bupati Kebumen tahun 2008.

Dengan penghargaan dan pengalaman Irma dalam merintis usahanya ini, ia berhasil membuktikan penyandang difabel bisa mengubah sejarah hidupnya. Dengan kisah Irma Suryanti, kita bisa menjadikan motivasi untuk hidup menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk sesama serta bisa lebih mensyukuri yang Tuhan berikan.(*)

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler