Penyandang Difabel yang Berjuang Keras untuk Keluarga

Selasa, 14 Desember 2021 12:13 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Om Hepin, seorang lelaki berusia 39 tahun berasal dari Flores Nusa Tenggara Timur yang memiliki keterbatasan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Pemiliki nama asli Hendrikus Herlisianus ini mengalami kecelakaan tahun 2004 yang mengharuskan tangannnya diamputasi.

Om Hepin, seorang lelaki berusia 39 tahun berasal dari Flores Nusa Tenggara Timur yang memiliki keterbatasan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Pemiliki nama asli Hendrikus Herlisianus ini mengalami kecelakaan tahun 2004 yang mengharuskan tangannnya diamputasi.

“Setelah mengalami kecelakaan 2004 saya kembali menjadi seorang petani sayur dengan ukuran 6 petak tanah, termasuk ukuran yang tidak besar. Karena saya berkerja sendiri, biasanya ditemani dan dibantu istri. Saat ini istri dirumah dan mengurus anak bungsu yang masih bayi,” ucap Hendrik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai kepala keluarga yag memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Hendrikus yang memiliki keterbatasan ini tentu tidak menjadikan penghalang dirinya untuk tetap memiliki semangat berkebun.

Hendrik yang saat ini menjadi petani sayur sawi di Flores, NTT ia juga memiliki rencana menanam jenis sayuran lainnya. Jika diberi kesempatan dan berhasil dalam usahanya menanam sayur, ia juga ingin menanam tomat, terung, dan juga lombok.

Sejak kecil ia sudah ikut belajar untuk berkerja menanam sayur bersama orang tuanya. Lokasi kebun yang ia garap saat ini di dusun Namang Jawa, Desa Namang Kewa Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, Maumere, Flores, NTT.

Menjadi seorang petani didaerah, dalam sekali panen Hendrik bisa mendapatkan pengasilkan Rp1 juta hingga Rp2 juta. Uang itu digunakan untuk membayar sewa lahan, memenuhi kebutuhan rumah tangga, juga untuk membayar biaya sekolah anaknya di sekolah dasar.

Fakta menariknya, walau sejak kecil ia belajar dan berkerja menanam sayur. Sebelum ia mengalami kecelakaan ternyata ia pernah berkerja sebagai tukang bangunan. Bukankah berarti orang yang akrab dengan sebutan Om Hepin ini adalah orang yang akan mengerjakan apapun yang ia bisa.

Sejak kecil ia telah Ia berkerja tanpa memandang bagaimana pekerjaan yang dia lakukan. Hingga pada akhirnya ia mengalami kecelakaan di tahun 2004 yang mengharuskan ia berusaha lebih dan melakukan perubahan untuk dirinya dan juga keluarganya.

Dengan keterbatasan yang ia miliki, Hendrik tidak pantang menyerah bahkan tidak berkecil hati untuk tetap bergerak maju agar keluarga kecilnya ini bisa hidup dengan layak dan berkecukupan.(*)

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler