Duo King Politik Indonesia

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

SBY dan Rhoma Irama adalah dua raja (Duo King) yang memiliki pengaruh sangat besar dalam menentukan siapa yang akan menjadi Presiden RI 2014-2019

Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2014 dijadikan Komisi Pemilihan Umum sebagai hari terakhir pendaftaran Calon Presiden dan Wakil Calon Presiden. Kebangkitan Nasional mengisyaratkan suatu geliat tubuh dari posisi diam, berubah menjadi bergerak. Diam bolehlah dikatakan posisi duduk atau malah tertidur, sedangkan bergerak kemudian berdiri lebih tepat di sebut dengan kosa kata bangkit. Ya inilah momentum Indonesia Bangkit dari keterpurukan di segala bidang.

Semoga pasangan pemimpin nasional yang akan menjadi pilihan warga nanti di hari Rabu 9 Juli 2014 merupakan pasangan yang memberikan harapan untuk membangkitkan batang terendam. Pasangan yang mampu menbangkitkan kembali semangat nasionalis tumpah darah Indonesia yang demikian subur dan lembur dimana di tanah nusantara tertanam sumber kekayaan alam yang luar biasa. Presiden yang diharapkan mampu mensejahterakan rakyat Indonesia sesuai amanat UUD 45 menjadikan negeri ini mandiri terlepas dari ketergantungan pihak asing.

Tinggal 3 hari kedepan para politisi tersibukkan dengan mencocok cocokan pasangan pemimpin nasional untuk 5 tahun kedepan. Variasi formasi pasangan sudah banyak beredar namun belum ada satupun yang dideklarasikan. Formasi capres dan cawapres tentu saja gabungan dari 2 orang tokoh nasional yang digatut-gatutkan antara partai dalam bentuk koalisi. Semakin dekat semakin tinggi tingkat perasaan risau bin galau terutama bagi Partai Golkar dan Partai Demokrat termasuk Hanura yang sampai hari ini belum menentukan kearah mana mereka akan berkoalisi. Singkatnya waktu yang tersedia (injury time) agak sulit membentuk poros baru sehingga mohon izin sesuai dengan naluri intuisi prediksi awak gerakan politik aneh ini akan berhenti pada taraan wacana.

Oleh karena itu warga pemilik hak suara sah nanti tidak begitu bingung mengingat pilihan hanya 2 pasangan capres cawapres.  Mau memilih Prabowo dan pasangannya silakan,  mau mencoblos capres lain silakan. Artinya pemilihan presiden hanya akan berjalan satu putaran saja. Pilpres satu putaran, selain menghemat biaya dan menghemat enerji KPU dan Parpol maka pilpres satu putaran akan menyesaikan kisruh politik yang menyita banyak waktu selama setahun terakhir ini secara lebih cepat.  Disamping itu Pilpres satu  putaran akan menghilangkan peluang pecahnya Persatuan Indonesia akibat terbaginya dua pendapat bersiteru yang bisa jadi akan menggunakan segala cara untuk memenangkan jagoannya.

Oke sobat setuju satu putaran bukan? Nah, diantara pergelutan 2 pasangan pilpres itu terdapat  peran yang sangat penting yang akan dilakoni oleh 2 orang raja. Sebutlah kedua raja itu dengan sebutan King Maker dan King Dangdhut. Tidak bisa dipungkiri peran duo king ini sangat besar dalam memberikan pengaruh signifikan terhadap keterpilihan Presiden RI 2014- 2109.

King Maker menurut hemat awak tidak lain tidak bukan adalah sosok SBY. Sepuluh tahun menjadi Presiden, pengaruh SBY sangat kuat walaupun fakta menggoreskan perolehan Partai Demokrat hanya mencapai angka 10 %. Secara sosok pribadi, SBY mempunyai peran sangat besar dalam menentukan siapa calon penggantinya nanti. SBY pada ghalibnya mempunyai power sharing yang sangat kuat, artinya keberpihakan SBY akan menggiring atau tepatnya membawa suara terbanyak sesuai dengan arahannya. Prediksi awak SBY akan melabuhkan diri dan keluarganya ke Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres.

Duo King satu lagi tentu sobat sudah paham. Abang Rhoma Irama sebenarnya telah menyandang gelar Raja Dangdhut berpuluh tahun nan lalu. Eksistensi seniman ini tidak tergoyahkan, belum ada sosok yang mampu menandingi kepiawaian satria bergitar ini dari kancah Dangdhut . King Dangdhut tergoda beralih sementara ke dunia politik sebagai akibat rayuan dari Ketua Partai Kebangkitan Bangsa yang menggadang-gadangkan diri nya sebagai Presiden. Siapa yang tidak mau menjadi pemimpn nomer satu tingkat nasional. Namun apa daya politik itu memang kejam. Lain di mulut lain di hati. Setelah Bang Haji efek memberikan perolehan suara lumayan bagi PKB, maka Cak Imin seolah lupa akan janji. Kekecewaan Bang Haji adalah suatu yang wajar, bukan karena tidak diurus lagi tetapi ketika terjadi proses koalisi PKB ke PDIP Bang Haji seolah dilupakan.

Akibatnya Bang Haji kecewa berat berbuah patah arang ke PKB. Bang Haji beserta pengikutnya menegaskan keluar dari PKB.  Ke mana Bang haji akan memberikan dukungan. Sudah pasti sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab King Dangdhut tidak akan bergabung dengan Golongan Putih. Secara logika ketika berseteru dengan koalisi PKB maka pilihan Bang Haji bisa dipastikan akan bergabung ke Partai Gerindra mengusung Parbowo sebagai Presiden RI 2014-2019.

Mari kita saksikan drama politik yang akan bermuara pada tanggal 20 Mei 2014 sebagai hari kebangkitan bangsa. Apakan hari bersejarah ini benar benar akan memberikan harapan mulia bagi seluruh rakyat Indonesia atau hanya sekedar pergulatan merebut kekuasaan semata. Sangat menarik mengikuti perkembangan politik dalam negeri dikaitkan dengan peran DUO KING (Dua Raja), SBY sebagai King Maker dan Bang Rhoma Irama sebagai King Dangdhut.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Thamrin Dahlan

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Bibliografi Roh Perpustakaan

Jumat, 15 September 2023 09:56 WIB
img-content

Berita Nan Kelelap

Senin, 20 Januari 2020 06:11 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler