x

Iklan

Anita Rakhmi Shintasari

Guru BK SMPN 22 Semarang-Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2021

Kamis, 16 Desember 2021 09:16 WIB

Menumbuhkan Budaya Positif Melalui Kegiatan Kreatif Bersama Tim PE Sperolly

Mengisi waktu luang bersama anak-anak menjadi salah satu alternatif untuk tetap merawat nilai-nilai kebajikan seperti tanggung jawab, kreatifitas dan juga kepedulian. Bersama tim peer educator (pendidik sebaya) selalu ada alasan untuk berkreasi dan menumbuhkan budaya positif di sekolah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sudah menjadi kegiatan rutin bagi Peer Educator (pendidik sebaya) di SMP Negeri 22 Semarang untuk mengadakan pertemuan setiap seminggu sekali. Semangat mereka untuk tetap berproses meskipun tidak seleluasa dulu patut diacungi jempol. Bahkan mereka yang masuk diangkatan 4 ini hampir tidak pernah mendapat edukasi tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas di kelas mereka, tetapi mereka tetap konsisten mengikuti kegiatan.

Oleh karena itu, mulai di angkatan 4 ini pula , saya sebagai pendamping PE sekaligus fasilitator menjadikan materi di modul SETARA sebagai materi disetiap pertemuan PE.  Alur dan aktivitasnya mengikuti yang ada di modul dan senang sekali rasanya melihat respon tim PE yang antusias untuk tahu lebih banyak tentang isu KESPRO itu sendiri. Sebagai bentuk kegiatan baru selain OSIS, Pramuka dan Paskibra yang sudah lebih dulu ada, tim PE ini memiliki solidaritas yang berbeda, mereka lebih fun dan enjoy serta lebih mengedepankan saling menghargai. 

Sikap dewasa, mandiri dan bertanggung jawab yang mereka tampilkan membuat saya sebagai pendamping benar-benar takjub. Mereka sangat paham apa yang harus dilakukan, kapan waktunya dan bagaimana sebaiknya tanpa perlu saya capek mengingatkan. Semua ini dikarenakan diawal kegiatan sudah ada keyakinan kelas yang mendasari atau dijadikan pijakan. Dengan keyakinan kelas yang disepakati bersama, setiap kegiatan menjadi lebih mudah dilaksanakan. Tidak ada murid yang merasa diabaikan karena semua berproses bersama dan memiliki kontribusi yang sama dalam kelompok kecilnya masing-masing. Aktivitas yang banyak dilakukan dengan model kelompok ini mampu mendorong terciptanya suasana kondusif yang tidak saling menonjolkan diri sehingga dapat mengurangi resiko konflik dalam sebuah organisasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kegiatan kelompok yang sarat dengan aktivitas kreatif seperti membuat poster, mengidentifikasi masalah maupun melakukan role play , membuat mereka terbiasa dan merasa dihargai sebagaimana mestinya, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri pada murid. Kepercayaan diri ini menjadi modal awal untuk mendorong murid berproses lebih baik lagi dalam mengasah kreatifitasnya. Dengan budaya positif yang terbentuk tersebut dapat mendorong percepatan terwujudnya kepemimpinan murid sebagai salah satu ciri kemerdekaan dalam belajar.

Merawat nilai-nilai kebajikan yang tumbuh secara alamiah dari proses yang dijalani oleh murid memudahkan kita dalam menumbuhkan budaya positif belajar pada murid . Dan dengan budaya yang positif maka percepatan perubahan ke arah yang lebih baik akan lebih mudah diwujudkan.

Ikuti tulisan menarik Anita Rakhmi Shintasari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

1 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB