x

Sastra

Iklan

Bintan Inayah Rahmaniyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Desember 2021

Kamis, 16 Desember 2021 09:46 WIB

Pesan Moral dalam Puisi Saat Sebelum Berangkat Karya Sapardi Djoko Damono

Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama, mantra, rima, baris, dan bait. Puisi juga dapat dikatakan sebagai ungkapan emosi, imajinasi, ide, pemikiran, irama, nada, susunan kata, kata-kata kiasan, kesan pancaindra, dan perasaan. Puisi adalah ungkapan yang memperhitungkan aspek-aspek bunyi di dalamnya, serta berupa pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupan individu dan sosialnya. Puisi diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga dapat membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kata pesan dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti nasehat, perintah, amanat atau permintaan yang disampaikan (KBBI, 1997: 761). Jadi pesan merupakan keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator (AW Wijaya, 1986: 14). Pesan-pesan komunikator disampaikan melalui simbol-simbol yang bermakna kepada penerima pesan.

Simbol terpenting dalam pesan adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan objek (benda), gagasan dan perasaan, baik ucapan yang dapat berupa percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, maupun tulisan seperti surat, esai, artikel, novel, puisi famflet dan sebagainya. Kata-katamemungkinkan manusia berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh, misalnya acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata.Selain itu pesan juga dapat disampaikan melalui music, lukisan, patung atau tarian (Mulyana, 2005: 63).

Jadi pesan merupakan simbol yang disampaikan oleh seseorang melalui media tertentu dengan harapan bahwa pesan itu akan menimbulkan reaksi dan dimaknai dengan makna tertentu dalam diri orang lain yang akan diajak komunikasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pesan moral adalah pesan yang berisikan ajaran-ajaran, wejangan-wejangan, lisan maupun tulisan, tentang bagaimana manusia itu harus hidup dan bertindak, agar ia menjadi manusia yang baik. Sumber langsung ajaran moral adalah berbagai orang dalam kedudukan yang berwenang, seperti orang tua, guru, para pemuka masyarakat, serta para orang bijak.Sumber ajaran itu adalah tradisi- tradisi dan adat istiadat, ajaran agama, atau ideologi tertentu (Franz Magnis Suseno, 1987: 14).

Puisi merupakan ragam sastra yang terikat oleh unsur-unsurnya, seperti irama, mantra, rima, baris, dan bait. Puisi juga dapat dikatakan sebagai ungkapan emosi, imajinasi, ide, pemikiran, irama, nada, susunan kata, kata-kata kiasan, kesan pancaindra, dan perasaan. Puisi adalah ungkapan yang memperhitungkan aspek-aspek bunyi di dalamnya, serta berupa pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair dari kehidupan individu dan sosialnya. Puisi diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga dapat membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pembaca atau pendengarnya.

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 69 tahun) adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer. Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam".

Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar. Salah satu puisi yang terdapat pesan moral sebagai contohnya

 

Puisi Saat Sebelum Berangkat, Karya Sapardi Djoko Damono :

mengapa kita masih juga bercakap

hari hampir gelap

menyekap beribu kata di antara karangan bunga

di ruang semakin maya, dunia purnama

sampai tak ada yang sempat bertanya

mengapa musim tiba-tiba reda

kita di mana. Waktu seorang bertahan di sini

di luar para pengiring jenazah menanti

Makna pada puisi ini sangat menarik dan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari bahwa manusia pasti akan behadapan dengan maut atau kematian.Puisi ini  tidak banyak menggunakan majas yang sulit ditafsirkan, sehingga kita bisa dengan mudah mengartikan isi puisi ini.Selain itu puisi ini dirangkai dengan pilihan kata yang indah dan serasi.Puisi ini berbeda dengan puisi lainnya yang kebanyakan bercerita tentang cinta dan kesenangan sesaat.

Puisi yang indah dan menarik ini cocok dibaca oleh siapa saja atau semua umur karena puisi ini bercerita bahwa kita harus selalu ingat terhadap maut dan senantiasa ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa dia lah penguasa alam ini sehingga puisi ini menjadi tuntunan dalam hidup dan menambah keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 

 

Ikuti tulisan menarik Bintan Inayah Rahmaniyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler