x

Luter

Iklan

Rizky Nur Aulia Apriyanni

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Desember 2021

Kamis, 16 Desember 2021 16:26 WIB

Eksistensi Sastra di Kalangan Remaja Milenial

kesusastraan Indonesia modern saat ini sedang berkembang, terutama pada generasi milenial saat ini. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya karya-karya sastra yang dibuat dalam bentuk digital. Semakin berkembangnya teknologi, maka popularitas sastra di tangan generasi milenial ini sangat berbuah manis. Adanya pendigitalisasian karya sastra yaitu berupa aplikasi-aplikasi yang menjadi wadah untuk mempublikasikan ide kreatifnya. Dengan begitu dapat dipastikan jarak pemisah antara penulis dengan penikmat sastra semakin menipis. Karerna sudah ada berbagai karya yang tercipta dan bisa dengan mudah dinikmati.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Berbicara mengenai sastra, perspektif orang pada umumnya akan beranggapan bawa sastra hanya berisi dunia imajinasi. Mengapa demikan? Ini dikarenakan orang awam hanya melihat bahwa sastra identik dengan puisi, novel, dan cerpen saja, padahal sastra tidak hanya bergerak pada sebuah tulisan saja, melainkan juga sebagai pelampiasan pengarang dalam membuat suatu karya berdasarkan situasi kondisi sosial yang dianggap menarik untuk dibahas.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terdapat 5 penjelasan mengenai ‘sastra’: (1) bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab dan bukan menjadi bahasa sehari-hari; (2) kesusastraan; (3) kitab suci Hindu atau kitab ilmu pengetahuan; (4) kitab, pustaka, dan primbon yang berisi ramalan, hitungan, dan sebagainya; dan (5) tulisan atau huruf.

Dari berbagai penjelasan tersebut menunjukkan bahwa ‘sastra’ memiliki makna atau pengertian yang luas. Luxemburg dkk. (1989:5) mengungkapkan bahwa sastra memiliki makna yang berbeda seiring berkembangnya kebudayaan dan zaman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kesusastraan, sastra dibagi menjadi dua, yaitu sastra lisan dan sastra tulis. Wiget (1994) mengungkapkan bahwa sastra lisan adalah pertunjukan dihadapan pendengar yang melakukan evaluasi, baik cara maupun isi pertunjukan. Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Rusyana (2006) mengemukakan bahwa sastra lisan merupakan sastra yang hadir dan tersebar dalam bentuk tidak tertulis. Sedangkan sastra tertulis berarti karya sastra yang menggunakan media tulisan atau literal. Menurut Sulastin Sutrisno (1985), sejarah sastra tulis ditemukan pada prasasti yang bertuliskan huruf pallawa peningalan kerajaan Sriwijaya di Kedudukan Bukit, Talang Tuo, Kota Kapur, dan Karang Berahi. Sastra tulis ini dianggap sebagai ciri sastra modern karena bahasa yang digunakan dianggap sebagai refleksi peradaban masyarakat yang lebih maju.

Karya sastra pada hakikatnya tercipta berdasarkan imajinasi pengarang. Ungkapan pribadi manusia yang diciptakan atas dasar pengalaman yang telah diperolehnya dari realitas kehidupan kemudian dituangkan ke dalam bentuk karya sastra.

Dapat diketahui, sejak lahirnya sastra sampai sekarang, kesusastraan Indonesia modern selalu berkembang, terutama pada generasi milenial saat ini. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya karya-karya sastra yang dibuat dalam bentuk digital.

Semakin berkembangnya teknologi, maka popularitas sastra di tangan generasi milenial ini sangat berbuah manis. Adanya pendigitalisasian karya sastra yaitu berupa aplikasi youtube atau tiktok yang bisa dijadikan wadah untuk mempublikasikan ide kreatifnya, seperti mendramatisasikan puisi atau sajak-sajak. Kemudian banyak juga para generasi milenial menggunakan instagram untuk mempublikasikan karya sastra lisan yang berupa musikalisasi dan memposting kalimat-kalimat motivasi. Tak ketinggalan pula aplikasi wattpad yang saat ini sedang popular di kalangan pecinta novel. Pada aplikasi ini terdapat berbagai macam genre yang bisa dinikmati oleh pembaca, bahkan aplikasi ini juga bisa digunakan sebagai wadah untuk menulis novel, puisi, cerpen, atau sejenisnya dapat langsung dipublikasikan di aplikasi wattpad tersebut.  

Dengan begitu dapat dipastikan jarak pemisah antara penulis dengan penikmat sastra semakin menipis. Karerna sudah ada berbagai karya yang tercipta dan bisa dengan mudah dinikmati.

 

TINJAUAN PUSTAKA

Rustanti, Liliyek Puji dan Bambang Indiatmoko. (2017). Ajaran dan Pemikiran Sunan Kalijaga pada Legenda Penanaman Desa di Masyarakat Demak. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 6(3): 266

Istiqomah, Nuriana, Mukh Doyin, dan Sumartini. (2014). Sikap Hidup Orang Jawa dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari. Jurnal Sastra Indonesia. 3(1): 1

Sinurat, Rutven Sisna. (2020). Sastra di Zaman Milenial. Diakses dari https://analisa.id/sastra-di-zaman-milenial/23/05/2020/ pada pukul 21.35.

Ikuti tulisan menarik Rizky Nur Aulia Apriyanni lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB