x

Produk industri besi-baja.

Iklan

Riki Sualah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Juli 2020

Sabtu, 18 Desember 2021 15:41 WIB

Bukti Efek Domino Hilirisasi Industri ada di Surplus Neraca Perdagangan RI

Hilirisasi industri adalah yang memicu kenaikan harga komoditas utama yang juga mensurpluskan neraca perdagangan Tanah Air. Hasilnya, Neraca perdagangan RI mencatatkan surplus di bulan November 2021, sebesar US$3,51 miliar atau sekitar Rp50 triliun. Dikabarkan oleh Kementerian Keuangan dan Badan Pusat Statistik, pencatatan surplus terbaru ini menjadi bukti otentik, bahwa Indonesia telah menikmati surplus neraca perdagangan selama 19 bulan berturut-turut, dengan total akumulasi US$34,32 miliar atau Rp493 triliun.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Program hilirisasi industri yang memberikan nilai tambah ke produk sedang gencar dilakukan oleh Indonesia. Salah satu upaya yang mendukung kelancaran hilirisasi industri yaitu kebijakan larangan ekspor bahan mentah seperti bijih nikel.

Tak lupa, selain upaya menyetop ekspor barang barang mentah guna melancarkan program hilirisasi industri, Indonesia saat ini tengah aktif membuka investasi demi bisa memasarkan produk barang dan jasa yang memiliki kualitas sehingga bisa memiliki daya saing tinggi di pasar global.

Maka dari itu, Presiden mengajak negara global untuk bekerja sama membangun pabrik di Indonesia dan mengolahnya sumber daya alam Indonesia bersama-sama hingga menjadi produk turunannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti yang kita tahu, peran investor yang tak hanya menanamkan modal namun juga melakukan transfer knowledge, skill dan technology sangat dibutuhkan.

Hasil Nyata dari Hilirisasi Industri

Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa ekspor produk besi-baja Indonesia berkat hilirisasi industri menyentuh angka US$10 miliar, yang jika dikonversikan ke Rupiah dengan kurs Rp14.428 per Dollar, maka diperkirakan mencapai Rp14,4 triliun.

Harga nikel yang mempengaruhi industri besi-baja menjadi melonjak mencapai US$19.800 atau Rp281 juta per ton pada November 2021. 

Dan kenaikan komoditas utama selain bijih nikel yaitu CPO, besi dan baja, batu bara dan timah adalah yang membuat bertumbuhnya sektor pertambangan yakni sebesar 146.9% (yoy). Kenaikan harga komoditas adalah salah satu dari 2 faktor yang meningkatkan kinerja ekspor industri.

Industri manufaktur merupakan sektor yang tercatat paling banyak menyumbang ekspor. Total nilai ekspor di bulan November 2021 mencapai US$22,84 miliar atau Rp328 triliun, naik 49.7% secara tahunan (yoy) atau 42.6% sepanjang tahun berjalan (ytd). Nilai ini merupakan yang tertinggi paling tidak sejak tahun 2020. Industri manufaktur mendominasi di kegiatan ekspor berkontribusi sebanyak 71.2% dan pertumbuhan 34.44% (yoy) atau 35.4% (ytd)

Dan peningkatan kinerja ekspor industri, termasuk industri manufaktur, yang menjadikan neraca perdagangan RI mencatatkan surplus di bulan November 2021, sebesar US$3,51 miliar atau sekitar Rp50 triliun. Dikabarkan oleh Kementerian Keuangan dan Badan Pusat Statistik, pencatatan surplus terbaru ini menjadi bukti otentik, bahwa Indonesia telah menikmati surplus neraca perdagangan selama 19 bulan berturut-turut, dengan total akumulasi US$34,32 miliar atau Rp493 triliun.

Adapun faktor yang mendorong surplus neraca perdagangan yakni adanya peningkatan kegiatan ekspor, baik itu dari segi harga komoditas hingga volume ekspor yang bertambah.

Kegiatan ekspor yang dapat berdampak baik pada surplus neraca perdagangan bisa terus maju dengan upaya pemerintah yang memberikan kebijakan pendukung ekspor, perbaikan efisiensi dan daya saing ekonomi, peningkatan nilai tambah produk ekspor komoditas serta penguatan industri nasional yang didukung oleh pengguna infrastruktur dan pemanfaatan teknologi.

“Pemerintah pun akan terus menopang dan mendorong pemulihan dan penguatan ekspor jasa, di antaranya melalui kelanjutan strategi pengembangan dan promosi daerah wisata Indonesia,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu.

Ikuti tulisan menarik Riki Sualah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler