x

Iklan

Disha Octaviana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Desember 2021

Minggu, 19 Desember 2021 10:33 WIB

Mengupas Puisi “Menjenguk Wajah di Kolam” Karya Sapardi Djoko Pramono

Sapardi Djoko Pramono yang kerap dikenal dengan singkatan namanya, yaitu SDD. Beliau lahir pada 20 Maret 1940 di Surakarta. Beliau dikenal sebagai sastrawan Indonesia dengan memiliki banyak karya yang telah dituangkan dalam sebuah buku. Sepanjang perjalanan karirnya, beliau dikenal sebagai perangkai kata sederhana yang mengandung pesan mendalam. Itulah menjadi salah satu alasan karya - karyanya selalu populer di berbagai kalangan. Puisi “Menjenguk Wajah di Kolam” karya Sapardi Djoko Pramono merupakan salah satu puisi yang ada pada buku karya beliau dengan judul “Perihal Gendis”. Didalamnya menceritakan seorang gendis yang sedang beranjak dewasa dan dirundung sepi. Pada buku ini diceritakan bahwa orang tua sang Gendis tengah bercerai sehingga tersisalah Gendis dengan ribuan angannya. Dalam buku tercantum 15 puisi yang terdapat didalamnya, hampir keseluruhan berisi percakapan gendis dengan sesuatu. Mengisyaratkan gendis yang ingin memberitahukan sesuatu kepada gadis yang hanya sendirian di rumahnya, layaknya puisi yang tercantum.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sapardi Djoko Pramono yang kerap dikenal dengan singkatan namanya, yaitu SDD. Beliau lahir pada 20 Maret 1940 di Surakarta. Beliau dikenal sebagai sastrawan Indonesia dengan memiliki banyak karya yang telah dituangkan dalam sebuah buku. Sepanjang perjalanan karirnya, beliau dikenal sebagai perangkai kata sederhana yang mengandung pesan mendalam. Itulah menjadi salah satu alasan karya - karyanya selalu populer di berbagai kalangan. Puisi “Menjenguk Wajah di Kolam” karya Sapardi Djoko Pramono merupakan salah satu puisi yang ada pada buku karya beliau dengan judul “Perihal Gendis”. Didalamnya menceritakan seorang gendis yang sedang beranjak dewasa dan dirundung sepi. Pada buku ini diceritakan bahwa orang tua sang Gendis tengah bercerai sehingga tersisalah Gendis dengan ribuan angannya. Dalam buku tercantum 15 puisi yang terdapat didalamnya, hampir keseluruhan berisi percakapan gendis dengan sesuatu. Mengisyaratkan gendis yang ingin memberitahukan sesuatu kepada gadis yang hanya sendirian di rumahnya, layaknya puisi yang tercantum.

Menjenguk Wajah di Kolam

“Jangan kau ulang lagi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

menjenguk

wajah yang merasa

sia-sia, yang putih

yang pasi

itu.

Jangan sekali-

kali membayangkan

Wajahmu sebagai

rembulan.

Ingat,

jangan sekali-

kali. Jangan.

Baik, Tuan.”

 

Puisi perihal gendis ini merupakan puisi renungan. Dimana gendis merupakan pencerninan siapa saja yang selalu dirundung pertanyaan dalam keheningan. Kemudian akan bertikai dengan pikiran yang selalu bersama dengan segala kehawatiran. Banyak hal menarik dari buku tersebut, buku kumpulan puisi yang menceritakan perjalanan si gendis ini. Bahkan dalam puisi, tercantum layaknya gadis usia awal remaja yang tidak tahu menahu masalah kehidupan yang pelik. Sehingga muncul pertanyaan- pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada sekitarnya. Bertanya pada apa saja yang ia temui, seperti, kolam, dan angannya sendiri. Kehampaan, tergambar dalam setiap bait dalam puisi tersebut. Bahwa sang “Aku” didalam puisi tersebut tengah berangan akan apa yang tidak boleh ia lakukan.

“Jangan kau ulang lagi

menjenguk

wajah yang merasa

sia-sia, yang putih

yang pasi

itu.

Makna yang tercantum pada bait pertama terdapat kalimat “Wajah yang merasa sia-sia, yang putih, yang pasi itu” . Kata “Wajah” merupakan simbol ekspresi seseorang. Wajah yang merasa sia-sia, putih, pasi menandakan ekspresi yang tidak baik yang dirasakan seseorang. Wajah yang pucat biasanya terdapat pada orang-orang yang mengalami rasa sakit, hal ini bisa dilihat dari ekspresi wajah yang lemah dan putih pucat. Pada puisi “Menjenguk Wajah di Kolam” tidak diperbolehkannya melihat wajah yang putih pucat oleh Tuannya bertujuan supaya Gendis melupakan duka yang dialami dan tidak larut dalam kesedihannya. 

“Jangan sekali-

kali membayangkan

Wajahmu sebagai

rembulan.”

Pada bait kedua memiliki makna yaitu Jangan sekali-kali membayangkan wajahmu sebagai rembulan. Terlihat pada kata wajah yang disamakan dengan kata rembulan yang terdapat pada bait. Kata Wajah merupakan simbol ekspresi seseorang, sedangkan rembulan melambangkan gejolak perasaan seseorang yang selalu berubah-ubah. Pada puisi “Menjenguk Wajah di Kolam” menyamakan wajah dengan rembulan berarti orang yang tidak bisa mengontrol emosi, sehingga emosi yang ada dalam dirinya bisa berubah-ubah secara drastis. Hal ini dinilai tidak baik, karena sejatinya sebagai manusia kita harus bisa mengontrol emosi agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Puisi ini memiliki kajian Semiotika merupakan analisis terhadap simbol. Dimana simbol-simbol dalam puisi akan dibedah dan diberi makna dengan alasan yang konkret. Dengan membahas keseluruhan puisi, Puisi Menjenguk Wajah di Kolam ini memiliki banyak sekali simbol. Dimana memusatkan tokoh terhadap Gendis. Seperti yang sudah diceritakan, bahwasannya Gendis adalah gadis muda yang banyak tanya, ingin tahu. Keingin tahuannya terletak pada bagaimana ia dapat hidup dengan benar. Terlihat pada bait yang ditemukan pada kata: 

Ingat,

jangan sekali-

kali. Jangan.

Pada kata “Jangan”, kata ”jangan” merupakan simbol kehati-hatian yang dimana didalam bait puisi kata “jangan” disebut sebanyak 4 kali. 

Jangan sekali-kali membayangkan wajahmu sebagai rembulan. Teelihat pada kata wajah yang disamakan dengan kata rembulan yang terdapat pada bait keempat. Wajah merupakan simbol ekspresi seseorang, sedangkan rembulan melambangkan gejolak perasaan seseorang yang selalu berubah-ubah. Pada puisi “Menjenguk Wajah di Kolam” menyamakan wajah dengan rembulan berarti orang yang tidak bisa mengontrol emosi, sehingga emosi yang ada dalam dirinya bisa berubah-ubah secara drastis. Hal ini dinilai tidak baik, karena sejatinya sebagai manusia kita harus bisa mengontrol emosi agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Ikuti tulisan menarik Disha Octaviana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler