x

suasana naral di salah satu sudut negara berkembang

Iklan

YE Marstyanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 November 2021

Selasa, 21 Desember 2021 06:21 WIB

Di Tengan Hujan Bulan Desember


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Isa bangun dari tidurnya

Wajahnya yang bersahaja terpana

Ada gemerlap di mana-mana

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang bintang timur pun kalah bercahaya

Memancar dari etalase-etalase mall

Yang berisi gempita mereka yang bergairah berbalanja

 

Tubuh lebih penting dari pakaian

Makanan lebih penting dari hidup

Kata mereka

 

Dan Isa ternganga karena ucapan itu

Karena Ia tak pernah berkata begitu

Bahkan lahirnya pun di kandang berdebu

Di tengah gejolak sosial tak menentu

 

Kedua mata Isa menatap cemara yang berkilau

Seperti diguyur berlaksa cahaya di setiap sudut ruang

Serta boneka boneka santa naik kereta dan terbang

Semua menjadi wajah natal selalu begitu sejak dulu

 

Isa tertegun melihat wajah-wajah sunyi sepulang ibadah

Di tangan mereka hanya membawa door prize belaka

Sementara makna kotbah tertinggal di bangku gereja

Lalu masuk kamar bikin postingan dan melepas lelah

 

Isa berhenti, lalu bertanya dalam hati

Jadi benarkah mereka mengenal siapa aku?

Jika Natal telah dirampok di tikungan

Oleh para pedagang hanya demi keuntungan

Lalu menerjemahkan Natal hanya merah hijau

Pohon terang kakek berjanggut pembawa hadiah

Pertunjukan-pertunjukan heboh di depan altar

Makan malam mewah dengan setelan berkelas

 

Isa memandangi semua itu

Sambil menyuapi seorang anak kelaparan

sementara ibunya tergolek lemas karena sakit

Di sebuah emperan toko di tengah hujan bulan Desember 

Ikuti tulisan menarik YE Marstyanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler