x

bola Indonesia Australia

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 22 Desember 2021 04:51 WIB

Sekelas Apa pun Kompetisi Sepak Bola, Dipimpinlah oleh Wasit yang Kompeten

Seringkali, laga sepak bola menjadi rusuh, sebab utamanya karena wasit yang tidak berkualitas, tak kompeten.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Meremehkan lawan, Sukmajaya FC harus puas di tahan Red Star FC (2-2) dalam laga pertama Kompetisi Internal Askot PSSI Kota Depok 2021/2022 di Stadion Mini Sukatani Kota Depok, Minggu (19/12/2021). Padahal, Red Star FC dalam laga pertama Grup C, terlebih dahulu dipermak Perseta FC 5 gol tanpa balas di Stadion Merpati Kota Depok, Minggu (12/12/2021).

Sukmajaya FC, M. Roby

Dalam laga kedua bagi Red Star FC, menjamu Sukmajaya FC yang bertindak sebagai tim tamu, ternyata mereka menurunkan kekuatan tim terbaik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sukmajaya FC yang baru turun gelanggang, pun belum turun dengan kekuatan terbaiknya, ternyata di dada setiap penggawa ada sikap meremehkan lawan.

Memang dalam kompetisi internal kali ini, 27 pemain yang didaftarkan oleh Manajemen Sukmajaya FC boleh dikatakan, semuanya berstatus pemain bintang. Bahkan 27 pemain ini pun siap berlaga dalam ranah Liga 3 PSSI, bila Sukmajaya FC sudah masuk Liga 3.

Namun, sebagai Klub pembinaan, Sukmajaya FC tidak ikut latah masuk Liga 3 PSSI seperti tim seangkatannya. Sukmajaya FC tetap konsisten menjadi tambatan mantan siswa SSB Sukmajaya sejak tahun 2004. Dan, tetap memberi warna untuk Kompetisi Internal Askot PSSI Kota Depok.

Perjuangan Sukmajaya FC di kompetisi internal PSSI Depok juga mulus. Merangkak masuk dari Divisi II, naik ke kasta Divisi I, dan terus maju hingga kini ada di kasta tertinggi, yaitu Divisi Utama Askot PSSI Kota Depok.

Catatan sejarahnya, saat berada di Divisi II, Sukmajaya FC bahkan mengantar salah satu pemainnya hingga berjersey timnas Indonesia, Yaitu M. Roby. Kala itu, saat tampil di Divisi II bersama Sukmajaya FC, M. Roby dipanggil ke Tim Porda Kota Depok. Tak sempat tampil di Tim Porda, M. Roby ditarik ke Persikad di Divisi I PSSI (Kini Persikad menjelma menjadi Sulut United yang sedang bertarung di 8 Besar Liga 2 PSSI).

Hanya tampil beberapa laga dengan Persikad, M. Roby direkrut Persija Jakarta, dan akhirnya, M. Roby berjersey timnas Indonesia.

Dalam kompetisi internal kali ini, Sukmajaya FC juga diperkuat oleh talenta terbaik jebolan SSB Sukmajaya. Dari 27 pemain, ada 16 pemain yang masih berusia di bawah 20 tahun.

Sebelum kompetisi di gelar, pemain-pemain di bawah usia 20 tahun ini, tercatat telah memperkuat sekurangnya 4 tim Liga 3. Ada yang di Liga 3 DKI, Liga 3 Sulawesi, Liga 3 Jawa Barat. Selain Liga 3, 3 pemain Sukmajaya FC adalah bagain dari Tim Porda Kota Depok 2022.

Sementara para pemain yang berusia di atas 20 tahun, di bawah 35 tahun, adalah mantan-mantan jebolan tim Porda, Liga 3 dan lainnya.

Karenanya, siapa pun dari 27 pemain yang dipercaya turun, seharusnya tak memiliki kendala dan sewajibnya mampu menampilkan kualitas permainan karena secara Teknik, Intelegensi, Personaliti, dan Speed (TIPS) mereka unggul segalanya dari lawan.

Mengapa bisa ditahan imbang?

Ada beberapa faktor, mengapa Sukmajaya FC bisa ditahan imbang oleh Red Star FC.

Faktor pertama adalah meremehkan lawan. Dengan keberadaan pemain saat ini, sudah merasakan di kompetisi Liga 3 dan lainnya, ada sikap jemawa dari para penggawa Sukmajaya FC. Mirisnya sikap jemawa ini, tak didukung oleh faktor lawan faktor lapangan, dan faktor pengadil di lapangan.

Akibatnya, para pemain pun kaget dan harus menghadapi kenyataan yang di luar ekspetasi.

"Anak-anak sore ini tampil luar biasa aneh. Padahal komposisi tim pertama yang diturunkan sudah tak diragukan lagi kualitas TIPSnya. Saya pikir akan terjadi hujan gol, sebab kick off baru berjalan beberapa menit, pasukan Sukmajaya FC terus mengurung lawan dan mencipta gol cepat. Dua puluh sampai 25 menit babak pertama, anak-anak Sukmajaya FC menguasai ball possesion. Tetapi, anehnya justru dalam serangan balik, dalam tempo cepat, Red Star FC berbalik unggul menjadi 2-1." Benar-benar aneh. Beruntung, Sukmajaya berusaha mengusai keadaan hingga mampu menyamakan kedudukan 2-2." Ujar Maulana Abdul Kadir, Manajer Sukmajaya FC.

Maulana menambahkan, "Herannya, meski mulai menit ke-31 Sukmajaya FC mulai melakukan rotasi pemain, sejak itu sudah tak nampak ball possesion lagi. Anak-anak main sendiri-sendiri, hingga babak pertama berakhir, permainan bertambah buruk, meski kedudukan tetap 2-2."

"Di babak kedua, sampai 7 penggawa dari bench pemain di turunkan, permainan Sukmajaya FC pun tetap tak berbentuk." Tambah Maulana yang tetap kebingungan.

Hanya 4 pemain sesuai ekspetasi

Memang, sore itu sangat nampak di tim Sukmajaya FC, dari 4 pemain belakang hanya 1 pemain yang tampil benar. Di sektor gelandang, hanya 2 gelandang yang bekerja keras dari 3 gelandang yang dipasang. Sementara di sektor depan, dengan komposisi 4-3-3, hanya 1 pemain yang tampil sesuai ekspetasi. Artinya, sepanjang babak pertama sebelum pergantian pemain, yang bermain di tim Sukmajaya FC hanya 4 pemain. Begitu pun setelah rotasi sampai 7 pemain. Tetap sama.

Kondisi lapangan tak representatif

Apa yang disesali Manajer tim, ternyata bukan hanya persoalan keanehan permainan anak-anak yang berawal dari sikap meremehkan. Kondisi lapangan di Stadion Mini Sukatani Depok pun turut menjadi sebab. Pasalnya, ukuran lapangan yang tidak standar dan tanah yang tidak rata akibat bekas jajak sepatu yang mengering, membikin bola sangat sulit dukendalikan dan sulit diantisipasi. Sehingga para pemain sangat kesulitan memainkan passing-control yang benar.

Malah, beberapa pemain pun membikin temannya sulit mengontrol bola, sebab melakukan passing yang terlalu kencang akibat lapangan yang sempit. Sebelum laga pun, tim Sukmajaya FC tak sempat adaptasi lapangan, sebab baru diizinkan masuk Stadion, kurang dari 10 menit sebelum kick off, karena ikuti peraturan Covid-19. Pemanasan minimalis hanya dilakukan di halaman stadion yang sempit dan tak maksimal. Sudah begitu, pemain sama sekali tak memahami kondisi lapangan dan struktur lapangan yang ternyata berlobang-lobang bekas jejak sepatu.

Tak ada latihan dan persiapan

Mengingat para pemain Sukmajaya FC tercerai berai sebelum laga, dan baru dapat bergabung persis saat bertanding, maka laga versus Red Star FC pun ibarat baru latihan.

Akibatnya, meski kondisi pemain memiliki TIPS yang mumpuni, tetap saja permainan tim sulit terbentuk dan berkembang.

Wasit tak layak

Sudah meremehkan, tak ada persiapan dan latihan tim. Lapangan tak standar dan sulit, ternyata masalah terbesar dalam laga itu adalah tampilnya wasit yang sangat jauh dari kualitas, untuk memimpin partai sekelas Divisi Utama.

Wasit benar-benar tak mampu menjalankan tugasnya dengan benar. Pun diperparah oleh Asisten Wasit 1 dan Asisten Wasit 2 yang setali tiga uang.

Wasit  begitu mudah meniup pluit untuk keuntungan Red Star FC, dan terus membiarkan pertandingan berjalan meski dengan jelas ada pelanggaran keras terhadap anak-anak Sukmajaya FC.

Sikap  wasit yang tak obyektif dan nampak lebih memihak lawan,  menjadikan laga berlangsung keras. Wasit bukan semakin baik dalam memimpin, pemain Sukmajaya FC malah yang justru dihujani kartu kuning.

Di depan bench pemain Sukmajaya FC, pemain belakang Red Star FC jelas-jelas mendorong pemain Sukmajaya FC hingga terjatuh, Asisten wasit yang di depan mata, tetap tak mengangkat bendera.

Waktu belum usai, wasit meniup pluit usai laga?

Akibat blunder yang dilakukan sendiri sepanjang laga, wasit pun ujungnya membikin blunder yang sangat fatal karena merasa tertekan sendiri.

Babak kedua belum sampai 30 menit, belum lagi banyak waktu terhenti karena lawan mengulur waktu dengan diving pura-pura cidera, seharusnya juga ada waktu tambahan bila waktu sudah menunjuk 35 menit, ini Si wasit malah meniup pluit tanda babak kedua usai.

Kejadiannya persis, setelah wasit menghentikan laga saat keuntungan sedang di.pegang Sukmajaya FC. Sukmajaya FC sedang menyerang dan memasuki area kotak pinalti Red Star FC, tiba-tiba wasit hentikan laga karena ada pemain Red Star FC tergeletak dan diving. Luar biasa ini wasit.

Lucunya, setelah itu, karena pemain Sukmajaya FC langsung memprotes, wasit justru meniup pluit dan menyatakan babak kedua usai. Kapten tim Sukmajaya FC pun meminta melihat jam di tangan wasit, tapi wasit langsung meriset waktu. Lalu, meninggalkan lapangan.

Kejadian lucu pun bersambung, kedua ofisial tim, baik Sukmajaya FC dan Red Star FC pun menyambangi Meja IP. Wasit dan asisten langsung masuk ke ruang ganti. Kedua ofisial pun menunjukkan bukti bahwa babak kedua belum sampai 30 menit.

IP pertandingan pun masuk ke kamar ganti wasit. Kesimpulannya wasit mengaku salah. Dan laga dilanjutkan tetapi hanya 4 menit, bukan lebih dari 5 menit dan tak ada tambahan waktu. Tetapi 4 menit versi wasit, waktu babak kedua tersisa 2 menit, tambahan waktu 2 menit. Luar-luar biasa kejadiannya.

Sukmajaya FC tak ambisi

Saat melakukan protes lisan baik kepada Komisi Pertandingan, Mulyadi Kibok maupun Ketua Kompetisi, Wawat, penanggungjawab Sukmajaya FC, hanya meminta, panitia mengevaluasi kinerja wasit yang sangat merugikan tim. Terutama, dengan wasit model seperti itu, entah lisensinya apa dan sudah punya pengalaman apa, yang paling membahayakan adalah, permainan jadi keras dan sangat rentan menimbulkan keributan antar pemain dan ofisial.

Dalam setiap turun dalam kompetisi resmi internal PSSI Depok, Sukmajaya FC tak pernah ambisi. Terpenting pertandingan berjalan lancar, normal, tak ada wasit yang memihak. Persoalan lapangan yang tak representatif, tak jadi soal. Tetapi keberadaan wasit yang tak berkualitas, menghancurkan laga yang seharusnya sportif dan menarik.

Sukmajaya FC pun meminta ada tindakan dan hukuman terhadap wasit tersebut, sesuai pelanggaran yang sangat vital.

Saat Sukmajaya FC bentrok di laga kedua meladeni Perseta FC, mohon agar panitia benar-benar menyiapkan wasit yang berkualitas. Pasti, sebelum laga digelar, Sukmajaya FC mau memastikan dulu siapa wasit yang memimpin laga versus Perseta FC pada Minggu (2/1/2022).

Wasit Tak Berkualitas, Membahayakan Keselamatan Dirinya, Pemain, Ofisial Tim, dan Publik.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler