x

Ilustrasi Anas. Annie Spratt dari Pixabay

Iklan

Fidya Rizky

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Februari 2021

Selasa, 28 Desember 2021 08:40 WIB

Anak Wajib Mengenal Gendernya Sejak Usia Dini


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pendidikan anak usia dini menjadi penentu terhadap tumbuh kembang seorang anak. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya tentang nilai akademik saja, namun konsep diri, kepribadian dan emosional anak juga termasuk didalamnya. Sebab anak harus tahu jati dirinya yang sebenarnya.

Pengenalan gender pada anak usia dini tidak kalah penting. Jika jenis kelamin mengacu pada faktor biologis, gender sendiri cendurung mengacu pada perasaan seseorang mengenaik jati dirinya sebagai laki-laki atau perempuan. Maka dari itu pendidikan tentang gender pada anak akan berpengaruh pada masa depan seorang anak.

Pengertian Gender

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gender sendiri merupakan sifat, perilaku, peran, tanggung jawab dan tugas antara laki-laki dan perempuan. Selain faktor biologis, gender juga ditentukan oleh anggapan masyarakat sekitar, norma yang berlaku, pola asuh dan juga media. Pengenalan gender akan sangat berpengaruh pada konsep diri seorang anak, untuk menentukan jati dirinya sebagai laki-laki atau perempuan.

Dalam mengenalkan gender kepada anak membutuhkan suatu usaha yang lebih. Dikarenakan gender ini berbeda dengan jenis kelamin yang telah terbentuk secara biologis melalui kromosom, hormon dan juga organ reproduksi. Gender lebih mengacu kepada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan, yang terbentuk oleh lingkungan, adat istiadat dan budaya.

Teori pembentukan identitas gender pada anak :

  1. Teori Kognitif

Dalam Teori Kognitif, gender adalah perkembangan jenis kelamin yang dibentuk dengan kemampuan kognitif anak, karakteristik personal lainnya. 

  1. Teori Environmental

Dalam Teori Environmental, gender adalah perkembangan jenis kelamin berporos pada teori pembelajaran. Elemen yang sangat dibutuhkan dalam teori pembelajaran adalah stimulus, respons kepada stimulus dan perilaku kepada stimulus tersebut. 

  1. Teori Psikoanalitik

Dalam Teori Psikoanalitik, gender adalah perkembangan jenis kelamin anak yang ditentukan pada fase kalik.

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Mengenalkan Gender Pada Anak ?

Pengenalan gender pada anak sudah bisa dimulai ketika anak memasuki usia 15 bulan. Karena di usia ini, anak sedang berada dalam fase anal. Fase anal adalah fase ketika anak sudah mulai mengerti tentang fungsi alat kelamin. Pada fase anal, anak sudah mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda. Menurut Teori Psikoseksual, pada fase anal kepuasan seksual berada diproses pengeluaran kotoran melalui anus. Saat ini juga merupakan waktu yang tepat untuk mengajarkan bagaimana cara menggunakan toilet dengan benar pada anak. Kita bisa mengajarkan cara buang air kecil dan buang air besar yang baik, serta bagaimana caranya membersihkan organ intimnya sendiri.

Pengenalan Gender sangatlah penting kepada anak. Sebab agar anak paham perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan. Melalui pengenalan gender, kita sebagai orang terdekat anak bisa mengajarkan anak mengenai area-area pribadi tubuhnya yang tidak boleh dilihat oleh orang lain. Selain itu, pengenalan gender juga bisa mengajarkan anak mengenai identitas serta tugasnya.

Ketika ingin mengenalkan gender pada anak kita bisa mengajarkannya melalui bermain. Anak biasanya senang bermain rumah-rumahan. Sementara anak perempuan berperan sebagai ibu, anak laki-laki akan berperan sebagai ayah. Permainan ini bisa mengajarkan anak mengenai peran dan tanggung jawab seorang laki-laki dan perempuan.

Misal anak perempuan menggendong boneka yang berpura-pura sebagai anak. Hal ini mencerminkan bahwa sebagai perempuan telah menjadi kodratnya ketika dewasa nanti akan berperan sebagai ibu yang bertugas mengasuh anak. Sedangkan pada anak laki-laki, bermain peran mengajarkannya mengenai tanggung jawab seorang laki-laki, yakni untuk bertanggung jawab pada keluarga, bertugas melindungi wanita dan sebagainya. Praktiknya bukan menitikberatkan terhadap jenis permainannya, melainkan terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Ikuti tulisan menarik Fidya Rizky lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler