Tidak mengerti bagaimana penulis akan menceritakan literatur bangsa yang besar, yang kaya, yang lucu, yang selalu hadir masalah tanpa solusi ada solusi tapi timbul masalah lagi.

Sinkronisasi antara pemerintah dengan rakyat selalu menjadi kontroversi tanpa henti, rakyat menginginkan kesejahteraan sejati tapi pemerintah memberi contoh korupsi dan ketika pemerintah menerapkan untuk kesejahteraan sejati malah sebaliknya rakyat tidak mematuhi.

Nampaknya negeri ini terinfeksi virus baru lagi, bukan baru tapi virus yang tak pernah disadari, virus egoisme pada diri sendiri. Rakyat memaksa bagaimana sejahteraan dibangun yang miskin dimengerti tapi di sisi lain orang pejabat negeri justru korupsi. Rakyat bersorak-sorak untuk dia dihukum mati. 

Namun jangan selalu memanjakan pejabat negeri karena semua belum tentu korupsi. Lantas bagaimana jika di timbalbalikkan ketika banyak rakyat menolak vaksinasi padahal semua untuk kesehatan negeri, atau adanya rakyat biadab yang memperkosa 13 santri. Apakah perlu rakyat seperti ini dibakar sampai mati untuk mengerti esensi kesejahteraan sejati?.

Tentunya tidak, negeri ini hanya membutuhkan kesadaran yang tinggi kesadaran untuk saling mengerti kesadaran untuk bertoleransi dan menghilangkan egoisme hak asasi diri sendiri agar solusi tidak menjadi masalah lagi.

Ikuti tulisan menarik Roni Ali Rahman lainnya di sini.