x

Ilustrasi Cendekiawan. Ilustrasi dari Convegni Ancisa, Pixabay

Iklan

Ahlis Qoidah Noor

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Januari 2022

Kamis, 6 Januari 2022 11:26 WIB

Tangan Boleh Satu Tetapi Langkah Tetap Melaju

Cerpen yang diangkat dari kisah nyata seorang anak yang tertimpa kecelakaan sehingga salah satu tangannya tidak berfungsi. Dengan perjuanganan yang sangat berat dia berhasil lulus dari SMA dan akhirnya menjadi guru dan mengajar dengan menggunakan tangan kirinya. Perjuangan paling berat dirasakan ketika hampir seluruh guru memintanya keluar dari sekolah karena kondisinya yang bisa mengancam prestasi sekolah tetapi dengan kegigihan kepala sekolah dan bantuannya dalam mengarahkan maka dia sukses.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pagi ini SMA PG ramai sekali. Para siswa berdatangan setelah hari Minggu mereka libur. Ada yang bergerombol mengobrol dan ada yang sendiri bermain Handphone. 

Farid, siswa kelas XII di salah satu SMA baru saja masuk ke kelas. Jalannya agak tertatih menahan sakit dan juga tangan kanannya masih terbungkus gip. Kecelakaan yang dialami sebulan yang lalu, tepatnya bulan September, membuat dia harus rela beraktifitas dengan tangan kiri.

Hari ini dia baru masuk setelah dua minggu menjalani pengobatan. Ada syaraf yang terputus yang tidak bisa disambung sehingga tangan kanannya tak berfungsi lagi. Maka mulai dari dia mandi, berpakaian dan juga membawa tas dan laiinya diutamakan dengan tangan kiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di ruang guru terdengar agak sedikit riuh, sebagian berbisik dan sebagian lain tampak serius berdiskusi. Mereka sedang memperbincangkan sesuatu yang sangat urgen tampaknya.

Dua minggu ini para guru mulai resah, mereka memikiran dan mendiskusikan Farid yang sudah tidak normal akan menggannggu kelulusan.Karena kondisinya tentu sangat berpengaruh pada cara dia belajar menghadapi ujian. Berramai-ramai mereka menghadap kepala sekolah untuk meminta supaya siswa tersebut dikeluarkan saja, mumpung masih ada waktu.

Bulan lalu Kepala Sekolah yang lama dirotasi ke tempat yang baru sehingga mereka akan menerima kehadiran Kepala Sekolah yang baru, Pak S.

Kebetulan pada bulan Oktober ada Kepala Sekolah yang baru akan mendapatkan SK di SMA PG. Ada yang istimewa dari Kepala Sekolah ini. Perhatiannya yang penuh dan keinginan menolong sesama sangatlah tinggi. HIngga ketika para guru menghadapnya mereka tidak mendapatkan jawaban seperti yang diinginkan, menyetujui Farid untuk keluar.

" Kita beri kesempatan dia untuk menyelesaikan sekolah. Biarkan dia belajar untuk menggunakan tangan kanan dan juga homeschooling bisa membantu dia di sekolah. Bapak ibu tetap mengajar seperti biasa. Bila ada Ulangan atau ujian silakan kirimkan berkas,kami akan bantu menyampaikannya..."

Demikianlah yang terjadi sampai pada hari H Ujian Nasional maka Farid diperkenankan datang. Dia sudah bisa mengguanakan tangan kanan, juga untuk membuat lingkaran hitam pada jawaban di lembar jawan komputer. Dengan seijin para pengawas dan di depan para pengawas ada guru yang membantu menebalkan lingkaran hitam pada  lembar jawaban.

Tibalah waktnya pengumuman, dia dinyatkan lulus dan juga mendapatkan kursi di PTN untuk menjadi Mahasiswa.

Selama empat tahun kuliah dia berhasil dengan lulus tepat waktu di tahun ke empat. Apa yang telah diperjuangkan oleh Kepala Sekolah untuk masa depannya berbuah manis. Dia kini menjadi guru Fisika walaupun mengajar dengan menggunakan tangan kiri. 

Setiap ada waktu luang dia berkunjung ke Kepala Sekolah yang telah membantu mendapatkan masa depannya. Masa depan yang dulu hampir hancur oleh stigma dan kekhawatiran dari para guru. Kepala Sekolah itu telah membuka wawasan para guru tentang arti penting dari membantu orang dan menjadikan peran Kepala Sekolah lebih dari sekedar berkompeten di Manajerial saja. Sisi lain yaitu humanisme, memanusiakan manusia muda dan menjadi motivator handal yang mampu menembus batas kekhawatiran orang awam. 

( Tulisan ini diilhami oleh Pak Siswandi, Kepala Sekolah yang berani mengambil keputusan untuk kebaikan dan masa depan seorang anak. Terima Kasih pak SIs. )

Ikuti tulisan menarik Ahlis Qoidah Noor lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler