x

Iklan

dezan news

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Januari 2022

Rabu, 19 Januari 2022 13:21 WIB

Dilema Airlangga di Pilpres 2024, Tak Nyalon atau Mundur dari Menko

Dilema Airlangga di Pilpres 2024, Tak Nyalon atau Mundur Jadi Menko

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tekanan terhadap Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto untuk menghadapi Pemilu 2024.

 

Airlangga dihadapkan pada situasi yang amat dilematis pada 2024 ini, yakni elektabilitas yang rendah dan kasus personal yang menimpa dirinya; pelaporan Rifa Handayani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Desakan yang disampaikan Gerakan Muda Partai Golkar terkait tingkat keterpilihan Airlangga yang masih amat rendah, wajar adanya. Kondisi di lapangan memang demikian adanya.

 

Airlangga sulit didongkrak elektabilitasnya. Pun dengan apa yang disampaikan Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti yang menyarankan agar Airlangga sebaiknya tak terlalu memaksakan untuk diusung pada hajat pilpres nanti.

 

Sehingga harus terbuka opsi lain yang sehingga menciptakan win-win solutions. Memang, mencalonkan Airlangga terlalu amat beresiko.

 

Resiko terhadap personal Airlangga sendiri serta partai Golkar. Idealnya, Golkar menyaring kembali figur-figur yang potensial pada Pilpres 2024. Sejauh ini sudah agak sulit menaikan elektabilitas Airlangga.

 

Karena tidak ada satu peristiwa yang membuat beliau ini dikenal, di Menteri Koordinator di Bidang Ekonomi, artinya sulit menaikan elektabilitas beliau. Adapun baliho-baliho yang sudah bertebaran ini juga tidak terlalu signifikan untuk bisa menaikan elektabilitas Airlangga Hartarto.

 

Padahal dia mesti bersaing dengan tokoh-tokoh lain untuk menjadi capres. Jika Partai Golkar terus memaksa mengusung Airlangga Hartarto sebagai capres, maka akan berimbas ke elektabilitas partai berlogo pohon beringin ini. Pasalnya publik tidak tertarik terhadap capres yang diusung Golkar.

 

Solusi terbaik adalah Airlangga harus memilih satu fokusnya saat ini. Jika tetap menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian maka akan sulit untuk mengejar ketertinggalannya dalam hal elektabilitas.

 

Tinggal dipilih saja meninggalkan yang mana supaya beliau bisa lebih fleksibel, karena kalau sekarang mau tidak mau harus mengurusi kementerian. Sebelumnya, Inisiator Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) ‎Sirajuddin Abdul Wahab mengatakan, elektabilitas Airlangga Hartarto sangatlah memprihatinkan.

 

Hal ini merujuk dari data survei Voxpol Center yang menyebutkan Airlangga Hartarto hanya mendapatkan 0,8 persen. Sementara di Indikator Politik Indonesia sebesar 0,2 persen. (*)

Ikuti tulisan menarik dezan news lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB