x

Gambar oleh myUKhub2 dari Pixabay

Iklan

Almanico Islamy Hasibuan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 November 2021

Rabu, 19 Januari 2022 12:49 WIB

Apakah Kita Harus Menjadi Negara yang Anti terhadap Impor?

Impor merupakan kegiatan membeli suatu produk dari negara lain atau negara mitra dagang, namun apakah impor memang selalu berdampak negatif seperti yang sering kita dengar sehari-hari?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

           Impor merupakan kegiatan membeli barang dari negara lain. Impor yang tinggi menyebabkan kerugian terhadap produsen, terutama produsen-produsen kecil atau yang baru saja berdiri. Produk-produk impor mengalahkan produk-produk lokal dan menyebabkan kecintaan terhadap produk lokal berkurang. Kita dapat menyimpulkan bahwa kegiatan impor lebih banyak memiliki kerugian daripada keuntungannya. Pernyataan ini tidak selalu benar. Impor memberikan dampak negatif jika barang yang diimpor banyak diproduksi di domestik dan kuantitas impornya yang tidak diatur. Hal inilah yang menimbulkan impor berdampak negatif terhadap domestik, namun impor juga memiliki keuntungan.

            Salah satu ciri negara tersebut dikatakan negara maju adalah tingkat ekspornya lebih tinggi dari imponya atau net ekspornya positif. Hal ini berarti bahwa negara maju sendiri tetap melakukan impor, namun ekspor mereka lebih tinggi dari impornya, oleh karena itu suatu negara tidak benar menerapkan anti terhadap impor. Impor sangat penting terutama jika barang yang diproduksi tidak ada atau tidak memenuhi di domestiknya. Kelebihan permintaan ini akan menyebabkan ketidakstabilan harga yang akan berdampak buruk terhadap negara tersebut.

           Salah satu barang yang diimpor Indonesia adalah kedelai. Indonesia memproduksi kedelai, namun permintaan terhadap kedelai di domestik lebih tinggi daripada produksi kedelai di domestik yang menyebabkan harga kedelai melambung tinggi jika tidak dilakukan sesuatu. Impor adalah solusi cepat terhadap permasalahan ini. Solusi yang tepatnya adalah meningkatkan produktivitasnya, namun lag atau periode antara peningkatan produktivitas ini tidak dapat langsung menutupi permintaan kedelai yang setiap hari dibutuhkan. Menurut data Kementerian Pertanian, 86,4% kebutuhan kedelai domestik dipenuhi oleh kedelai impor pada tahun 2020. Angka ini sangat besar jika kita tidak melakukan impor kedelai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Impor tidak selalu memberikan kerugian, impor sangat penting dalam beberapa skenario. Impor sangat penting jika permintaan domestik tidak dapat dipenuhi, impor juga sangat penting jika suatu negara ingin kegiatan perdagangan internasionalnya berjalan lancar. Kegiatan impor suatu negara terhadap negara lain akan dibalas dengan kegiatan impor dari negara tersebut atau dalam pelajaran biologi disebut sebagai simbiosis mutualisme. Hal ini berarti bahwa jika kita ingin kegiatan ekspor kita tetap tinggi, kita juga harus melakukan impor.

Pembatasan terhadap impor atau pemberhentian impor sama sekali akan dibalas oleh negara mitra dagangnya dengan memberhentikan kegiatan impornya dari negara kita atau ekspor kita menjadi berkurang. Hal ini menandakan bahwa impor berperan penting baik untuk pemenuhan permintaan suatu negara dan pelancar kegiatan perdagangan internasional negara bersangkutan. Alasan-alasan tersebut yang membuat kita untuk berpikir dua kali sebelum menjadi negara yang anti terhadap impor.

Ikuti tulisan menarik Almanico Islamy Hasibuan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB

Terkini

Terpopuler

Establishment

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 10 April 2024 09:18 WIB