x

Hobi ayam memang kian banyak dan pecintanya yang tak jarang fanatik.

Iklan

Arnee Soe

Pengembara
Bergabung Sejak: 25 Januari 2022

Selasa, 25 Januari 2022 19:44 WIB

Yu Tum Kejepit Ayam Goreng

Kisah tukang masak dan masakannya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Namanya Tuminah, tapi biasa dipanggil Yu Tum. Dan semua orang di Kampung Bulusan, Semarang, mengenalnya sebagai buruh serabutan. Dari mulai mencuci, seterika dan pekerjaan rumah tangga lainnya hingga menjadi  tukang masak jika musim hajatan kawinan dan sunatan tiba.

Sudah puluhan tahun Yu Tum melakoni pekerjaan ini karena banyak perut yang harus diisi setiap hari.  

Suaminya tidak bekerja, sedangkan lima anaknya, dua mantu dan tiga cucu masih tinggal satu atap dengannya. Tak ayal lagi Yu Tum selalu berputar otak untuk urusan perut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sing penting duwe beras (yang penting punya beras) ," cerita Yu Tum bagaimana ia memenuhi kebutuhan harian keluarganya. Kalau soal pelengkap nasi, lebih mudah dicari. Banyak cara didapatkan, salah satunya jika kepepet Yu Tum bisa "memanen" daun ketela rambat atau daun pepaya yang ada di belakang rumahnya atau milik tetangga sebelah.

Beda ketika musin hajatan, Yu Tum selalu kebanjiran order. Selain dikenal rajin, ia juga cekatan. Bisa dipastikan order sebagai tukang masak pun melayang ke tangannya. Dan ini juga berarti Yu Tum dan keluarga bakalan makan enak.

Bisa dibilang begitu karena setiap membantu di tempat orang yang "ngunduh mantu" atau sunatan, ia selalu membawa pulang berbagai macam lauk pauk yang bisa dibilang mewah untuk ukuran kantongnya. Ayam goreng dan rendang daging itu pasti. Minimal aneka macam sayur dan lauk selalu di bawanya pulang. Selain uang imbalan tenaga.

Tapi meskipun Yu Tum sangat rajin, sebenarnya ia punya sifat yang tidak disukai tetangga. Ini sudah menjadi rahasia umum. Hanya saja tidak pernah diungkapkan kepada Yu Tum.

Ya, setiap menjadi tukang masak di tempat tetangga yang kebetulan mempunyai ”hajat”, ia selalu "memborong"  makanan yang ada di dapur tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Kelakuannya menjadi bahan obrolan tukang masak di dapur. Tentu saja obrolan itu berlangsung ketika Yu Tum tak nampak batang hidungnya.

"Lho wong tadi opor ayam di wajan dihitung masih ada 15 potong, kok sekarang tinggal 9 potong. Lah lari kemana kalau tidak dibawa dia (Yu Tum-red). Wong dia yang dari tadi "nguplek" di dapur," tuduh Lastri, salah seorang yang ditugasi menjaga dapur.

Kejadian berulang. Namun, setelah sekian lama Yu Tum lolos dari hardikan tetangganya. Kali ini Yu Tum terpaksa mengakui setelah tertangkap tangan.

Peristiwa ini terjadi pekan lalu, sewaktu Romdanah tetangga Yu Tum bermaksud “ngunduh mantu” anak pertamanya. Pesta perkawainan digelar meriah dua hari dua malam dengan "tanggapan" tayub dan wayang kulit Ki Sigit Arianto, dalang  kondang asal Rembang.

Untuk menyiapkan hidangan bagi tamu undangan, Romdanah menyiapkan pasukan tukang masak. Yu Tum satu dari 10 orang yang didaulat Romdanah memasak berbagai macam makanan prasamanan. Aneka menu  seperti Ayam goreng, opor ayam, rendang daging hingga rames pun jadi makan besar saat perhelatan berlangsung.

Order yang lumayan pikir Yu Tum. Ini artinya selama tiga hari berturut-turut, ia tidak perlu pusing memikirkan bagaimana cara mencukupi kebutuhan perut keluarganya.

Selepas subuh, Yu Tum dan tukang masak lainnya sudah sibuk memasak di dapur. Mereka memang harus stand by di dapur sejak sehari sebelumnya.

Harapannya, beberapa masakan sudah siap untuk hantaran  sanak saudara dan sarapan orang-orang yang membantu mensukseskan hajatan tersebut. Ini sudah menjadi kebiasaan jika ada hajatan.

Setelah semua  masakan beres,orang-orang berkumpul menyantap hidangan yang disajikan. Tiba-tiba Romdanah clingak-clinguk. Dari semua orang yang berkumpul tak telihat Yu Tum disana.

”Yu Tum ning ndi (Yu Tum dimana)?” tanya Romdanah

Ning ndi maneh nek ora ning mburi, Yu.(Dimana lagi kalau tidak di dapur Yu..).”

Lastri langsung berseloroh.

Karena penasaran, Romdanah dan ibu-ibu tukang masak pergi ke dapur untuk membuktikan ucapan Lastri dengan mengintip dari bibir pintu dapur.

Terlihat Yu Tum tengah asyik membungkus sambal goreng, tumis buncis dan ayam goreng panass yang ada di nampan.

”Yu Tum, kuwi arep digawa ngendi ?” Tiba-tiba Romdanah sudah berada dibelakangnya.

Pertanyaan Romdanah mengagetkan Yu Tum. Dada ayam goreng lepas dari tangannya.

”Anu..ngapunten..Jarot anakku jaluk sayur, maksude arep tak jupukke sekalian.

Yu Tum beralasan.

Opo jek kurang, kan wis di jupukke sak rantang. Sesuk maneh ojo dibaleni, nek kurang yo ngomong. Ojo koyo ngono carane, opo kowe ora isin,”  Romdanah menasehati.

Mulakno ojo kemaruk. Opo-opo ki sak cukupe wae (makanya jangan rakus, semua itu secukupnya saja).”

Lasti mengingatkan.

 

Ikuti tulisan menarik Arnee Soe lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler